WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.
"Berdiri sayang.." Dariel memerintah sekarang. Dia segera menarik badan Deby untuk menungging sementara dirinya dibelakang sudah siap untuk memulai permainan. Perlahan kenjantananya itu diarahkan masuk ketempat seharusnya.
"Ahh...banghh..." Teriak Deby kecil sementara Dariel merasakan kesempitan tapi begitu nikmat. Dia mendorong lagi miliknya, sepertinya Dariel mengalami sedikit kesulitan, dia seakan sedang memerawani seorang wanita lagi.
"Ahhh...bangh..pelan.."
"Belum semua sayang, tahan....." Dariel terus mendorongnya dengan begitu perlahan dan saat semuanya tenggelam Dariel terdiam sejenak. Dia kini membungkuk mendekati Deby.
"Mulai yah…" Bisik Dariel menggoda. Kini dia memulai pergerakan yang akan menimbulkan kenikmatan ke level yang lebih tinggi. Pinggulnya yang kekar mulai bergerak maju dan mundur secara perlahan terlebih dahulu hingga lama kelamaan Gerakan itu cepat dengan sendirinya.
"Ahhh....Ahhh...." Deby menggigit bibirnya kecil sendiri. Antara sedikit ngilu dan nikmat bercampur. Miliknya benar-benar terasa penuh dan terisi. Gerakan Dariel semakin membuatnya terpesona dengan percintaan ini padahal dia jelas tahu ini adalah hubungan yang terlarang. Tapi ya sudahlah dia tak mau memikirkan hal itu dulu untuk sekarang dia tak bisa menolak gejolak dalam dirinya yang juga ingin memiliki Dariel. Dia suka dengan suami majikannya itu. Apalagi dilihat dari rupanya jelas menggoda. Ternyata benar saja, sekarang dapat dia rasakan tubuh Dariel yang menggoda dan nikmat tentunya. Dia pandai membuat wanita tergila-gila padanya. Dariel benar-benar paket lengkap. Rasanya ini seperti malam pertamanya. Dia merasa seakan kejantanan Dariel yang pertama menembus miliknya. Dia belum pernah merasakan hal senikmat ini bahkan dengan mantan suaminya terlebih dahulu pun tak sampai seperti ini. Kenikmatan ini akan selalu dia ingat sepanjang hidupnya.
"Ahh...ahhhh.." Dariel ikut mendesah seakan membalas desahan Deby sebelumnya. Dia juga tak lupa untuk ikut membungkuk agar bisa memegangi dua bukit kembar yang kini bergerak-gerak menggoda. Tangan besar Dariel meremasnya. Memilin-milin kecil puncak payudara itu. Dia senang bulatan kecil itu. Hanya dengan gerakan kecil yang dilakukan Dariel saja Deby benar-benar semakin basah padahal Keran sudah dimatikan Dariel sejak tadi. Bosan dengan posisi itu. Dariel langsung membalikkan badan Deby. Mengangkat satu kakinya keatas pinggang lalu kembali menusuk dengan nikmat lubang surgawinya. Tangan Deby kini melingkar erat di bahu Dariel. Nafasnya terdengar jelas akibat jarak yang begitu dekat. Sekali lagi Deby mencium bibir Dariel dengan ganas. Dia tak bisa menahan birahinya begitupun Dariel yang terlihat begitu menikmatinya. Akhirnya birahinya tersalurkan juga. Ara terlalu sibuk dengan pekerjaannya belakangan ini. Sampai rumah biasanya dia langsung mandi, bermain dengan Triplets dan tidur. Begitulah kesehariannya. Rasanya kalau bukan Dariel yang meminta mungkin Ara tak akan pernah ingat dengan kewajibannya sebagai istri.
"Sshhh...ahh..." Desah Deby sambil menyembunyikan kepalanya dipunggung Dariel. Badannya benar-benar terguncang oleh kekuatan Dariel.
"Enak sayanghhhh?"
"Enak banghh, Ahhh..."
"Abang kasih tanda ya.." Dariel meraih ceruk leher Deby dan menghisapnya agar warna merahnya keluar. Dia benar-benar lupa diri sekarang. Dariel tak sadar dengan perbuatan nistanya. Hanya karena nafsu yang merajai diri akal sehatnya hilang begitu saja. Harusnya dia sadar dia sudah menikah punya tiga anak pula yang masih kecil. Bagaimana jika Ara sampai tahu dan memergokinya?Bukan hanya karirnya tapi kehidupannya pun pasti langsung tamat. Ara tak mungkin tinggal diam. Dia bisa saja mengadukannya pada Kenan yang akan memberi pelajaran teramat perih pada suaminya itu. Perceraian bahkan bisa jadi pilihan Ara jika memang itu benar terjadi. Siap-siap saja Dariel dan Deby masuh neraka dunia yang dibuat Kenan.
"Banghhhh...ahhh aku lemes.."
