Tak lama kemudian, Tuan Beom terlihat pulang ke apartemen, ia akan membuka pintu tapi terdiam ketika melihat ke pintu apartemen Shou.
Di dalam, tampak Shou terbaring masih membuka mata. "(Aku benar benar tidak bisa tidur.... Aku terlalu banyak memikirkan Ahjussi,)" pikirnya dengan memegang kepala. Tapi tiba tiba ia mendengar suara Tuan Beom memanggilnya dengan suara biasanya itu. "Shou..."
Seketika Shou bangun duduk dengan terkejut.
"(Ahjussi?)" ia langsung berjalan dan membuka pintu.
Kali ini Shou memakai pakaian pendek yang sama tetapi berbeda, yakni celana pendek kaus nya dan kaus merah muda nya. "Ahjussi?" tatap nya menengadah menatap Tuan Beom yang sangat dekat dengan pintu.
"Apa Ahjussi sudah selesai dengan pekerjaan anda?"
"Yeah dan kenapa kau tidak tidur?" tanya Tuan Beom.
"Ah, aku... Aku mungkin tidur nanti."
"Bukankah kau bekerja nanti? Ini sudah jam 1," lirik Tuan Beom.
"U... Uh... Um... Aku... Aku hanya... Lupakan saja itu," Shou menggeleng cepat dengan panik dan canggung.
Lalu Tuan Beom terdiam dan menghela napas panjang sambil melihat arah lain. "Ha... Aku mengantuk..."
". . . Ini sudah lambat untuk malam, jadi anda bisa pulang dan tidur istirahat-
"Bisa aku datang dan masuk?" sela Tuan Beom membuat Shou terdiam. "Pardon?"
"Atau kau juga bisa datang ke tempatku, ranjang ku lebih besar dari milikmu," tambah Tuan Beom.
"(Um... Ya, memang... Sejak aku masuk ke tempatnya, semuanya terlihat besar, dia mungkin memilih ukuran segitu.) Tch... Apa maksud Ahjussi, aku tidak bertanya soal ranjang yang besar... (Tapi aku benar benar masih penasaran dengan Ahjussi.)"
Hingga akhirnya, Shou benar benar datang ke tempat Tuan Beom. Ia duduk di sofa menunggu Tuan Beom yang rupanya mandi.
Tak lama kemudian, Tuan Beom keluar dengan telanjang dada dan hanya memakai celana panjang nya dan handuk di kepala nya yang basah.
Shou terdiam melihat itu. "(Wooa....)" ia terpana.
"Kenapa kau duduk di sofa?" tanya Tuan Beom sambil memakai kaus hitam lengan pendeknya.
"Uh... Um... Aku hanya menunggu Ahjussi."
"Duduklah di ranjang," kata Tuan Beom lalu Shou duduk di samping ranjang. Ia melihat sekitar.
"(Sejak pertama kali datang, aku terus saja berpikir bahwa tempat ini bersih, seperti tak pernah terpakai atau orang bisa bilang tidak ada yang tinggal di sini, tapi sudah jelas Ahjussi tinggal di sini,)" pikir Shou.
Lalu Tuan Beom tampak berlutut di bawah Shou yang duduk di atas ranjang. "Lihat aku," tambahnya sambil memegang kedua tangan Shou yang ada di pahanya.
"Bagaimana dengan ini, tempat kau dapat sakit," tuan Beom membelai pelan kening Shou yang masih tertempel penutup luka itu.
"I... Ini baik baik saja, tidak perlu khawatir berlebihan."
"(Aku seharusnya menghancurkan si sialan itu.)... Bagaimana dengan obat, kau sudah memakainya?" tatap Tuan Beom, ia memegang erat kedua tangan Shou.
"Y... Ya, aku sudah memakainya," Shou membalas.
"Bagus, kau harus tetap memakainya, jika tidak, itu akan berbekas dan menghancurkan wajah manis mu," kata Tuan Beom, ia juga meletakan kepalanya di paha Shou membuat Shou terkejut.
"Um... Ahjussi," Shou memegang kepala Tuan Beom.
"Sebenarnya... Aku ada sesuatu yang ingin di bicarakan pada Ahjussi," tatap Shou dengan wajah merahnya.
"Katakan saja padaku."
