Sudah lima tahun lamanya Aurora meninggalkan rumah karena perjodohan itu, dan selama itu pula orang tuanya tidak pernah sekalipun mencarinya. Tapi Aurora sudah melupakan segalanya, segala kehidupannya di masa lalu karena hari ini ia sudah cukup bahagia.
Selama lima tahun David selalu ada disisinya dan ia tidak butuh apa-apa lagi. semuanya sudah terasa sempurna.
mungkin sedikit sombong jika mengatakan ia tak butuh orang tuanya lagi tapi memang ini lah sebenarnya yang terjadi. ia sudah benar-benar lupa bagaimana rasanya dimanjakan orang tua, bahkan ia sudah lupa bagaimana rasa masakan ibunya.
diawal-awal kepergiannya dari rumah semuanya memang terasa berat, setiap hari ia menunggu bujukan dari ayah maupun ibunya tapi mereka sama sekali tak pernah membujuknya untuk kembali. beberapa kali ia mencoba untuk kembali kerumahnya namun ketakutannya pada rencana perjodohan itu membuatnya mengurungkan lagi niatnya apalagi orang tuanya masih berpihak pada keluraga william.
Aurora bertanya-tanya seperti apa jadinya jika ia tidak mendengar percakapan malam itu. apakah kini ia sudah menjadi seorang istri dari pria yang ingin merebut perusahaan ayahnya ataukah Ia sudah menjadi janda karena diceraikan setelah mereka menguasai segalanya.
semua bayangan itu terlalu suram untuk Aurora bayangkan. Kehidupan yang ia pilih terbukti lebih baik dan Aurora merasa lebih bahagia dari yang pernah ia rasakan sebelumnya maka dari itu Aurora tidak menyesali sedikitpun keputusannya untuk pergi.
****
Pagi sekali Aurora sudah rapi dengan setelan kerjanya, ya dia adalah karyawan yang sangat mengutamakan kedisiplinan. Meskipun ia bekerja di perusahaan milik kekasihnya tapi ia tak bisa bertindak semaunya. Ia selalu memposisikan dirinya seperti karyawan pada umumnya, yang tau tata Krama terhadap atasannya.
"selamat pagi Sir…." Sapa Aurora sopan begitu atasannya itu melewatinya. Ruangan kerja Aurora tepat di depan pintu milik David.
Posisi Aurora adalah sebagai seorang sekertaris, hal ini tentu saja karena keputusan David yang mengatakan bahwa hanya posisi itu yang membuat ia dengan mudah mengawasi Aurora.
"ikut aku ke ruangan ku…" ucap David kemudian berlalu.
Mereka memang sudah sepakat untuk tidak memperlihatkan kemesraan di kantor meskipun semua orang di kantor tau tentang mereka bahkan hampir semua rekan bisnis David tau bahwa Aurora adalah kekasihnya yang merangkap sebagai sekertaris. tapi tetap saja Aurora tak ingin ada gosip tak sedap yang mengatakan dia tak professional, maka dari itu ia selalu meminta David untuk memperlakukannya sama seperti karyawan lainnya.
aurora mengekor dibelakang David mengikutinya menuju ruangan pria itu."ada yang bisa saya bantu Sir?" Tanya Aurora yang masih berdiri di depan meja David.
"kemarilah, biarkan aku memelukmu sebentar….." David kemudian menarik Aurora kedalam pelukannya. Aurora hanya menurut saja, karena ini adalah tempat yang tidak akan di lihat siapapun. "sudah ku katakan jangan memanggilku seperti itu saat kita sedang berdua " David terus mengelus puncak kepala Aurora dan membanjirinya dengan kecupan.
"emmm…" Aurora hanya mengangguk menanggapi ucapan David sambil terus menempel dalam pelukan itu.
"kenapa kau berangkat pagi sekali tadi… kau bahkan meninggalkanku saat masih tertidur.." ucap David yang terdengar sedikit kesal. Aurora tadi memang berangkat lebih pagi dari biasanya, ia bahkan tidak membangun kan David karena memang terlalu pagi.
Aurora mengurai sedikit pelukannya agar bisa menatap David. Ia hanya bisa tersenyum melihat David yang terus memperlihatkan wajah kesal.
" ada beberapa dokumen tertinggal yang harus aku selesaikan, dan itu akan digunakan oleh bosku untuk presentasi nanti jam Sembilan, karena kemarin aku tak bisa menyelesaikannya berkat seseorang" ucap Aurora yang sengaja menekan pada kata seseorang untuk menyinggung David.
