webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Adolescente
Classificações insuficientes
521 Chs

Cemburu Lagi

WARNING!! Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.

"Sica..." Seseorang memanggil saat Jesica dan yang lain akan masuk ke restorannya.

"Eh rendi.." Jesica sambil melihat ekspresi Kenan. Dia segera mengaitkan tangannya di lengan Kenan.

"Ketemu lagi.." Rendi tanpa canggung memeluk sebentar Jesica membuat Kenan jelas tak menyukainya.

"Iya, sekalian sama temen sama suami juga ada urusan. Mas kenalin temen aku Rendi."

"Kenan..suami Jesica." Kenan seolah mempertegas statusnya, Jelas saja hal itu dia lakukan karena dia tak suka dengan lelaki dihadapannya. Dia masih ingat jika dulu Rendi adalah orang yang pernah memeluk dan memuji istrinya cantik.

"Katanya mau mampir ka ke tempat aku.."

"Iya maaf, aku baru ke Jogja lagi aja sekarang."

"Ya udah sekalian makan malem yuk mampir."

"Hm...gimana Mas?"

"Yang lain gimana? " Tanya Kenan pada James dan Dinda.

"Pasti ga akan nyesel, ramen bikinan aku enak kok."

"Oh..Ramen. Boleh tuh kebetulan lagi pingin." Dinda kini antusias.

"Ya udah ayo aja." Kenan mengiyakan masih dengan ekspresi tak sukanya. Mereka pun kini berjalan ke arah kedai milik Rendi. Aroma khas ramen langsung menusuk hidung saat mereka masuk ke area makan. Kenan langsung mencari kursi dan duduk disana begitupun Jesica yang duduk tepat disampingnya namun Rendi membuat Kenan lebih kesal karena berani duduk disamping istrinya juga.

"Nih..menunya.." Rendi memberikan menunya.

"Ini Mas.." Jesica membukanya.

"Yang ini recomended nih.." Rendi ikut berkomentar saat Kenan dan Jesica memperhatikan menu. Kenan menatap Rendi tajam karena kini badannya ia condongkan untuk dekat dengan Jesica.

"Mas..yang ini aja sayang.." Kenan menujukkan kearah ramen dengan kuah tom yum.

"Mas yang ini asem pedes, nanti sakit perutnya."

"Ga papa kayanya seger aja..."

"Sini biar aku catet." Rendi mengeluarkan pulpen dan kertasnya kemudian mencatat segala yang dipesan oleh Kenan, Jesica, James, dan Dinda.

"Bentar aku bikinin dulu ya." Rendi kemudian pergi kali ini.

"Ga jadi diner di restoran Sica.." James yang sebenarnya ingin makan di tempat istri mantan bosnya itu.

"Besok-besok masih bisa kok."

"Ketemu bang Fahri besok jam berapa?"

"Katanya jam 11an aja sekalian langsung kita tempatnya, beberapa ada yang udah di dekor soalnya."

"Sayang, Mas duduk disitu ya.."

"Oh iya Mas.." Jesica segera berpindah tanpa bertanya kenapa.Tidak lama Rendi datang dengan pelayanannya dan menghidangkan ramen yang dipesan. Mereka makan sambil mengobrol namun Kenan malas untung menanggapinya. Meskipun dia sudah berganti tempat duduk Rendi tak henti berbicara dengan Jesica seolah tak ada dirinya.

"Sabar..." Kenan dalam hati sambil meminum air teh miliknya.

"Ga sama anak kamu ka?"

"Lagi sibuk kuliah jadi sama suami aja sekalian honeymoon lagi."

"Mau punya anak lagi?"

"Engga, anak aku aja udah 3, udah gede semua "

"Cowok semua?"

"Engga, ada 1 cewek."

"Pasti cantik kaya ibunya." Ucap Rendi yang terdengar jelas di telinga Kenan.

"Mas bayar dulu.." Kenan dengan nada juteknya.

"Eh ga usah Kenan, ini gratis."

"Kenapa gratis?"

"Jarang-jarang aja Sica datang, jadi anggap aja penyambutan teman."

"Ya udah kita ke hotel yuk sayang.." Kenan tanpa mengatakan terima kasih.

"Rendi makasih ya..." Dinda dan James berterima kasih.

"Sebelum pulang foto dulu dong." Rendi segera mengeluarkan ponselnya dan memanggil stafnya. Kini Kenan semakin dibuat kesal setengah mati karena Rendi yang akan berfoto berani-beraninya berdiri disamping Jesica dan tanpa canggung merangkul bahu istrinya.

