webnovel

I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1

San Grass terlahir memiliki kemampuan untuk membaca masa lalu dan masa depan seseorang hanya dengan menatap mata nya ataupun bersentuhan dengan seseorang, ia menjalani hidup dengan kesialan bertubi-tubi, tidak ada hari tanpa kesialan, hingga ia di juluki pembawa sial. Karena kemampuan yang ia miliki , ia harus berjauhan dengan semua orang dan menghindari semua kontak yang membuat nya ‘membaca’ , ia sangat membeci nya , itu menguras tenaga nya dan melelahkan. Kemampuan nya itu berasal dari keluarga peramal yang paling terkenal di negara tersebut, mereka di kenal dengan ramalan yang paling tepat, para pejabat, dan orang penting selalu berkonsultasi kepada mereka yang di kenal sebagai keluarga San. Namun nasib baik tersebut tidak berpihak kepada Grass, generasi ketujuh yang seharus nya paling di nantikan… generasi yang di katakan akan memiliki kemampuan luar biasa dan nasib yang luar biasa..ternyata membawa ramalan pertama paling menakutkan dan membawa kesialan. Karena rasa ketakutan yang luar biasa, dan juga malu.. para tertua memilih untuk menyatakan kematian generasi ketujuh dan mengubah identitas Grass sebagai anak angkat. Jacksel yang merupakan adik kandung Grass, secara sah di akui sebagai generasi ke tujuh menyadari kemampuan Grass yang semakin meningkat dan merasa terancam oleh kakak nya sendiri dan berusaha menyingkirkan kakak nya dari muka bumi, tidak akan ada dua matahari di dalam satu bumi, begitu pun di keluarga San, ini pertama nya terjadi… dua orang yang mewarisi kemampuan generasi ke tujuh. Di saat bersamaan Grass juga bertemu dengan seorang laki-laki bernama Devian yang memiliki kemampuan Indigo.., satu-satu nya orang yang tidak dapat ia ‘ baca’ membuat nya semakin penasaran dengan lelaki tersebut. Apakah Grass mampu bertahan ?dan membuktikan jika ramalan itu tidak selalu tepat? Bagaimana hubungan Grass dan Devian selanjut nya?

kunyit_jahe · Fantasia
Classificações insuficientes
227 Chs

Lowongan Kerja

"Hm.. masih ada satu tahun sebelum aku memulai perkuliahan.. dan lagi ternyata asuransi sekolah ku tidak membiayai biaya obat dan praktek.. jika aku mengambil jurusan kedokteran. Aku berpikir untuk bekerja saja, bagaimana menurut mu Ver?"

"Kau bisa memakai uang ku dulu kan? Anggap saja aku berinvestasi pada mu, saat lulus nanti kau bisa mengembalikan nya dengan bunga-bunga nya, bagaimana?" Asyik menjilati lollipop nya , sambil memandang Gress

" Berapa besar bunga yang kau tawarkan? Tapi jika hanya diam saja aku sangat bosan.. , sudah aku putuskan aku akan bekerja sambilan untuk membiayai hidup ku sendiri"

"Sekalipun aku memberi mu bunga nol persen , kau tetap tidak akan menerima nya, dan kau juga pasti nya tidak akan mendengar pendapat ku"

" Bukan kah hari ini , hari pertama Teo akan mengikuti pidato pembukaan murid baru? Bagaimana kalau kita ke sana saja?" Nyengir lebar " Mereka tidak akan tau kalau kita ini bukan murid di sana kan" Kedip-kedip mata

" Mereka pasti akan tau, karena masuk itu perlu ini.. ini" Teo yang datang dari belakang mereka langsung ikut bergabung dan memamerkan kartu pengenal nya di hadapan mereka,sambil menunjuk nya berkali-kali, sombong karena merasa sudah menjadi mahasiswa