"Lemes?baru juga sebentar." Dariel menyeringai kecil. Dia merasa perkasa sekarang. Kini Dariel menggunakan kekuatannya untuk mengangkat kedua kaki Deby dan menyudutkannya di tembok tepat samping showenya. Punggung Deby merasakan dingin namun dibawah sana sangat panas dan bergairah. Dariel benar-benar membuat Deby pasrah akan diperlakukan bagaimana. Dariel pintar memuaskannya. Dia bagaikan ratu yang sedang dilayani. Mereka bercinta lagi dengan posisi itu bahkan suara peraduan mereka semakin terdengar jelas.
"Ahhh…kamu enak deb…" Dariel melontarkan pujian lalu melumat bibir Deby dengan nafsu yang tak terbendung. Menarik-narik lidahnya dengan gemas dan mengairahkan. Ciuman mereka tak kalah panas dengan percintaannya. Ini benar-benar gila. Dariel dan Deby seperti seorang maniak Seks. Selang beberapa menit Dariel mulai menggendong Deby lagi kearah Bathtub. Mereka duduk disana. Dariel kini menyuruh Deby yang aktif bergerak. Deby yang duduk dipangkuan Dariel segera menggerakkan pinggulnya. Dia ingin membuktikan bahwa dia juga bisa memuaskan Dariel. Bagaimanapun dia punya pengalaman bercinta jadi…ini saatnya Deby membalas dendam.
"Yang cepet sayang..." Pinta Dariel merasa ada yang kurang dengan gerakannya. Deby menurut dan semakin menjadilah kenikmatan itu. Pantulan payudara Deby semakin terlihat naik turun dengan cepat tapi justru itu semakin menggoda.
"Ahh..ahh...ya sayanghh..." Desah Dariel sambil melihat peraduan mereka. Tak tinggal diam Dariel mulai memainkan lagi payudara Deby dengan mulutnya. Menjilat-jilat, menghisap payudara itu dengan kuat. Jika soal ukuran memang kepunyaan Deby lebih besar disbanding istrinya tapi jelas jika soal putih Ara pemenangnya. Badan Ara jelas menandakan bagaimana dia merawatnya dan menunjukkan seberapa tebal pula dompetnya. Mungkin perawatan Ara dari bawah kaki sampai ujung rambutnya membutuhkan biaya yang fantastis. Dariel kadang belum terbiasa dengan gaya hidupnya. Wajar sih bagaimanapun Ara hidup di keluarga yang serba berkecukupan.
"Banghhhh aku keluar..."
"Keluarin aja sayang..." Dariel mesra dan tanpa perlu waktu menunggu lagi Deby merasakan orgasmenya. Ah...ini benar-benar enak.
"Aku belum..." Dariel kini menyuruh Deby mengangkang didepannya sementara dirinya bergerak dengan cepat.
"Ahhh...ahh...banghhh pelan..."
"Dalem..luar sayanghhh?" Dariel dengan tergesa-gesa. Dia rasanya akan keluar juga.
"Luar ajahhh Ahhh..."
"Gahh enakk donghhh ahh..." Dariel menawar dengan tetap bergerak. Dariel harusnya tahu konsekuensi jika dia mengeluarkannya di dalam.
"Bang..ahh...aku keluar lagihh..." Deby begitu cepat merasakan orgasme keduanya sementara Dariel masih bergerak cepat.
"Ahhh deb..Deby...Abang keluar..Ahhhhhhhh...." Dariel menyemprotkan cairannya didalam. Teriakannya sedikit panjang dan nikmat. Dariel dibuat ngos-ngosan. Deby langsung lemas dalam pelukan Dariel.
"Kalo Ara sampai tahu gimana bang?"
"Engga, ga akan tenang aja. Kamu bener-bener enak Deb…" Puji Dariel sambil mengusap pelan punggung Deby yang basah.
"Abang juga jago mainnya.."
"Kalo jago, mau lagi dong?"
"Bang…aku ngerasa diawasin kalo disini."
"Oke..Abang sewa hotel nanti." Dariel rupanya ingin ada pertemuan selanjutnya. Deby melepaskan pelukannya dan menatap Dariel.
"Bang ini…"
"Ssttt….hidup kamu abang yang jamin." Dariel segera memotong kalimat Deby dan seketika menciumnya. Ciuman yang basah dan menggelora.
"A…Abang…" Ara tak percaya dengan pemadangan yang ada dihadapannya. Lututnya lemas bukan main. Dia tak percaya jika kali ini dia memergoki suami dan pengasuh anaknya bertelanjang dikamar mandinya sendiri sedang berciuman pula. Hatinya terkoyak dan dunia seakan runtuh sekarang. Semua hancur dan tak bersisa.
****To Be Continue
Makin Hot nih bang Dariel!!!
Ara auto:
~kumenangis.....membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku, kau duakan cinta ini...kau pergi bersamanya....~~
Don't forget leave comment and vote ya :)