Apartemen xx| 19:30 PM
"Bagaimana dengan ini Dave" Aurora memutar-mutar tubuhnya di depan David.
"itu terlalu terbuka Lya, bagaimana bisa kau memperlihatkan…."
"Dave…. Ayolah ini sudah kelima kalinya aku berganti baju dan komentarmu selalu sama" Aurora memotong ucapan Dave karena sudah tau pasti apa yang akan diucapkan pria itu. Aurora merasa sangat jengkel melihat kelakuan David.Aurora memang sudah lima kali bolak-balik ganti pakaian karena David selalu menolaknya dengan alasan yang sama,terlalu terbuka.
"Sekarang katakan Dave kau mau aku menggunakan pakaian apa" Aurora memberikan tatapan jengkelnya yang tidak bisa disembunyikan.
"Setidaknya kau harus menggunakan pakaian tertutup, supaya orang tidak bisa melihat bagian tubuhmu yang tentunya hanya boleh untukku" ucap David membuat Aurora nelangsa. Demi tuhan pakaian yang Aurora kenakan malam ini sudah sangat tertutup, dan hanya mengekspos bagian lengan dan leher, bahkan bagian depan yang membetuk huruf v sudah menutupi bagian-bagian yang dimaksud pria ini.
"ya Tuhan Dave, demi apa ini adalah acar pesta. Pesta Dave" Aurora sengaja menekankan kata pesta dengan harapan pria di depannya ini sadar." dan pakaian yang ku kenakan sudah sesuai. Kau tidak bermaksud menyuruhku menggunakan pakaian kantor kan Dave. Kalau kau seperti ini terus lebih baik kau pergi sendiri Dave"
"Lya aku tidak bermaksud seperti itu.." Dave menjeda cukup lama " aku hanya ingin kau mengenakan pakaian yang menutupi kakimu. Ucap Dave akhirnya dengan suara lembut.
"apa yang salah dengan kakiku Dave, demi tuhan gaunku bahkan sudah melewati lututku. Kau menjengkelkan sekali Dave, kau tau?" Aurora kembali ke kamar.
David pun mengekori di belakang. Ia tau gadis itu benar-benar jengkel padanya dan ia juga menyadari dia telah keterlaluan pada Aurora malam ini. Ia sebenarnya tak masalah Aurora menggunakan pakaian apapun karena gadis itu selalu cantik mengenakan apapun. Bahkan pakaian terbuka sekalipun Dave sebenarnya kak mempermasalahkan itu. Lagipula semua orang di Negara mereka juga berpakaian seperti itu dan David sadar betul ia hidup di Negara mana dengan buadaya apa.tapi ia bener-benar benci menyadari kenyataan gadis ini sangat cantik dan membuat banyak peria tertarik padanya.
Demi dewa dewi di surga David benar-benar merasa naik pitam saat menyadari sekelompok pria dengan terang-terang melihat tubuh Aurora dengan lapar pada pesta tuan max tempo hari. dan David tidak ingin hal tersebut terulang lagi, dia tidak sudi pria brengsek diluar sana melihat tubuh kekasihnya bahkan untuk secuil. David bersumpah akan menguliti mereka hidup-hidup jika berani memberikan tatapan semacam itu lagi pada kekasihnya.
"Aku tidak pergi Dave, kau pergi saja sendiri. Aku tidak punya gaun lagi yang sesuai seleramu" ucap Aurora sambil terus berjalan tanpa melihat David.ia benar-benar sudah tidak tahan dengan sikap David malam ini.
"Lya aku tidak bermaksud seperti itu"
"Sudahlan Dave, kita sudah menghabiskan setengah jam hanya untuk mempertengkarkan hal yang tidak penting. Kau pergi saja sendiri. Aku sudah tidak ingin pergi" ucap Aurora. Ia berbalik mentap David, dan pria itu memasanga wajah menyesal. Ya David benar-benar menyesal. Dia membuat Aurora marah tanpa alasan yang jelas atau lebih tepatnya alasan yang tidak mungkin ia akui pada Aurora.