David malah tertawa menanggapi ucapan Aurora yang ia tau di tujukan untuknya.
"Pria itu pasti sangat tampan sehingga mampu membuat sekertaris teladanku meninggalkan pekerjaannya" ucap Devid dengan penuh penuh percaya diri dan tertawa penuh kemenangan.
"Dave kau menyebalkan, kalau kau melakukan itu lagi aku pastikan kau menyesalinya" kesal Aurora .
"Apa kau sedang mengancam bosmu sekarang" ucap David masih dengan cengiran yang sama.
"aku tidak sedang bicara sebagai sekertarismu" tukas Aurora merasa semakin jengkel.
"kenapa kau lucu sekali, membuatku ingin mengurungmu disini…." David menarik Aurora lagi kedalam pelukannya. "diamlah sebentar biarkan aku memelukmu sebelum aku memulai pekerjaanku"
"kau sudah memelukku dari tadi, Dave. Kalau kau lupa…." Ucap Aurora gemas
"baiklah aku siap bekerja sekarang, apa jadwalku hari ini?" melepaskan pelukannya pada Aurora dan kembali ke kursi kerjanya.
"hari ini kau memiliki jadwal meeting dengan para pemegang saham jam 9:00 AM, lalu makan siang bersama investor asal Indonesia ya itu Mr. Yoga, lalu kau harus menghadiri pesta peresmian store baru milik tuan max yang di laksanakan jam 20:15 PM di generator hotel" Aurora membacakan seluruh jadwal harian David.
"Peresmian store?" Tanya Dave bingung. "Bukankah itu sudah dilakukan tempo hari, dan saat itu juga sudah dilakukan pemotongan pita bukan?"
"Iya benar Sir, ini hanya pesta biasa yang dilakukan ulang untuk merayakan pembukaannya. Dan katanya alasan utama dilakukannya pesta ini karena akan dihadiri purta sulungnya. Yang kemarin tak dapat hadir saat pemotongan pita" Aurora menjelaskan.
David hanya mengangguk menanggapi penjelasan Aurora.
"wow jadwal yang sangat luar biasa , dan kita tidak akan bisa berkencan bukan? Bagusss.." David kembali memasang wajah masam
"Kita bisa berkencan lain waktu Dave, lagi pula kita kan selalu bersama setiap malam, apa itu tidak cukup?" uacap Aurora sambil mematikan tabletnya
" tentu saja berbeda Lya, seharusnya aku bisa mengajakmu liburan seperti pasangan-pasangan lain di luar sana. Tapi lihat saja bahkan aku tak bisa makan siang denganmu. Bahkan malam kita harus terpotong karena urusan kerja "
"aku tidak pernah berharap kau menjadi orang lain Dave, apa lagi mengharapkanmu harus memperlakukanku seperti orang lain. Aku sudah cukup memilikimu yang hari ini.dan aku bahagia" Aurora berusaha tersenyum untuk membuktikan pada David bahwa ia memang baik-baik saja meskipun tanpa liburan atau apalah itu karena dengan David yang selalu ada di sampingnya setiap saat saja sudah lebih dari cukup untuknya.
" kemarilah " ucap David meninta Aurora utuk mendekat kekursinya. Aurora pun berjalan mengelilingi meja kerja David, Pria itu langsung menariknya keatas pangkuannya. "aku baru ingat kalau tadi aku hanya memelukmu. aku belum mendapatkan ciuman pagiku" ucap David dengan cengiran
Aurora memutar bolamatanya lalu tertawa ringan. ia memang sudah biasa dengan sikap David yang satu ini. "tapi kita tidak boleh lama-lama" ucap Aurora lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium David dan pria itu tidak melepas kesempatanya untuk menarik Aurora lebih memperdalam ciuman meraka.
Tadi Aurora sedikit berbohong mengatakan ia tak ingin liburan, karena sebagai wanita normal tentu saja ia memimpikan liburan bersama kekasihnya dimana ia bisa mengelilingi dunia dan mengunjungi tempat-tempat baru lalu melukis indah setiap momen yang mereka lalui. menghabiskan waktu sepanjang hari dengan bermanja-manja pada David tanpa harus memikirkan pekerjaan. Tapi Aurora tidak akan mengeluhkan itu. Mendapatkan seorang pria seperti David saja merupakan kebahagiaan yang tak akan bisa ditukarkan dengan apapun jadi liburan tak begitu penting untuknya. Saat ini.
-TBC-