webnovel

I'm not a Princess

Victoria Angelica Klinski, gadis cantik berusia 18 tahun yang sedang mengemban pendidikan di Oxford University dengan jurusan bisnis. Victoria merupakan gadis yang pintar, kehidupannya makin sempurna karna ia lahir sebagai pewaris tunggal perusahaan raksasa di Amerika. Ia bisa mendapatkan apa pun yang ia inginkan dengan jentikan jari. Sangat dimanja oleh sang Ayah membuat banyak orang iri akan kehidupan sempurna gadis cantik itu. Namun kesempurnaan itu harus terenggut karna Victoria mengalami ‘Kecelakaan’ yang mebuat jiwanya terlempar dan memasuki tubuh seorang Putri yang hidup dimasa kerajaan kuno. Banya misteri yang harus dipecahkan Victoria agar ia bisa kembali ketubuh aslinya. Meskipun kehidupan sang Putri juga sangat sempurna, tapi bahaya selalu menyertai dirinya. “i’m not a Princess! Aku Victoria!” *** Athanasia de Arandelle, merupakan gadis yang sangat cantik. Tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kecantikan Athanasia. Ia merupakan calon putri mahkota dari kerajaan Arandelle, namun beberapa hari sebelum penobatannya sebagai seorang putri mahkota Athanasia mengalami ‘Kecelakaan’ yang membuat jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak ada yang tau dimana jiwa sang putri berada. Entah karna sayang atau ingin mempermainkan kehidupan dua gadis cantik itu, dewa membuat tubuh Putri Athanasia diisi oleh jiwa seorang gadis dari masa depan dan membuat jalan cerita gadis tersebut penuh misteri. Dimanakah jiwa Putri Athanasia yang asli berada? Apa ia menjalani kehidupan dimasa depan sebagai Victoria? Dan apakah Victoria mampu menajalani perannya sebagai calon Putri Mahkota di Arandelle? Sebenarnya ‘kecelakaan’ seperti apa yang dialami dua gadis cantik itu sehingga jiwa mereka terlepas dari tubuh mereka? Sejauh apa para dewa memainkan takdir mereka? Temukan semua jawaban dari misteri kehidupan Athanasia dan Vicoria di Novel ini

zaharafth_ · Fantasia
Classificações insuficientes
21 Chs

Akan Menyebarkan Rumor

"Memangnya seperti apa aku menghadapi mereka sebelumnya?" tanya Athanasia penasaran.

Olivia tampak berpikir sebelum akhirnya berkata, "Anda sangat menghormati Lady Rasta, dan menyayangi Lady Luisa. Meskipun Anda tau mereka tidak begitu menyukai Anda."

"Kalau begitu, apa tindakanku salah tadi?" Athanasia tidak ingin mengubah apa pun, dia ingin bersikap sebagaimana Athanasia bersikap. Jadi ketika sewaktu-waktu kehidupan mereka kembali seperti semula, semuanya tidak ada yang berubah. Tapi saat melihat Rasta dan Luisa tadi, entah kenapa ia ingin melawan mereka.

Olivia menggeleng, "Tentu saja tidak! Sikap Anda tadi sudah tepat, dan memang sudah seharusnya seperti itu."

"Sepertinya kau sangat membenci mereka?" Athanasia menoleh untuk bisa menatap pelayannya itu.

"Itu karna sikap mereka yang terkadang kelewatan."

"Oh ya? memangnya apa yang sudah mereka lakukan?" tanya Athanasia penasaran.

"Lady Luisa pernah mencoba mengganti kantung bunga Anda yang didalamnya terdapat bunga liar, sebenarnya bunga itu tidak berbahaya. Hanya saja Anda memiliki alergi terhadap beberapa bunga tertentu, salah satunya bunga itu. Dan sepertinya Lady Luisa mengetahui hal tersebut dan memanfaatkannya." jelas Olivia, dari suaranya terdengar kesal.

"Kantung bunga?" tanya Athanasia yang tidak paham dengan kantung bunga yang dimaksud Olivia.

"Ah itu, dibagian gaun Anda selalu diselipkan kantung yang ukurannya tidak begitu besar. Kantung itu berisi beberapa jenis bunga, Anda sangat menyukai aroma yang menguar dari bunga-bunga itu. Sehingga kemanapun Anda pergi, Anda pasti selalu membawa kantung itu."

Seketika Athanasia memeriksa gaunnya, "Dimana kantung itu kau selipkan?" seingatnya tadi saat memakai gaun ia tidak melihat kantung bunga itu.

"Disamping kiri pinggang Anda, saya selalu menyelipkannya dibagian dalam gaun agar tidak terlihat." Athanasia langsung mengecek tempat yang diucapkan Olivia, dan ia sedikit menyingkap gaunnya.

Dan benar saja, ia menemukan sebuah kantung kecil berwarna putih gading yang dikaitkan dengan gaunnya. Terdapat sulaman dari benang emas dengan inisial huruf A dan seekor kupu-kupu dikantungan tersebut.

Athanasia mengambil kantongan itu lalu membukanya. Benar saja didalamnya terdapat bunga melati, lavender dan mawar.

"Apa fungsinya ini?" Athanasia kembali bertanya,

"Sebagai wewangian." jawab Olivia sopan, biasanya bangsawan akan memakai kantung seperti ini agar tubuh mereka tetap harum. Tapi sekarang sudah sedikit bangsawan yang menggunakannya karna sudah ada wewangian cair yang disimpan dalam botol khusus.

Meskipun harganya mahal tapi menurut mereka itu lebih mudah daripada memakai kantung bunga.