"Lya maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu, aku minta maaf. Kau boleh mengenakan apapun yang kau mau asalkan kau ikut denganku. Aku tidak akan pergi tanpamu" akhirnya David bisa mengikis keegoisannya. Ia tidak mau pergi tanpa Aurora dan ia juga tidak mau membuat Aurora semakin kesal padanya.
"Dave aku sudah tidak ingin, kau pergilah sendiri" Aurora sudah duduk di depan meja rias bersiap untuk melepaskan perhiasan yang melekat padanya.
" aku sudah katakan aku tidak akan pernah pergi tanpamu" tegas David.
" sebenarnya ada apa denganmu Dave. Kau tiba-tiba ngatur cara berpakaianku yang sebelumnya tidak pernah kau lakukan. Kau bertingkah sangat aneh Dave, ada apa dengan mu"
"Maafkan aku.." ucap David dengan nada menyesal
Aurora hanya diam untuk beberapa saat melihat David yang masih berdiri dan terus menatapnya dengan tatapan menyesal. Sebenarnya ada apa dengan pria ini. Auora benar-benar tidak mengerti.
Aurora akhirnya mengalah dan memutuskan untuk ikut dengan David. meskipun ia masih jengkel dengan kelakuan pria ini beberapa waktu lalu.
"baiklah Dave aku akan ikut tapi dengan satu syarat. Aku boleh menggunakan gaun pertamaku."ucap Aurora tanpa bisa dibantah.
Dave hanya bisa menghembuskan napas berat "baiklah"
*****
Aurora keluar dengan menggunakan gaun yang tadi ditolak mentah-mentah oleh David dengan kometar 'itu terlalu banyak memperlihatkan kulitmu Lya' dan sekarang Aurora mengenakannya tanpa mau menerima komentar apapun dari David.
David masih berdiri memperhatikan Aurora yang berjalan ke arahnya. David tidak berkomentar apapun tapi wajah pria itu terlihat sudah memerah dan rahangnya mengeras menandakan pria itu tengah menahan amarah. Namun untuk kali ini saja Aurora ingin menjadi pembangkang.ia tidak akan menurut pada David. sekali ini saja! Lagi pula ia tidak merasa ada yang salah pada dirinya dan gaunnya. Ini adalah gaun yang pas digunakan ke pasta peresmian semacam ini.
"Ayo berangkat" ucap Aurora saat sudah hampir sampai pada Dave.
" kemarilah " kini ekspresi David sudah mulai melembut. David memang tidak bisa marah pada Aurora entah kenapa.David menarik Aurora kedalam pelukannya. Pria itu mulai mengedu-endus aroma Aurora yang memang menjadi favorinya sejak lima tahun yang lalu. membuat Aurora mengerang saat merasakan napas hangat David di lehernya "aku ingin seperti ini lima menit saja" ucap David lembut di lehernya.
"Dave stop! Kita tidak akan ke pesta jika kau terus melakukan ini" Aurora mendorong tubuh David menjauh.
" memangnya apa yang ku lakukan? " Ucap David sambil terkekeh geli dengan tampang tak besalah. "aku hanya memelukmu. Apa itu salah"
Oh lord. Pria ini benar-benar menyebalkan.
"berikan aku ciuman dulu sebelum kita berangkat" tanpa meenunggu jawaban Aurora David langsung menariknya dan menciumnya lama dan dalam. Aurora merespon dengan senang hati. Karena memang tak pernah ada kata bosan untuk yang satu ini. Rasanya selalu sama. Luar biasa!!
****
Disinilah mereka sekarang, di tengah kerumunan orang-orang yang sedang berpesta. Ada yang sedang berdansa, minum sampanye dan kegiatan-kegiatan menyenangkan lainnya.
