webnovel

How to become powerful in a dungeon?

[ORIGINAL WORK BY : Reikensi] Art By : @amychii Pada tahun 2020 VR game sangat marak dikalangan para gamer tidak terkecuali VR RPG game, Nate adalah seorang lulusan SMA yang gemar bermain game. Nate pindah ke rumah kakeknya setahun setelah kakeknya wafat demi menempuh pendidikan. Suatu ketika saat Nate sedang membereskan gudang ia melihat sebuah VR game yang berjudul Dungeon Quest World, karena rasa penasaran, Nate pun mulai memainkan game tersebut, awalnya Nate hanya mengira itu game VR RPG biasa, namun ketika Nate hendak untuk keluar dari game ia tidak bisa dan malah terjebak didalam game tersebut. Apa yang akan terjadi pada Nate?

Reikensi · Fantasia
Classificações insuficientes
9 Chs

Chapter 8 - First Quest

[14 maret 2020, Dungeon Goblin, Lantai 8]

Terdengar suara langkah kaki dari segerombolan goblin yang sedang mencari kami.

"Sepertinya mereka sudah pergi, ayo Clara..." Ucapku yang sedang mengintip mengawasi goblin itu.

"Ba-baik..." Sahut Clara yang masih tegang karena dikejar-kejar goblin.

Namun sesaat setelah kami berjalan di sebuah lorong...

Click!

"Eh?" Ucapku yang sepertinya telah menginjak sesuatu.

Rumble! Rumble! Rumble!

Tiba-tiba terdengar suara seperti batu besar yang mengarah ke arah kami dengan cepat.

"La-lari!!" Ucapku yang dengan bergegas langsung menarik tangan Clara dan berlari secepat mungkin.

"KENAPA MALAH JADI SEPERTI INI?!?!"

Sehari sebelumnya...

. . . .

[13 maret 2020, Lantai 5 : Central City, Kediaman party Jeager]

Akupun telah memutuskan untuk tinggal lebih lama disini, selain karena Emily yang memintaku keuntungan berada di party juga lebih besar bila dibandingkan sendirian, di party keuntungan selain bisa berbagi exp dan berbagi dropan adalah kau juga bisa mengambil quest yang hanya bisa di ambil oleh party, yaitu adalah Quest Board.

Di Quest Board semua event dan kejanggalan yang ada di Santrea masuk ke dalam Quest Board berdasarkan permintaan sistem, jadi semakin sulit Questnya maka akan semakin besar pula hadiahnya, dan dari situ juga para player bisa mendapatkan informasi mengenai kejanggalan disini contohnya seperti event mini boss yang kemarin.

"Baiklah! Untuk merayakan bergabungnya Nate ke party ini, sekarang kita akan mengambil quest ini!" Ucap Jeager yang tiba-tiba datang dan memperlihatkan selembaran dengan semangat.

"Quest lagi?! Apa kau gila?! Kemarin baru saja kita hampir mati gara-gara mini boss itu dan sekarang kau gak biarin kami beristirahat?!" Ucap Emily yang kesal dan bersiap menyerang Jeager.

"E-eh t-tunggu dulu Emily... Ini untuk merayakan bergabungnya Nate..." Ucap Jeager yang sedang bersiap untuk diserang.

Selembaran itu pun terjatuh ke meja di hadapanku...

Akupun penasaran lalu membacanya "Huh? Apa ini? Kalahkan goblin leader dan ambil hartanya di dalam dungeon lantai 8... Dan hadiahnya... 10 juta?!?! Tapi kok sepertinya perasaanku tidak enak..."

"Omong kosong! Bahkan Nate pun tidak akan mau mengambil quest itu, iya kan Nate?" Ucap Emily yang sedang mencekik Jeager.

"Emily... G-give up... Give up..." Ucap Jeager yang sedang berusaha berbicara.

"Sudah ku putuskan... Ayo kita ambil quest ini!" Ucapku dengan yakin.

"A-APA?!" Sahut Emily dengan terkejut dan mulai melepakan Jeager.

"Itu baru Nate yang ku kenal! Hahaha!" Ucap Jeager yang memegang pundakku sambil tertawa.

"Lalu bagaimana dengan yang lain? Purito? Clara? Kalian ikut?"

"Hahaha! Karena kelihatannya cukup menarik aku ikut!" Sahut Purito.

"A-aku juga ikut..." Sahut Clara.

"Lalu bagaimana denganmu? Emily?" Tanyaku kepada Emily.

