webnovel

Suami Kasar dan Istri Durhaka!

Terkejut dengan apa yang terjadi. Kedua mata mereka saling pandang satu sama lain, bahkan keduanya juga sama-sama tak berkedip. Posisinya saat ini Kana berada di atas tubuh Ando karena dia yang terjatuh karena Ando menarik kakinya.

Sedangkan Ando saat ini tengah merasakan sesuatu yang membuatnya sangatlah tidak nyaman, dan ketika menyadari kalau posisinya dengan Anya terlihat begitu berbahaya sehingga membuat dia langsung saja mendorong tubuh Anya ke samping.

Anya tersungkur namun bukan ke lantai melainkan atas ranjang yang empuk.

"Kenapa kamu mendorongku!" ucap Anya dengan sangat kesal.

"Suka-suka aku, dan... dan... lagi pula untuk apa kamu berlama-lama di atas tubuhku?" cetus Ando yang terlihat dari gugup.

"Siapa yang berlama-lama? Ingat ya aku jatuh tak sengaja dan lagi pula itu semua karena ulah kamu," jawab Anya yang seolah-olah disalahkan padahal dia terjatuh karena Ando yang tadi menarik kakinya. Dan jika dia bisa memilih dirinya juga tak mungkin ingin terjatuh di atas tubuh Ando, lebih baik dia jatuh di atas meja lantai dari pada di tempat seperti seperti itu.

"Kau menyalahkan aku Anya? Itu semua salah kamu, ingat ya kamu yang melompat-lompat di ranjang ini," cetus Ando yang tak terima dengan Anya.

Jika dilihat-lihat keduanya sudah seperti kucing dan anjing, tidak selalu akur sedikit pun padahal keduanya telah menjadi Suami Istri.

"Bawel sekali om tua satu ini," celetuk Anya dengan wajah yang amat datar.

Panggilan yang amat dibenci oleh Ando, entah sudah berapa kali dia mengatakan kalau dirinya tidak tua hanya saja perbedaan umur mereka yang lumayan jauh atau mungkin Anya yang terlalu muda untuknya.

"Dasar Istri durhaka," ucapnya dengan mendorong bahu Anya.

"Suami kasar," cetus Anya saat menerima perlakuan kasar Ando.

Tanpa berucap dan malas melanjutkan pertengkaran ini, Anya menjatuhkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.

Ando yang menyadari itu sontak langsung saja melihatnya, "Setiap hari aku pasti akan gila berada satu atap dengan wanita ini," cetusnya dengan kesal.

Melihat Anya yang tertidur dengan pulas begitu cepat membuat Ando menggelengkan kepalanya. Dia pun juga harus tidur karena dirinya sudah sangat mengantuk. Namun sebelum menjatuhkan tubuhnya, Ando mengambil bantal guling yang akan dia buat sebagai batasan.

Dia meletakkan bantal guling tersebut ditengah-tengah mereka, Ando melakukan itu semua karena takut jika nanti dia berbuat sesuatu terhadap Anya.

Dan ketika baru saja dia ingin memejamkan kedua matanya namun tiba-tiba saja ponsel miliknya yang berada di atas meja samping ranjang berbunyi sehingga sontak membuatnya mengambil ponsel tersebut.

"Siapa yang menelepon malam-malam seperti ini?" ucapnya bertanya kepada diri sendiri, namun ketika melihat nama yang tertera di layar ponselnya sontak Ando melebarkan kedua matanya.

"Halo Ayah, ada apa?" tanya Ando.

"Apa kamu berhasil membujuk Anya dan dia masih marah ya sama Ayah?" tanya Ayah mertuanya.

Ando yang saat ini tengah berteleponan dengan Ayah Anya tetapi tidak membuat Anya bangun karena bising suaranya, namun hal tersebut justru sangatlah bagus bagi Ando.

"Ya dia sepertinya masih marah dengan Ayah dan tak usah khawatir karena aku akan mencoba membujuknya, lalu tadi dia juga tak semarah tadi," jawab Ando sambil melirik Anya yang tertidur dengan sangat pulas. Ya, jika Anya terbangun dari tidurnya mungkin dirinya akan habis ditangan Istrinya itu sebab pasti Anya akan marah kalau dirinya telah menjadi mata-mata Ayahnya.