****

Kenan menutup pintu hotel rapat lalu segera mendekap istrinya dari belakang.

"Mas aku mandi dulu ya.."

"Nanti aja...mandinya sekalian." Kenan mencium bahu sampai leher Jesica yang terbuka.

"Supaya enak aja Mas.."

"Ini juga udah enak kok.." Kenan dengan kedua tangannya langsung meraih badan Jesica dan mengangkatnya menuju tempat tidur.

"Pake kemeja gini aja kamu udah seksi." Kenan mencumbu lagi istrinya. Kekesalannya masih ada tapi dia juga diselimuti hasrat untuk bercinta dengan istrinya jadi daripada marah sekarang Kenan lebih memilih untuk memenuhi birahinya.

"Mas pingin sekarang?"

"Iya, nurut sama Mas kan?"

"O..oke.." Jesica tak tahu kenapa Kenan bertanya seperti itu.

"Sayang sama Mas ga?"

"Kenapa nanya gitu?"

"Jawab aja."

"Ya sayanglah Mas.." Jesica menjawab tanpa ragu.

"Ya udah buka pakaian kamu sekarang." Kenan kini bangkit dan membuka bajunya sendiri. Jesica merasakan ada yang aneh karena tak biasanya Kenan menyuruhnya membuka baju sendiri. Jesica hanya menurut dan memperhatikan Kenan yang tampak memasang wajah seuriusnya. Kenan kini menurunkan celananya membiarkan apa yang dimilikinya dibawah sana keluar dan berdiri bebas. Dia kini mengocok sendiri kejantannya.

"Mas ngapain sih gitu-gitu, aku ga suka."

"Kalo gitu kamu duduk.."

"Hah?duduk?"

"Duduk Mas bilang." Kenan memerintah lagi dan Jesica pun duduk lalu menyodorkan kejantannya pada Jesica.

"Udah tahu kan Mas pingin apa.."

"Ya udah oke.." Jesica menggenggam milik suaminya itu lalu memasukkannya kedalam mulutnya sementara Kenan mulai meraih rambut istrinya mencoba mengikatnya dengan tangannya sendiri lalu menariknya pelan.

"Lebih dalem dong.." Kenan mendorong kejantanannya sampai Jesica terbatuk.

"Mas!" Protes Jesica. Kenan tak peduli dia lalu mencium bibir istrinya mengangkatnya perlahan ke tengah tempat tidur lalu dia menenggelamkan wajahnya di payudara Jesica. Mencium, menghisap dan memainkan puting istrinya disana.

"Mashhh, aww.. pelan-pelan.." Jesica protes dengan gigitan Kenan dia area putingnya.

"Buka kaki kamu." Kenan lalu memasukkan kejantanannya pada lubang milik Jesica. Dia Memasukkannya cukup dalam sampai benar-benar tak ada yang tersisa.

"Ahhh...." Jesica mendesah sambil menggigit bibirnya sebentar.

"Ehmm....Ahhh...." Kenan menarik keluar masuk miliknya sementara Jesica sudah pasrah dengan apapun yang dilakukan suaminya.

"Gitu dong sayanghhh ahh..." Kenan tampak bernafsu hari ini. Dia menarik kedua tangan Jesica mencengkeramnya diatas bantal dengan keras agar membiarkan buah dada Jesica terlihat dengan jelas bergerak naik dan turun.

"Mashh ahhh tangan aku sakit.." Jesica merasakan tangan Kenan terlalu kuat menahan tangannya namun Kenan tak menggubrisnya.

"Duh ini ngalangin..." Kenan menyampingkan selimut yang sedaritadi berada disampingnya.

"Ahhh...ah..." Kenan tampak melakukannya dengan cepat dan sesekali melihat peraduan mereka dibawah sana. Dia meraih satu kaki Jesica lalu memanjangkannya keatas. Sesekali kakinya dia ciumi membuat Jesica geli tangan yang satunya dia gunakan untuk memainkan area intim Jesica.

"Mashhh ahhh.. ahhhh...ehhmnnn" Jesica menikmati posisi ini namun suara dering ponsel terus berbunyi daritadi.

"Udah biarin aja.." Kenan menghiraukan panggilan itu namun Jesica perlahan meraik ponselnya.

"Mas bilang biarin ka!" Kenan menarik tangan Jesica yang akan meraih ponselnya. Jesica sedikit terkejut dengan nada bicara Kenan namun dilayar tertulis nama kontak anaknya.

***To be continue