Mereka berdua mencibir tingkah Teo " Kalau begitu pinjam punya mu, aku bisa melipat gandakan nya berkali-kali lipat" Jawab Verlita, memamerkan kekuatan uang nya kepada Teo yang hanya bisa terdiam

" Jangan begitu, aku hanya bercanda.. aku akan menunggu kalian di tahun depan.., aku akan menjadi kakak kelas yang keren untuk kalian" Nyengir

"Kalau begitu.. bagaimana kalau kau membawa kami masuk? " Gress menatap Teo dengan mata berbinar-binar

"Baiklah.., aku juga akan memberikan kartu pengenal ku untuk mu, bukan nya kau sangat suka membaca, ku dengar perpustakaan mereka merupakan perpustakaan terlengkap di Negara ini"

" Benarkah? Kau akan memberikan nya pada ku? Bagaimana dengan mu?"

" Aku bisa berpura-pura menghilangkan nya, dan membeli yang baru.."

" Kalau begitu biarkan aku yang membayar, bagaimana? Deal?" Menyodorkan tangan ke depan Teo, membentuk tanda jadi

" Baiklah.. kalau kau memaksa ku begitu" Menyambut tangan Gress dan menyalami nya sebagai tanda deal mereka

" Katakan pada ku.. apa maksud mu memberikan hal seperti ini? Tidak mungkin kau memberikan nya sia-sia.." Sewot Verlita

" Sungguh.. aku tidak ada maksud apapun, kalian berdua kan teman ku, bukan kah sahabat itu seperti kita" Merangkul mereka berdua.

*******************************************

Gress sibuk mengumpulkan koran-koran dari berbagai sumber , halaman yang ia buka pertama kali adalah halaman perekrutan karyawan, mata nya terus mencari pekerjaan yang cocok untuk nya, tidak terlalu memakan waktu seharian dan juga tidak terlalu jauh dari tempat tinggal nya sekarang, karena jika terlalu jauh.. ia akan sangat kerepotan untuk mengatur waktu saat dia kuliah nanti dan ia sudah melamar lebih dari sepuluh tempat.

" Hari ini kau akan wawancara Gres? Perlu aku temani?"

" Iya.. aku gugup sekali, tidak.. ada dirimu malah membuat ku semakin gugup saja" Merapikan rok dan kemeja nya di depan cermin , hingga terlihat sangat rapi " aku berangkat"

Tempat kerja pertama

HRD : Jadi nama mu Sen Grass, sebentar..

Gres : Iya.. ( Mata nya menatap kebawah)

HRD : Umur mu baru 16 tahun?

Gres : Iya, karena aku loncat tingkat

HRD :Maaf kan aku, tapi kau terlalu muda untuk bekerja di sini,datanglah lagi kesini saat umur mu sudah mencukupi

Hari Kedua

" Kau hanya anak kecil, kami tidak menerima anak kecil"

" Terimakasih"

Hari Ketiga

" Maaf Grass, kami tidak butuh anak yang hanya bertamatan SMA"

" Baiklah terimakasih"

Hari ke empat

" Kau terlalu cantik, bagaimana kalau kau ikut paman-paman berkaraoeke saja.. hahaha.. dan paman-paman yang lain akan membayar mu, kau hanya perlu menari dan memakai pakaian seksi saja"

" Maaf, aku bukan wanita seperti itu" Mengebrak meja " Hari ini saja aku sudah cukup melalui hari yang berat, jaga mulut kalian paman-paman" Pergi begitu saja

"Jangan sombong, tidak ada yang akan menerima mu, sekalipun kau berterlanjang, aku tidak akan menerima mu"

" Sekalipun hanya pekerjaan hanya memungut kotoran pun aku tidak akan bertelanjang dan memohon kepada mu" Jawab Gress tanpa menoleh " Ah... dan satu lagi, hati-hati atas rumah mu , seperti nya akan ada telpon kalau rumah mu kecolongan" Beberapa saat setelah berbicara, tiba-tiba saja ada telpon berdering