"Papa kaget dia berpikiran kayak gitu," komentar kakek lalu menatapku. Dia menyuruhku untuk mendekatinya, sementara Papa berpindah posisi. Dengan ragu ku hampiri kakek. Aku masih ingat bagaimana rupanya saat dia marah besar, hal tersebut membuatku takut. Kakek menyamai tubuhnya denganku yang kini sedang menundukkan kepala.
"Maaf ya? Sebelumnya pernah membuat kamu takut sama Grandpa. Kali ini jangan takut lagi. Berkat kamu, Grandpa sadar akan kesalahan yang selama ini Grandpa pertahankan. Sebagai orang tua, gak seharusnya membenci anak sampai bertahun-tahun. Grandpa sadar kalau Grandpa salah karena udah ngebenci Papa kamu. Maafin Grandpa ya?" katanya. Aku menatap pria di depanku ini. Tatapan tajamnya berubah menjadi tatapan penuh kelembutan. Aku tersenyum senang. Kakek mempersilakan aku untuk memeluknya. Dengan cepat aku memeluk dia. Sungguh, dia wangi sekali. Betapa senangnya aku merasakan dipeluk kakekku sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com