Akhirnya Jun memilih sebuah pedang, dia hanya bingung harus memilih apa dari berbagai senjata seperti pedang, kapak, busur, tombak, dll.
Dia bisa mengunakan berbagai senjata, apalagi di dalam Gate of babylon yang mempunyai berbagai senjata yang tidak terhitung jumlahnya.
Gate of babylon adalah kekuatan King of heroes Gilgamesh, berbagai senjata dari masa depan, masa lalu, masa kini, semuanya ada di dalamnya.
Apalagi Senjatanya bukan senjata biasa, melainkan senjata yang mempunyai kekuatan nya sendiri dan dilapisi mana yang sangat besar.
Di dalam Gate of babylon juga terdapat harta dari seluruh dunia, harta tersebut melebihi kekuatan Gilgamesh apalagi Jun.
Walaupun Jun memiliki kekayaan, kekayaan nya di hadapan harta-harta Gilgamesh tidak ada apa-apa nya.
Tapi dari semua senjata, ada sebuah senjata yang bisa mengguncang langit dan bumi, pedang tersebut yaitu Enuma Elish atau juga bisa di sebut sebagai EA.
Saat Jun memegang pedang yang akan di pilih nya, Instruktur memperhatikannya dan berbicara.
"Kadet Kim Jun, aku mengingat dirimu memakai tombak di akademi militer.." kata Instruktur sambil melihat kertas yang sedang di pegangnya.
Itu adalah kertas berisi informasi murid-murid, dari usia, asal kelahiran, orang tua, senjata yang di gunakan di akademi militer dll.
"Aku memutuskan untuk merubahnya." Jawab Jun dengan cepat.
Jun juga tidak ingat kapan dia mengunakan tombak, mungkin itu karena campur tangan tuhan.
"Setelah datang ke cube?." Kata Instruktur sambil bertatap muka dengan Jun dari jarak jauh.
Instruktur melihat mata Jun yang tidak memiliki rasa hormat, walaupun begitu instruktur merasa bahwa laki-laki di depannya sangat kuat seolah-olah seluruh dunia ini bisa musnah kapan saja jika ia ingin menghancurkannya.
Jika Jun tau monolog batin instruktur itu, dia akan berpikir kalau itu karena sifat Gilgamesh.
Gilgamesh sendiri adalah Raja yang sombong karena dia sudah bosan dengan semuanya.
Dan Instruktur benar, Jun bisa menghancurkan dunia ini kapan saja selama dia mau.
"Benar."
Instruktur diam dulu sebelum menjawab.."Baiklah, Semua keputusan yang dibuat di cube berada ditangan para kadet."
Karena percakapan mereka, murid-murid akhirnya memperhatikan Jun dan instruktur, tapi Instruktur langsung meninggikan suaranya.
"Tidak peduli apakah keputusan itu benar atau salah, kadet akan mengemban tanggung jawab penuh!."
"Jangan pernah lupakan itu!."
Setelah itu, Murid-murid akhirnya pada berbisik dengan pelan, namun karena Jun bukan orang biasa dia bisa mendengarkan semuanya.
"Apa dia sudah gila?."
"Kenapa dia memutuskan pergi ke Cube jika langsung mengganti persenjataannya di awal tahun?."
"Aku tidak paham."
"Apakah aku harus menghajarnya di pertempuran realistis nanti?."
"Bukankah dia hanya mencari perhatian?."
Jun tersenyum jahat di dalam hatinya saat mendengar bisikan para murid, Jun pasti akan menghajar mereka di pertempuran realistis nanti sampai babak belur hingga orang tuanya tidak mengenalnya.
Jelas dia bukan orang baik, dan naif yang akan memaafkan seseorang setelah membicarakannya seolah-olah dia hanya badut.
'aku memang bukan protagonis manhwa yang naif.' pikir jun sambil berjalan ke arah tempat latihan.
'Karena aku sudah memilih senjataku, saat nya beralih ke Talent.'
'TALENT', Bisa di bilang kemapuan ini adalah Spesialis masing-masing orang, kebanyakan hanya memperoleh satu tetapi ada beberapa karakter yang terkecuali.
Memiliki baik Talent inaktif dan talent aktif, pemilik sword saint, Kim Suho.
________
"Hm?."
Kim Suho berjalan ke arah wanita yang sedang memegang busur di tangannya.
"Char Nayun kau berlatih di sini juga?."
"Memang alasan apa lagi aku di pusat latihan?." Kata Nayun dengan kesal.
pria seperti itu menjadi orang terbaik di kelas..pikir nayun.
"Tempat ini sepi setelah kelas, jadi aku datang kesini." Kata Suho sambil tersenyum canggung dan menggaruk bagian kepalanya.