Ya akhirnya mereka bisa sampai ditempat acara tiga menit sebelum acara dimulai. David terus-terus saja mengatakan mari berciuman sebentar lagi. membuat Aurora tidak bisa menolaknya sama-sekali. Ayolah Aurora bahkat tidak ingat kapan ia pernah menolah ciuman David. ciuman David terlalu nikmat untuk diabaikan. Dan karena ciuman itu lah mereka hampir saja telat datang ke acara pesta malam ini.
"senang rasanya anda bisa hadir dicara ini Mr.berrnath" kedatangan tuan max menghampiri mereka membuyarkan pikiran Aurora yang terus menerus tertuju pada 'itu'
"saya merasa terhormat bisa menerima undangan anda tuan max" ucap David sopan sambil menyalami tuan max. "aku dengar putra sulung anda juga menghadiri pesta ini, dimana dia?"
"Ah.. benar, putra sulung ku memang hadir, itu dia disana " tunjuknya pada seorang pria menggunakan setelan jas warna abu dengan rambut menjuntai kebawah dan sedikit berponi. Namun tetap terlihat stylis."namanya herry, dia sudah lama diluar negeri dan jarang sekali pulang. Dan kali ini dia pulang untuk berlibur makanya aku mengambil keempatan ini untuk mengenalkannya pada public terutama pada rekan bisnisku. Karena kelak ia yang akan mewarisi semuanya"lanjutnya
"Anda pasti sangat menyayangi putra anda" ucap Aurora tersenyum ramah.
Tuan max terkekeh mendengan ucapan Aurora "semua orang tua pasti menyayangi anaknya. Dan yang ku lakukan adalah hal yang memang seharusnya dilakukan orang tua. Kau akan merasakannya nanti saat kau punya anak. Apa kalian tidak ingin segera memilikinya?"
Aurora dan David saling bertatapan. Mereka tidak menyangka pertanyaan ini akan diajukan oleh tuan max. mereka hanya bisa tersenyum sebagai jawaban. Dan tuan max akhirnya mengangguk mengerti. "baiklah… bersenang-senanglah. Nikmati pestanya" lalu beliau pamit meninggalkan mereka.
"Dave ayo berdansa" ajak Aurora
Yang dijawab senyum oleh David lalu membelai puncak kepala Aurora dengan sayang. Aurora langsung menarik David ke lantai dansa. Lagu yang entah apa judulnya Aurora tidak tau sudah mulai berputar dengan nada slow. Merekapun mulai bergerak mengikuti alunan musiknya. Tatapan mereka tak sekalipun terlepas David menatap netra bening milik Aurora dengan sangat dalam seolah tak ada yang lebih indah dari itu.
Aurora tidak bisa mengalihkan pandanganya dari tatapan David. mata itu selalu mampu mengalihkan dunianya. Mata coklat milik David adalah hal kedua terindah setelah candi Borobudur di Indonesia. mata yang selalu mampu menenangkanya setiap ia menatapnya, mata yang seolah berbicara padanya bahwa ia akan selalu aman jika bersama pemiliknya. Rasanya Aurora mampu menatap bola mata itu berjam-jam tanpa teralihkan. Dan ia tak pernah bosan.
David menyelipkan rambut yang menutupi wajah Aurora kebelakang telinganya. "you just too good to be true, Lya" ucap David lalu menarik bibir Aurora ke bibirnya. Menciumnya dengan lembut dan begitu hati-hati seolah tidak ingin melakukan apapun yang bisa menyakiti gadisnya. David masih terus menciumnya sampai suara music berganti dan sorak-sorakan orang membuat mereka menyadari bahwa meraka masih di tengah pesta. "I love you" ucap David di akhir ciumannya. Rasanya sangat berat menghentikan apa yang mereka lakukan barusan.
Oh god! Rasanya aku ingin membawa gadis ini pulang sekarang juga.
-TBC-