"K-karena kalian semua ikut aku jadi tidak punya pilihan lain kan?! Humph!" Ucap Emily yang masih kesal atas keputusanku.

"Baiklah! Kita akan berangkat besok!" Ucap Jeager menegaskan.

Keesokannya...

[14 maret 2020, Lantai 8, Pagi hari]

"Baiklah sepertinya kita sudah sampai di depan dungeonnya apa kalian siap?" Ucap Jeager memastikan.

Walaupun kita sudah sampai di depan dungeon tapi perasaan tidak enak apa ini? Setelah kita sampai disini juga kelihatannya sepi dan tidak ada party satu pun, cukup aneh untuk hadiah yang menggiurkan.

"Jeager, apa kau sudah punya rencana sebelumnya? Kok kelihatannya sepi sekali disini?" Tanyaku kepada Jeager.

"Tenang Nate, kau tidak perlu khawatir, aku sudah menyiapkan peta untuk dungeon ini dari orang-orang yang sebelumnya sudah menjelajahi tempat ini, tapi memang yang ambil quest ini kayaknya cuma kita aja hahaha!" Ucap Jeager yang terlihat santai.

"Hmm... Coba kulihat petanya."

"Ini..." Ucap Jeager yang menyodorkan petanya kepadaku.

"Denah ini kelihatannya cukup tua, apa aku bisa menemukan petunjuk dari sini?" Pikirku sambil melihat dibalik peta itu.

Disitu tertulis... 1960?!?!

"Ini?! Hoi Jeager, peta ini sudah berumur puluhan tahun! Lagipula dimana kau mendapatkan peta itu?!"

"Hahaha! Tenang saja Nate, walaupun peta itu sudah berumur puluhan tahun namun isi di dalamnya tidak akan berubah sama sekali, jadi kau tidak perlu khawatir oke?" Ucap Jeager yang masih bersikap santai.

"Kuharap kau benar..."

Kami pun memasuki dungeon itu.

Di dalam dungeon terlihat dinding yang disusun oleh batu bata dan lantainya pun batu bata, dan obor di dinding sepanjang jalan seakan menyambut penantang yang datang ke dungeon itu.

Kami pun berjalan mengikuti peta itu, namun saat sudah berjalan cukup jauh...

"Hmm... Ini aneh, seharusnya benar lewat sini, tapi kenapa buntu ya..." ucap Jeager yang heran.

"Sudah kubilang kan, peta itu sudah tua."

"Shh... Diam," ucap Jeager yang sedang waspada.

Tiba-tiba ada suara gerombolan langkah kaki yang mendekat.

"Para goblin itu, sepertinya mereka sudah menyadari kita..."

"Ayo semua kita berlari kesana," ucap Jeager memberi aba-aba.

Kamipun berlari mengikuti Jeager namun...

Dug!

Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang terjatuh, saat ku menengok ke belakang aku melihat Clara yang sedang terjatuh...

"Clara?!"

Aku dengan sigap langsung kembali untuk membantunya.

"kau tidak apa-apa Clara?" Ucapku sambil membantunya untuk berdiri.

"I-iya..." Sahut Clara.

"Ayo kita pergi dari sini!" Ucapku sambil menarik tangan Clara dan berlari menuju ke yang lain.

Click!

Grumble... Grumble... Grumble...

Aku seperti menginjak suatu trap dan jalan yang kulewati tadi tiba-tiba tertutup dengan dinding.

Kamipun terpisah karena dinding itu.

"Jebakan? Sial!"

"Nate? Clara? Kalian gapapa?" Tanya Jeager dibalik dinding ini.

"Ya, kami gapapa, kalian duluan saja..." Sahutku kepada Jeager.

"Apakah perlu kuhancurkan dinding ini?" Tanya Emily.

"Hentikan itu Emily, objek dari dunia ini tidak akan bisa dihancurkan kecuali dengan sistem, sebaiknya kita mencari jalan untuk bertemu kembali" sahut Jeager menjelaskan.

"Nate, kami akan menemui mu di jalur persimpangan!" Ucap Jeager padaku.

"Baiklah..." Sahutku mengiyakan.

Grr!!

Suara para goblin itupun semakin dekat.

"Sial! Mereka semakin dekat! Ayo Clara lewat sini!" Ucapku sambil menarik tangan Clara.

"Ba-baik!" Sahut Clara.

Begitulah yang terjadi sebelumnya, dan disinilah kami...

Dikejar-kejar oleh sebuah batu besar...

Rumble... Rumble... Rumble...

"KENAPA MALAH JADI SEPERTI INI?!?!"

Bersambung...