Athanasia mengernyit bingung, "Wewangian? kenapa pakai ini? bukankah dimeja riasku ada beberapa botol wewangian cair?" (maksudnya itu parfum ya^^)

"Menurut Anda lebih baik memakai yang alami." Olivia kembali menjawab dengan tersenyum kecil.

Athanasia mengangguk paham, lalu ia mengaitkan kembali kantungan itu ditemaptnya semula.

"Lalu apa yang terjadi? apa aku sakit setelah menghirup aroma serbuk sari bunga liar itu?"

"Tentu tidak! Menurut Anda kenapa saya selalu berada disisi Anda?"

Athanasia tersenyum kecil, ia paham maksud pelayannya itu. "Oh jadi kau menggagalkan rencananya? apa yang kau lakukan?"

"Lady Luisa masuk kedalam kamar saat Anda sedang mandi, karna Anda memberi izin kepada Lady Luisa untuk keluar masuk kamar Anda kapan pun dia mau, jadi tidak ada satu pelayan pun yang berani melarangnya masuk." menarik nafas pelan Olivia melanjutkan,

"Lalu saat semua pelayan sedang sibuk mengurus keperluan Anda, Lady Luisa mencoba mengganti kantung bunga Anda. Beruntung saya melihatnya karna saat itu saya harus mengambil barang Anda yang tertinggal." jelas Olivia panjang lebar,

"Saat saya mengatakan pada Anda tentang apa yang Lady Luisa lakukan, dengan tenangnya Anda berkata, 'Mungkin dia tidak tau jika aku alergi dengan bunga itu, jadi lupakan saja. Dan jangan katakan apa pun pada Raja, mengerti?' begitu. Rasanya saat itu saya tidak ingin mendengar perintah Anda, tapi mana bisa saya bgitu." Mengingat itu Olivia merasa kesal dengan Tuan Putri-nya, tapi ia tidak bisa menunjukkannya dan hanya bisa mengikuti perintah Sang Putri.

Athanasia terkekeh kecil, ia dapat merasakan kekesalan Olivia. "Terimakasih sudah menolongku dari bahaya." ucapnya tulus.

Olivia membungkuk hormat, "Tidak perlu Tuan Putri. Sudah kewajiban saya melindungi Anda."

Athanasia tersenyum, kemudian ia kembali bertanya. Rasa penasaran masih menghatuinya, "Lalu apalagi yang ia lakukan?"

Olivia tampak berpikir, sebenarnya banyak kejadian tidak menyenangkan yang disebabkan oleh Lady Luisa. Seperti berpura-pura tidak sengaja menumpahkan teh digaun Athanasia saat pesta minum teh.

Sebenarnya Athanasia tidak suka dengan acara seperti itu, menurutnya membuang waktu. Ia lebih memilih membaca buku diperpustakaan, namun ia tidak tega menolak undangan Luisa karna itu akan membuatnya malu pada gadis bangsawan lain.

Setelah diam beberapa saat akhirnya Olivia kembali bersuara, "Lady Luisa juga pernah meminta Anda untuk menyapa seorang Lord Muda lebih dulu saat Anda menemaninya belajar etiket." Menurut Olivia, Tuan Putri harus mengingat kejadian ini agar tidak terulang lagi.

Berbeda dengan Athanasia yang memiliki guru etiket pribadi karna yang harus ia pelajari adalah bagaimana caranya bersikap layaknya seorang Putri Mahkota dan seorang pemimpin, Lady Luisa harus belajar etiket diluar istana bersama bangsawan lain. Lady Luisa belajar bagaimana caranya bersikap layaknya seorang Lady dan bangsawan terhormat. Pembelajaran yang jauh berbedan dengan Athanasia.

"Dan aku melakukannya?"

"Hampir. Anda hampir mempermalukan diri Anda."

Bagi seorang Lady, menyapa seorang pria terlebih dahulu merupakan suatu tindakan yang tidak pantas. Apalagi Athanasia adalah seorang Putri dan calon Putri Mahkota, tentu tindakan itu dapat mempermalukan dirinya.

"Kau menyelamatkan ku lagi?" Athanasia tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Olivia menggeleng dan itu membuat gadis cantik dengan raut penasaran yang kentara diwajahnya itu mengernyit bingung,"Lalu?"

Menarik napas pelan Olivia berucap, "Saat Anda akan menyapa pria yang dimaksud Lady Luisa, ada seorang pria tampan yang lebih dulu menyapa Anda. Tapi sayangnya saya tidak tau dia dari keluarga mana." sesal Olivia, namun sedetik kemudian wajahnya terlihat kesal. "Dan saat itu Anda juga membela Lady Luisa dengan mengatakan 'Dia masih belajar dan mungkin dia tidak tau jika yang hal yang dimintanya padaku tadi bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh gadis bangsawan terhormat. Jadi biarkan saja, semoga dia belajar jika hal itu salah.'"

Saat itu Olivia tidak habis pikir kenapa majikannya ini selalu membela dan menutupi semua kesalahan Lady Luisa.

Gadis cantik itu diam, memikirkan apa yang dikatakan pelayannya barusan.

Dia ingin membuat Athanasia terlihat seperti Putri dengan etiket yang buruk ternyata, pikirnya.

Jika saat itu Athanasia benar-benar menyapa pria itu, otomatis semua bangsawan yang ada disana akan berpikiran buruk tentangnya dan akan menyebarkan rumor seperti, 'Ternyata Putri Athanasia hanya bermalas-malasan dan tidak belajar etiket.' 'Putri Athanasia memiliki etiket yang jelek sebagai calon pemimpin berbeda dengan Lady Luisa.' dan lain sebagainya.