webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Adolescente
Classificações insuficientes
521 Chs

Tega

"Kok kamu gitu sih? apa-apaan sama Farah tadi siang?"

"Kenapa kamu marah?kita cuman makan siang." Dariel sambil merapikan dokumen yang ada dimeja kerja lalu mengambil tas kecilnya.

"Suap-suapan maksud kamu?"

"Kenapa emang?perasaan kamu ga enak?sakit?ga terima?"

"Maksud kamu?"

"Coba sekarang kamu bayangin gimana perasaan aku yang tahu telepon aku dicuekin gara-gara pacarnya lagi ciuman sama orang lain?". Perkataan Dariel membuat Ara terkejut.

"Riel...a..aku."

"Salah aku apa sih Ra?"

"Riel aku sama .."

"Asal kamu tahu Ra, hal yang kaya gini tuh bukan apa-apa buat aku. Aku pernah kok ngalamin waktu orang yang aku suka malah mesra-mesraan sama kakak aku sendiri dan aku ga papa. Kenapa?setidaknya dia dapat yang lebih baik dari aku. Kalo kamu juga kaya gitu, aku ga papa tapi kenapa ga ngomong?aku juga ga akan minta-minta kamu tetep sama aku kok, aku tahu kok kurangnya aku dimana.."

"Riel..aku jelasin dulu ya.." Ara dengan suara melemah sekarang mencoba mendekati Dariel namun lelaki itu langsung menjauh selangkah.

"Dirga mungkin lebih baik dari aku, aku ga papa kok. Aku juga tahu diri. Selama ini aku kan yang selalu minder sama kamu dan ini selalu menjadi bahasan pertengkaran kita. Kalo sama Dirga mungkin kamu ga usah debat lagi soal ini. Dia jauh-jauh lebih baik daripada aku."

"Riel..jangan ngomong gitu.."

"Ini kantor aku ga suka bahas ini.."

"Kalo gitu kita ngobrol diluar."

"Aku lagi ga mau ngobrol apapun, coba kamu pikirin aja. Aku cuman pingin tahu salah aku apa? Selama ini aku ga pernah maksa kamu apapun." Dariel menyentuh pegangan pintu ruangannya.

"Kamu tuh selalu sibuk Riel, kamu tuh selalu sibuk sama kerjaan kamu. Dibanding aku kayanya kamu lebih baik berlama-lama sama dokumen-dokumen kamu itu sementara aku kamu cuekin. Aku cape Riel pacaran diem-diem gini. Apa-apa harus nunggu sepi, belum lagi kalo kita keluar terus nemu orang yang kita kenal dikantor mendadak kita ga jadi jalan kesitu. Aku tuh ga mau kaya gitu, aku pingin kita pacaran tuh bebas Riel dan sama Dirga aku tuh bisa kaya gitu."

"Ya udah kamu pacaran aja sama Dirga, Maaf ya Ra kalo aku ga bisa jadi pacar harapan kamu. Aku pulang duluan.." Dariel pergi begitu saja meninggalkan Ara yang masih terpaku dengan ucapan Dariel tadi. Apa dia tak salah dengar tadi?apa itu berarti dia dan Dariel putus?. Ara masih mencerna setiap perkataan Dariel matanya kini mulai basah dan dia hanya bisa berjongkok disana sambil menangis.

****

Dering ponsel Jay berbunyi dengan segera dia mengecilkan volume tv-nya lalu mengangkat telepon dari Tiara.

- Halo

- Kamu dapet darimana foto itu?

- Aku yang foto sendiri

- Maksud kamu apa kirim-kirim ke aku?

- Ya supaya kamu tahu Kak Dirga disini gimana.

- Masa sih kak Dirga gitu?selama ini hubungan kita baik-baik aja.

- Ya itu buktinya dia gitu.

- Dia ciuman sama Kak Ara, yang jelas-jelas kakak kamu. Ini rencana kaliankan buat hancurin hubungan aku?kok kamu tega sih Jay?kita kan baik-baik aja selama ini.

- Kok kamu jadi nuduhnya gitu?kakak aku juga udah punya pacar dan aku ga ada niat sama sekali buat ngehancurin hubungan kamu.

