webnovel

I Love You, Goodbye

"Teruntuk calon suamiku di masa depan, Aku mencintaimu. Aku ingin menjadi Ibu dan madrasah pertama untuk anak-anak kita kelak." -‐------------------‐‐-‐------------------‐‐-‐------------------‐‐-‐---- Hidup Thalita Afifa Assegaf berubah 180 derajat ketika Ia menginjakan kakinya pertama kali di Turki. Ia tak menyangka jika Ia akan betah tinggal di Kota Istanbul dan membuatnya akhirnya benar-benar menetap di Istanbul. Demi menghapus kenangannya di Jakarta, Thalita pun melabuhkan Kota Istanbul. Bertemu dengan Furqan Athagul, CEO Perusahaan provider seluler ternama di Turki. Ia adalah seorang Pria yang bisa dengan mudahnya menaklukan hati wanita. Ketampanan Furqan sudah tak perlu diragukan lagi di seantero Turki, gadis mana yang tak jatuh hati. ** Keadaan Turki yang carut marut karena pertikaian politik membuat banyak kerusuhan dimana-mana, imbasnya banyak para imigran di Turki yang harus menerimanya. Thalita pun karena satu hal harus bertransformasi menjadi Thalita yang baru. ** Mata Furkan tak bisa lepas dari wanita berbaju merah tersebut, wanita itu mengibaskan rambut lurus panjangnya dan melengos di depan Furkan. Furkan sangat yakin jika wanita yang Ia lihat adalah wanita yang sama, wanita yang merupakan mantan tunangannya. Ia benar benar terkejut akan perubahan wanita itu. ** "Sayang, maafkan aku... Jangan pernah ucapkan selamat tinggal! Aku tak pernah siap dengan perpisahan sampai kapan pun denganmu!" ujar Furqan. Thalita menitikkan air matanya. "Aku mencintaimu, tapi aku tak sanggup selamanya bersamamu! Selamat tinggal!" Apa yang sebenarnya terjadi dengan Thalita dan Furqan? **

HYEONA · Urbano
Classificações insuficientes
166 Chs

82. Penyesalan

Jakarta, Indonesia, September 2018

Di malam hari, ketika waktu tepatnya pukul 02.28 waktu Indonesia Bagian Barat, Thalita masih belum tertidur. Hatinya menyuruhnya untuk memberanikan diri menghubungi Sang Ibu.

Dalam hatinya merasa jika ini akan menjadi salahnya jika Ia tak kunjung menelpon Ibunya untuk memberikan kabar mengenai dirinya yang kini sudah kembali ke Indonesia. Seperti yang diketahui, Ia melarang untuk memberitahukan keadaan yang sebenarnya dirinya kepada Sang Ibu.

Ia pun melihat ke Smartphonenya jam berapa di Istanbul sekarang.

"Wallah, sekarang sudah jam setengah sembilan di sana."

Thalita membuatkan hati untuk menlpon sang Ibu.

Nada tunggu karena sang Ibu tengah menelpon pun didengarkan Thalita.

Thalita tak menyerah untuk menunggu hingga sang Ibu selesai menerima panggilan tersebut.

Akhirnya Sang Ibu menjawab teleponnya.

"Anne..."

Suara Thalita menyiratkan kebahagiaan karena akhirnya mengabari sang Ibu.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com