"Melihamu menjadi mengingatkanku akan sesuatu, kita memiliki seseorang yang menggantikan senjatanya."
"Seseorang yang menggantikan senjatanya?..ah, si Jungi atau siapapun itu."
"Itu benar! Pria itu.." Suho tidak melanjutkan bicaranya karena reaksi nayun sangat jelek.
"Kenapa reaksi mu seperti itu?."
"Si Jungi atau siapalah itu, aku tidak bisa menerimanya."
"Kau bahkan tidak bisa memanggilnya seperti hero, dia mungkin sudah menyerah menjadi hero, karena dia tidak akan tertulis sebagai dropuot jika dia pensiun dini, dia hanya mau bertahan sedikit lebih lama."
"Mengatakan kalau dia sudah menyerah...kau tidak bisa mengatakan itu dengan entengnya." Kata Suho sambil tersenyum.
"Hah? Apa?." Alis Nayun berkerut melihat senyuman ramah Suho.
"Jangan mendikteku!."
"Ha?, maaf." Kata Suho dengan bingung.
"Kalau kau tidak berlatih pergilah dari sini!!." Teriak nayun.
Jun yang sedang berjalan menggaruk kupingnya karena mendengar teriakkan wanita di dalam pusat latihan.
Saat Jun terus berjalan, akhirnya dia melihat Kim Suho dan Chae Nayun yang sedang berteriak-teriak kepada Suho.
"Hm?, ada seseorang ternyata."
Suara Jun mengehentikan mereka, Suho dan Nayun langsung berbalik dan melihat ke arah Jun yang sedang berjalan.
"Kim Jun?, apa yang kau lakukan di sini?." Kata Suho.
Jun melihat ke arah suho dengan aneh, maksudku alasan apa lagi jika kita di pusat pelatihan?.
"Latihan lah, bagaimana bisa kau bertanya seperti itu."
"Hah? Oh maaf." Kata Suho dengan Canggung.
Benar juga, kenapa dia bisa lupa kalau bertanya seperti itu seperti orang bodoh.
Jun menggelengkan kepalanya dan melihat ke arah Chae Nayun yang sedang dari bawah ke atas hingga akhirnya tatapan mereka bertemu.
"Kenapa?." Kata Jun.
"T-tidak, tidak ada apa-apa." Kata Nayun.
Sebagai Chaebol Nayun sudah sering melihat pria tampan dan wanita cantik lainnya, namun baru pertama kalinya dia melihat pria yang sangat tampan, bahkan pria-pria yang di lihatnya sebelumnya tidak ada apa-apa nya di hadapan Kim Jun.
Nayun terpesona sedikit, wajah tampan, badan tinggi,bahu lebar, ini tipe ideal yang di inginkan para wanita, namun Nayun dengan cepat melupakan pikiran tersebut.
Dia akan mencintai seseorang yang lebih kuat darinya.
"Jadi kamu adalah Kim Jungi?."
"Hah?, Kim Jungi? Siapa itu? Aku Kim Jun bukan Kim Jungi." Kata Jun sambil tersenyum masam.
Baru pertama kalinya dia di panggil namanya dengan salah.
"Oh, maaf kalau begitu."
"Tidak apa-apa, santai saja." Kata Jun sambil menggelengkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong, Kim Jun, bolehkah aku bertanya sesuatu?, jika kamu tidak nyaman tidak perlu di jawab." Kata Suho.
Dia hanya ingin menanyakan kenapa Jun Menganti persenjataannya.
"Tidak apa-apa selama mempunyai batas, jadi apa?."
Suho mengangguk dan berbicara "Kenapa kau menggantikan senjatamu?."
Nayun juga penasaran, apakah Jun memiliki alasan khusus? Atau apa, jadi dia mengangguk.
"Aku juga penasaran."
"Kalian penasaran?, apa-apaan, yah tidak ada alasan khusus aku hanya melakukan sesuatu yang membuat ku nyaman saja."
"Mungkinkah skill tombak mu sangat buruk?." Kata Nayun sambil tersenyum main-main.
"Apa kau mengejek ku?, ngomong-ngomong pasti skill memanahmu lebih buruk." Kata Jun sambil tersenyum mengejek.
Serius, dia tidak bermaksud mengejek, itu hanya Sifat Gilgamesh saja yang mempunyai kesombongan.
Nayun yang melihat senyuman mengejek Jun, urat-urat nya menonjol di dahinya, artinya jelas dia marah.
"Kau!!!." Teriak Nayun sambil membidik panah nya ke arah Jun.
Jun yang melihat ini bingung, dia tidak panik saat melihat Nayun membidiknya dengan panah.