- Aku tahu aku yang mutusin kamu, ini tuh kamu ga terima?atau gimana?

- Ra kok mikirnya jadi macem-macem sih?

- Kalo aku ga terima udah dari dulu aku protes masa sekarang. Ini tuh karena aku anggap kamu temen aku, sahabat aku, cuman itu.

- Kak Dirga sendiri kok yang ngerasa dijebak sama kamu sama kakak kamu. Dia udah jelasin semuanya ke aku.

- Dan kamu percaya?

- Iyalah, dia pacar aku.

- Iya aku tahu, akukan cuman temen kamu. Ya udah gimana kamu mau marah sama aku, mau benci sama aku, aku ga papa. Aku cuman ga mau kamu dibohongin. Aku udah ingetin kamu Kak Dirga itu ga baik. Maaf aku ganggu kamu.

Jay dengan suara lembutnya lalu Tiara diam dibalik telepon tak bersuara sedikitpun.

- Ya udah kalo ga ada yang mau disampein lagi, aku tutup teleponnya ya.

Jay mengakhiri pembicaraan mereka. Ada rasa kecewa dalam dirinya, kenapa Tiara berpikir seperti itu?Dia seperti orang yang baru mengenal Jay padahal Jay tak ada niat sedikit pun untuk menganggu hubungan mereka.

# Kak aku kerumah kakak, jangan pergi.

Ketik Jay pada nomer Dariel dan dengan segera dia berganti baju lalu mencari pak Kahar untuk mengantarnya. Dia butuh teman mengobrol sekarang dan dia rasa Dariel orang yang tepat untuk mendengarkannya padahal Dariel sendiri masih pusing dengan permasalahan Ara. Sesampainya disana Jay langsung mengetuk pintu pagar dan sosok pria dengan baju putih polos pun datang membukakannya.

"Ayo masuk.." Dariel dengan ramah menyambut kedatangan Jay mereka duduk bersama di ruangan tengah Dariel yang saat ini dipenuhi dokumen penting.

"Kakak lagi kerja?"

"Engga, lagi baca-baca laporan aja.."

"Aku ganggu ya?"

"Engga, bentar kakak ambilin minum." Dariel bergegas menuju dapurnya dan membawa minuman untuk Jay.

"Kamu sama siapa?"

"Dianter Pak Kahar.."

"Suruh masuk aja, kasian nunggu diluar.."

"Ga papa katanya."

"Kenapa?lesu gitu.."

"Tiara telepon aku, dia marah sama aku."

"Kenapa marah?"

"Karena aku kirim foto Kak Dirga lagi ciuman sama kakak."

"Terus?dia harusnya bilang makasih dong."

"Dia nyangkannya aku kerjasama sama kakak buat jebak kak Dirga."

"Kok dia gitu sih?"

"Dia bilang Kak Dirga yang cerita dan dia percaya."

"Wah..aneh banget, dia yang salah dia malah nuduh orang. Dia jadiin kamu kambing hitam aja supaya hubungannya sama Tiara baik-baik."

"Ya makannya aku ga ngerti kak, niat aku kan baik.."

"Ya udah sabar dulu Jay, kamu jelasin sekarang pun dia ga akan percaya dia lagi marah-marah-nya sama kamu biarin dia tenang dulu, pasti ada saatnya kok kebohongan Dirga itu keungkap.."

"Kakak marahin kak Dirga dong.."

"Kenapa kakak harus marah?"

"Dia juga cium kak Ara.."

"Tapikan kak Ara-nya mau, kalo dia maksa baru kakak marahin."

"Kakak marahan sama kak Ara?"

"Iya..."

"Aku ga maksud buat rusak hubungan kak Dariel."

"Iya kakak tahu, kakak juga ga mikir gitu. Tenang aja...."

"Kakak putus?"

"Ga tau, ga jelas. Kita tadi berantem dikantor tapi ya...kita ga bahas terlalu jauh juga, kakak ga mau sampe orang-orang nanti denger disana."

"Kalo kak Ara minta maaf, kakak mau terima?"

***To be continue