". . . Aku... Aku tidak kencan dengan orang yang belum aku tahu semua tentang nya, menurutku itu terlalu asing, melakukan kencan itu berarti kita bertukar semua apapun tentang kita, tapi... Ahjussi tidak memberitahu ku apapun, aku tidak masalah dengan apa sebenarnya pekerjaan Ahjussi, dan juga jika tidak punya pekerjaan, aku juga tidak masalah... Paling tidak katakanlah padaku semua nya tentang anda, tapi Ahjussi benar benar tidak memberitahuku, tolong... Beritahu aku tentang Anda," tatap Shou.
". . . Aku mengatakan nya padamu ketika aku benar benar bisa menyatakan nya."
"Aku tidak mengerti, apa itu sulit untuk dikatakan pada orang sepertiku?"
"Ini hanya sulit terhadap mu, dan aku tidak ingin berbohong. Tetapi ketika harinya tiba di mana aku bisa memberitahu semuanya, aku pasti akan wujudkan."
". . . Itulah mengapa.... Kenapa jika anda mengatakan suka padaku? Apakah hanya kata itu saja, anda tidak memberitahu ku apapun... Aku benar benar tidak tahu bagaimana mengetahui semua tentang Ahjussi."
Lalu Tuan Beom terdiam, dia memegang lengan Shou dan meletakan nya membuat Shou terbaring di ranjang dan Tuan Beom ada di atasnya membuka kakinya untuk mendekat.
". . . Pergilah dariku, aku tidak ingin melakukan nya sekarang, aku ingin pulang," Shou membuang wajah dengan tidak mood.
"Kau tidak bisa pulang sekarang, pintunya terkunci..."
Tapi Shou hanya terdiam melihat ke arah lain, ia seperti sedang menghindari Tuan Beom.
Lalu Tuan Beom mendekat. "Shou, aku suka padamu," tatap nya.
". . . Kenapa?... Hentikan mengatakan kalimat itu, Ahjussi tidak sepenuhnya mengatakan itu, Anda bahkan tidak mau mengatakan apa yang harus dilakukan orang setelah mengatakan hal itu..."
"Shou, aku suka padamu... Aku bahkan tak punya alasan aku mengatakan hal itu, mulutku mengucapkan nya begitu saja dan apa ini kau sebut sebagai omong kosong, hanya pikirkan saja soal ini," kata Tuan Beom sambil mengecup telinga Shou dan mereka saling menatap.
Tuan Beom mendekat dan mencium bibir Shou, mereka melakukan ciuman dalam.
Shou yang masih tidak ingin, ia mendorong Tuan Beom tapi tangan Tuan Beom memegang kedua tangan nya dan fokus pada ciuman itu hingga ia melepasnya dan saling menatap.
Lalu Tuan Beom membuka kaus Shou dan melepas kancing bra Shou dari belakang punggung Shou.
"Ahjussi, aku tidak ingin," Shou menatap.
"Kau ingin menunda?" tatap Tuan Beom. Seketika Shou terdiam dan kembali melihat ke arah lain dengan rasa tak nyaman. "Aku... Aku tidak tahu..."
Tak lama kemudian...
"Ahhh... Tunggu... Ahjussi. . .!" Shou memegang tangan Tuan Beom yang membuka kedua pahanya dan ia sudah telanjang.
"Ahjussi, apa kau ingin memasukan nya?"
". . . Kenapa? Apa itu masih sakit?"
"Te... Tentu saja... Itu masih sangat sakit... Kau tidak bisa memasukan nya.." tatap Shou dengan nada pelan nya.
"Kalau begitu..." Tuan Beom merapatkan paha Shou dan mengangkatnya ke atas. Lalu memasukkan penis nya ke selipan paha Shou membuat Shou terdiam melihat itu.
Lalu Tuan Beom mulai bergerak.
"(Uh.... Pahaku, rasanya sangat sakit, penis Ahjussi benar benar sangat besar,)" Shou melihat penis Tuan Beom yang tetap terlihat menonjol ketika di selipan paha Shou.
"(Begitu panjang, sehingga tak semuanya bisa masuk, aku tidak menyangka sepanjang ini, apa ketika pertama kali melakukan nya, ini tidak masuk seutuhnya,)" pikir Shou, tangan nya memegang ujung penis Tuan Beom yang belum termakan paha Shou.
Wajah Tuan Beom terlihat terkejut sedikit ketika Shou menyentuhnya.
