Di tengah pebicaraan kami, ponsel Keyna yang terletak di atas meja tiba – tiba bergetar, aku tak sempat melihat nama sang penelpon, aku hanya bisa memandanginya yang berbicara dengan seseorang di sana.
"Hallo?"
"…"
"Gak jadi?"
"…"
"Terus?"
"…"
"Oh … di rumah Ghara ya?"
"…"
"Okey. Bye honey. Hate you!" tutupnya sembari tersenyum senang.
Aku memberikan tatapan rasa penasaran, ia pun langsung mengerti dan menjawab tatapan mataku.
"Arga," jawabnya sembari tersenyum. Aku pun mengangguk dan memilih tak bertanya lebih lanjut. Namun, Keyna memberitahuku sesuatu. "Dia bilang nanti malam kita gak jadi nongki di cafe Zio. Soalnya ternyata di Rumah Ghara lagi ada acara. Adiknya ulang tahun. Kita semua diundang, termasuk lo, jadi kita ubah rute ntar malam, gimana?" ungkapnya meminta pendapatku.
Aku mengangguk tak mempermasalahkan perubahan rute tersebut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com