"Ayah sudah duga, tapi kamu sudah mencoba membujuknya kan?"

"Sudah Ayah, namun.... "

"Bujuk saja dengan ekhemm... ekhemm.... " ucap Ayah Anya sehingga membuat Ando menaikkan alisnya karena kebingungan apa maksud dari ucapannya.

"Apa itu ekhemm... Ekhemm... Ayah?" tanyanya dengan suara yang sedikit pelan karena melihat Anya yang bergerak.

"Kau itu seorang pria masa tidak tahu."

Ando pun memikirkan ucapan Ayahnya, apa yang harus diketahui oleh seorang pria seperti dirinya. Dia benar-benar bingung dengan ucapan Ayah Mertuanya itu. Dan saat dirinya ingin membuka suaranya kembali untuk bertanya namun dia terkejut ketika mendengar....

"Aduh... pelan-pelan bodoh!"

Mendengar suara Anya pun membuat Ando memutarkan kepalanya melihat apa yang terjadi, namun dia justru bingung ketika kedua mata Anya menutup dan mulutnya berucap sebab sepertinya Istrinya itu melindur sedangkan teleponnya kepada Ayah mertuanya masih saja tersambung sehingga dapat mendengarkan situasi saat ini.

"Ando maaf ganggu ya, senang-senang dengan Anya dan berikan cucu untukku," ucap Ayah mertuanya dalam telepon dan langsung saja mematikan sambungan telepon.

Ando yang mendengar ucapan barusan sontak langsung saja melempar ponselnya ke atas ranjang, rupanya sejak tadi Ayah mertuanya tentang memikirkan hal itu, terlebih lagi dengan suara Anya yang tengah melindur. Entah apa yang sedang Anya mimpikan saat ini sehingga membuatnya berucap seperti itu.

***

Pagi hari dengan status baru dalam hidupnya, Gita yang terbangun dari tidurnya dan yang pertama kali dia lihat adalah seorang pria tua yang amat menyebalkan.

"Mimpi apa aku semalam bisa-bisanya tidur satu ranjang dengan pria ini yang sekarang telah menjadi Suamiku," ucapnya dengan menatap wajah Ando.

Dia pun langsung saja turun dari ranjangnya dan masuk ke dalam kamar mandi, Anya juga tak lupa membawa handuk dan pakaiannya agar kejadian memalukan saat itu tak terulang lagi.

Sedangkan Ando yang tengah tertidur pulas terganggu dengan suara notifikasi yang terus saja masuk dalam ponselnya.

Dia bangkit dari tidurnya dan menatap sampingnya yang sudah kosong.

"Sepertinya Anya sudah bangun," ucapnya dan segera langsung mengambil ponselnya untuk melihat pesan yang sejak tadi menganggu.

Dan ketika Ando melihat layar ponselnya sontak kedua matanya membulat terkejut.

"Arghhh... aku rupanya sudah telat," ucapnya ketika mendapatkan pesan spam dari temannya kalau dirinya belum sampai rumah sakit tempatnya bekerja.

Dia pun bergegas turun dari ranjangnya.

Tok!

Tok!

"Anya cepat keluar, aku mau mandi!" ucap Ando dengan mengetuk-ngetuk pintu berulang kali dengan begitu kencang.

Anya yang sedang berada di dalam kamar mandi tentu saja kesal karena merasa sangat terganggu.

"Berisik sekali kamu Ando, menganggu saja," jawab Anya dari dalam.

"Cepatlah aku sudah telat, sekarang aku lebih penting dari pada kamu manusia pengangguran," cetusnya sehingga membuat Anya kesal. Dia memang seorang pengangguran namannya juga seseorang yang baru lulus, namun Anya memilih rencana untuk kuliah hanya saja dia belum menemukan universitas yang tepat.

Tok!

Tok!

"Anya cepatlah!" ucapnya yang masih menunggu Anya keluar.

Dan akhirnya penantiannya datang, Anya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang datar.

"Ccckkk... ganggu saja," ucap Anya dan melangkah namun saat Ando ingin masuk ke kamar mandi tiba-tiba saja dia terkejut dengan seekor laba-laba yang berada di cermin.

"Arghhhh.... " Ando berteriak dan berlari hingga menabrak tubuh Anya.

Bruk!

Ceklek!

"Kalian sudah bangun.... "