Shou terdiam melihat Tuan Beom bergerak dan berusaha 'cum' untuk dirinya sendiri.
"(Ahjussi tidak memakai kondom.) Ahjussi..." panggil Shou. Di saat itu juga, Tuan Beom 'Cum' dan cairan itu sampai ke pipi Shou dekat dengan mulutnya membuat Shou terdiam.
Tak hanya itu, tubuh Shou yang telanjang juga terkena. Dada miliknya juga terkena cairan sperma itu.
Tuan Beom membuka paha Shou dan tersenyum kecil. "Haaa... Itu sangat merah... Aku tidak tahu apakah itu akan baik baik saja," ia memegang bekas paha Shou yang merah karena yang ia lakukan tadi.
Lalu ia melihat ke Shou, rupanya Shou perlahan menjilat bibir sampingnya yang terdapat cairan itu dengan wajah polosnya.
Di saat itu juga Tuan Beom terkejut dan mengangkat bagian bawah Shou.
"Ah!!" Shou terkejut, seketika Tuan Beom menyentuh vagina Shou dengan mulutnya.
"Ahhhh!!... Ahjussi... Aku sudah bilang aku tak suka kau melalukan itu!!" Shou berteriak meremas selimutnya.
"Kenapa? Harus kau tahu, kau gadis pertama yang memiliki vagina yang aku mainkan dengan mulutku," kata Tuan Beom dengan senyum kecilnya lalu ia menurunkan bagian bawah Shou dan mencium perutnya. Ia juga naik dan melihat penutup luka di leher Shou.
"Apa ini belum sembuh?" tatap nya.
". . . Aku tidak tahu itu, aku belum membukanya untuk penggantian pada malam hari, bisa Ahjussi buka itu untukku?" tatap Shou memegang lehernya sendiri.
Lalu Tuan Beom mendekat mencium leher Shou dan menggigit ujung penutup luka itu dan langsung menariknya dengan mulutnya membuat Shou terkejut langsung menutup mulutnya tak berani berteriak.
Tuan Beom memegang luka Shou, terdapat bekas gigitan di sana, tapi hanya terlihat samar samar, ia lalu mencium luka itu. "Shou," panggilnya lalu membuka giginya dan menggigit perlahan tapi terasa sakit pada Shou.
"Ugh... Ahjussi... Itu masih sakit."
Tuan Beom mengangkat tubuhnya dan menatap Shou yang bernapas cepat. Ia lalu memeluk Shou, di saat itu juga Shou bisa merasakan detak jantung Tuan Beom. "(. . . Detak jantung Ahjussi, sangat cepat.... Ini seperti dia panik,)" pikir Shou.
"Ahjussi," ia memegang kedua pipi Tuan Beom yang mengangkat kepalanya menatap.
Shou bisa melihat bahwa wajah Tuan Beom agak merah. "Pf... Wajah Ahjussi memerah, padahal Ahjussi selalu tenang dan memasang wajah santai itu," tatap Shou.
Lalu Tuan Beom memeluknya lagi sambil berkata. "Aku tidak pernah tenang di sekitarmu."
Seketika mata Shou melebar.
Tiba tiba saja Tuan Beom mendengar suara dari Shou, ia lalu menatapnya. Rupanya Shou menangis.
"Shou," ia menatap tak percaya melihat Shou menangis.
"Hiks.... Hu... Aku tidak pernah... Mengatakan bahwa aku suka pada Ahjussi," kata Shou dengan air mata yang mengalir ke samping karena posisi wajahnya memiring.
"Shou, kenapa kau menangis, jangan menangis," Tuan Beom mengusap pipi Shou.
"Hng... Hiks.... Hiks..."
". . ." Tuan Beom terdiam, ia lalu mendekat mencium bawah mata Shou lalu meletakan keningnya di kening Shou juga membuat Shou terdiam.
"Kau menangis pada sesuatu yang bukan masalah lagi," tatap Tuan Beom.
"(Aku akhirnya tahu, bahwa perasaan ketika kami saling bertemu adalah perasaan yang sama, Ahjussi yang kelihatan nya tenang dan begitu datar di samping ku, rupanya hatinya sama berdegup kencang sepertiku, aku harus nya tahu dari dulu, jika begini, sudah jelas, dia memang suka padaku, tapi aku tidak ingin suka pada Ahjussi.)"