webnovel

I'm Sorry To Say Goodbye

Semua orang pasti memiliki titik kesabarannya. Seperti Laura yang semakin lama ia pasrah dengan keadaanya, kisah cinta yang buruk, ibu tiri yang tidak menyukainya dan penyakit yang dialaminya dengan kemungkinan hidup sangat kecil. "Jika aku mati, mereka pasti lega bukan? Aku sangat merepotkan mereka. Aku akan meninggalkan semuanya." Keputus asaan Laura semakin besar, ia tak peduli dengan motivasi orang lain. Walau ia hidup pun semuanya tidak akan berubah. "Aku mencintaimu Laura.."

BdEWriter_0831 · Adolescente
Classificações insuficientes
6 Chs

1. Gejala Awal

Suara mesin Bedmonitor menghiasi ruangan ICU yang sepi ini.

Selang selang menempel di tubuh gadis manis yang malang ini.

Kini ia sedang bertaruh nyawa. Ia lelah akan semua ini. Luka lebam ditubuhnya itu menjadi saksi bisu atas kekerasan yang dialami olehnya saat itu.

"Apakah jika aku mati aku tidak akan merepotkan kalian semua?" Ujar gadis tersebut sebelum terbaring di kasur rumah sakit.

Laura namanya. Gadis manis yang ditinggal mati oleh ibunya karena kecelakaan mobil saat pulang dari luar kota. Ayahnya selamat dan menikah lagi dengan Mulan, cinta pertamanya dulu.

Mulan sangat tidak menyukai Laura karena jika dia ada di dekat suaminya itu rasa perhatian dan kasih sayangnya terpusatkan hanya untuk Laura.

Mulan cemburu pada anak tirinya, hingga selama suaminya pergi untuk bekerja, Mulan tak segan-segan memukuli atau memberikan kekerasan kepada Laura.

Laura pun menyembunyikan semuanya hingga ia terkena leukemia stadium 3 dan semua kelakuan Mulan diketahui oleh suaminya.

Mulan awalnya yang merasa tidak peduli menjadi sangat peduli dan menyesal akan apa yang telah ia perbuat dulu.

Mulan sempat terkena amarah sang suami, namun semuanya sia-sia karena tidak bisa mengembalikan Laura menjadi sehat.

Laura sebenarnya memiliki penyakit ini dari ibunya. Namun ibunya langsung sembuh karena sudah terdeteksi sejak dini penyakitnya. Sementara Laura tidak terdeteksi sama sekali dan selalu mendapatkan serangan fisik dari Ibu tirinya membuat dirinya semakin lemah dan lelah.

"Ayo bangun sayang, kumohon ayah merindukanmu.." Ucap ayahnya dengan lirih.

Ayahnya sangat menyesal melihat anaknya yang terbaring lemah di ruang ICU, hidupnya kini bergantung pada mesin rumah sakit.

Sebenarnya Laura sempat baik-baik saja, penyakitnya mulai terlihat setelah ia mengidap leukemia stadium 3. Saat rasa putus asanya semakin besar..

Ia.. berusaha untuk pergi dari dunia ini..

"Biarkan aku menceritakan perjuangan nya selama ia masih baik-baik saja."

Flashback

Laura baru saja selesai merapihkan meja makan.

Iya, dia selalu bangun pagi dan memasak untuk Ayah dan ibu tirinya.

"Aku ingin Ibu bangga memiliki anak sepertiku!"

"Selamat pagi anak ayah, wahh udah masak ya? Masak apa hari ini?"

"Aku masak nasi goreng sama ayam goreng. Hehe, nanti siang aku masak sayur. Ini bekal buat ayah di kantor. Jangan sampai lupa loh."

"Iyaa cantik, kamu mirip ibu kamu banget."

Laura tersenyum senang. Tidak lama kemudian Mulan datang dengan manis. Ya, dia hanya berpura-pura selagi suaminya belum pergi ia akan baik kepada Laura.

"Halo anak bunda.. masak apa hari ini?"

"Aku masak nasi goreng sama ayam goreng bun! Ayo makan bareng."

Mulan dengan terpaksa harus tersenyum dan mengangguk setuju untuk makan bersama.

Jujur, masakannya memang enak. Namun rasa cemburunya yang amat besar membuat indra perasanya hilang ditelan api cemburu.

"Haahh kenyang.. terimakasih untuk sarapannya ya nak. Aa, sayang aku berangkat dulu ya? Udah hampir telat."

"Iya mas hati-hati"

"Hati-hati yah! Bekal nya jangan lupaaa!"

"Iyaa ini udah ayah masukin ke tas kok. Yaudah aku berangkat dulu yaa.. dahh semua."

Ayahnya pergi menuju kantor. Suasana menjadi hening dan sedikit canggung bagi Laura.

"Beres ini, cuci piring sapu halaman sama cuci baju cepetan!"

"Iya bun."

Laura dengan perasaan takut ia langsung mengerjakan perintah ibu tirinya itu. Seharusnya ia mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus, namun jika ia menolak akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Salah sedikitpun bisa berakibat fatal.

Contohnya..

"Prangg..."

Laura tak sengaja menjatuhkan dua piring sekaligus karena terkena sikunya. Pecahan piring tersebut menghiasi lantai dapur. Mulan yang awalnya sedang bersantai pun lansung datang dengan perasaan murka dan menampar pipi Laura.

"Kau ini kalau bekerja dengan benar! Lihat dapur langsung berantakan dengan pecahan piring! Cepat bersihkan!"

"I-iya, maaf.."

Laura langsung membersihkan pecahan piring tersebut dan mengenai kakinya.

Setelah membersihkan semua pecahan piring, ia langsung membuangnya dan mengobati kakinya yang luka.

Semua sudah selesai, Laura bergegas untuk bersiap-siap menuju kampus. Mengambil tas dan sedikit berdandan agar tidak terlihat pucat dan kusam.

Setelah berpamitan dengan ibu tirinya namun tidak mendapatkan balasan apapun, ia berangkat menggunakan taksi.

Sampai di kampus Laura langsung masuk menuju kelasnya. Pembelajaran dilakukan dengan lancar hingga akhirnya tak terasa waktunya untuk istirahat sebentar.

Laura selalu menemui Arga. Mereka teman dekat dari semasa SMA hingga saat ini. Arga sebenarnya menyukai Laura, namun jika ia menyatakannya ia takut persahabatannya hancur karena sebuah perasaan yang lebih dari sahabat.

"Lama gak nunggunya? Maaf ya tadi ada tugas tambahan dari dosen."

Arga datang dengan sedikit tergesa-gesa takut Laura bosan menunggu dan meninggalkannya.

"Gak apa-apa kok santai aja. Nih aku udah beliin makanan buat kamu."

"Makasih yaa"

Arga mengusak kepala Laura. Sebenarnya itu membuat hati Laura berdebar-debar. Tidak, dia hanya temanku. Batin Laura.

Sebenarnya Laura menyukai seseorang bernama Rendra. Ia baik dan tampan, jika Arga tidak ada, Rendra selalu menemaninya. Hingga Laura merasa nyaman dengan Rendra.

Rendra adalah kakak tingkat Laura, beda satu tahun dengan Laura dan sebentar lagi ia akan lulus. Agak menyakitkan bagi Laura namun rasa sakit ini belum separah yang akan terjadi di kisah selanjutnya..

"Laura idung kamu kenapa?"

Bersambung...