webnovel

Hilangnya Tunangan CEO

Mengisahkan CEO muda dari Perusahaan LJ yang bernama Jeno Atwijaya dan memiliki kekasih bernama Amanda Putri. Sebelum pertunangan digelar satu minggu lagi, mereka pergi berlibur ke Bali bersama pembantu Jeno–Bi Yayu. Namun, tragedi kapal yang menabrak batu besar, menjatuhkan mereka sehingga harus berenang menuju Pulau terdekat. Pulau tersebut merupakan Pulau Skotadi. Tak disangka, saat mereka sedang menghangatkan tubuhnya dengan api, Suku Necros menculik mereka secara terpisah. Hanya Jeno yang selamat karena dibantu keluar oleh wanita Suku Necros–Sabrina. Sedangkan Bi Yayu dibunuh menggunakan puluhan tombak yang menancap tubuhnya. Dan Manda yang tidak bisa ditemukan. Sampai waktu menunjukkan satu tahun menghilangnya Manda, para keluarga sudah berusaha mengikhlaskan kepergian Manda, jika dirasa sudah dibunuh lebih dulu oleh suku Necros. Mereka tidak bisa masuk sembarangan ke pulau itu. Karena pulau tersebut disebutkan menjadi pulau terlarang setelah pulau Sentinel Utara. Para pakar dan pemerintah di sini, menyebutkan hal sama bahwa pulau Skotadi, memiliki suku Necros yang belum tersentuh dunia modern sehingga akan menyerang kita jika ke sana.  Namun, saat Jeno ada perjalanan bisnis ke Amerika, Jeno melihat seseorang yang mirip dengan Manda Lalu, apakah benar bahwa dia Manda atau seseorang yang mirip? Jika dia benar-benar Manda, akankah dia mau kembali ke pelukan sang kekasih?  Baca untuk mengetahui kelanjutannya.

Namy_Casper · Urbano
Classificações insuficientes
12 Chs

Trending

TRENDING saat ini adalah tentang konferensi pers yang dilakukan kemarin oleh Jeno. Media Sosial penuh dengan kabar itu. Bahkan banyak yang ikut berduka kepada Jeno dan seluruh keluarga Manda. 

Kebanyakan dari mereka adalah orang yang mengenal CEO terbaik di negara ini. Sementara Manda, hanya dikenal orang-orang terdekatnya. 

Di tengan jalan trotoar, banyak yang sibuk dengan ponselnya karena mendengar berita hilangnya tunangan CEO. Mereka juga membuat kabar itu semakin luas karena sama-sama ingin menolong Manda cepat kembali. Lalu mendoakannya agar tenang di sisinya. 

Layar besar yang terus menerus membicarakan berita tersebut, terpampang jelas di pusat kota. Orang tua yang tak memeriksa ponselnya, mereka dapat melihat langsung di layar besar itu. 

"Malang sekali anak muda itu." 

"'Aku tidak kenal dengannya tapi aku merasakan sakit hati." 

"Tidak. Bagaimana perasaan keluarganya?" 

"CEO Jeno sangat menyukainya." 

"Pulanglah dengan selamat! Aku akan menabur bunga yang banyak untukmu!" teriak laki-laki berkacamata yang merupakan rekan kerja Manda di pusat kota ini. 

Semua orang yang mendengar teriakan laki-laki itu, langsung ikut berteriak agar Manda pergi dengan tenang. 

Kini, Manda semakin banyak dikenal orang-orang. Manda yang hanya suka tampil di kantornya saja, kini tak membuat sulit publik untuk mengenalnya. 

Selain karena Jeno memberitahu Manda itu kekasihnya, mereka juga tak sengaja bahwa pakaian yang sering mereka beli itu adalah dari toko online Manda. 

Mereka juga tak menyangka jika selama ini Manda menjadi pengisi suara anak-anak di sebuah kartun yang sedang di gandrungi anak-anak bahkan orang dewasa. 

"Manda sangat baik dan cerdas, ya. Kematian yang janggal seperti ini, sangat tidak adil untuknya." 

"Benar! Kenapa tidak para koruptor saja yang dikirim ke Pulau tersebut?!" 

Begitulah orang-orang berargumen di kolom komentar media sosial. Mereka mulai menyelidiki semakin dalam tentang Manda yang tertutup itu. 

Sementara itu, publik juga semakin tahu tentang Pulau yang baru mereka dengar. Pemerintah pun sama. Mereka baru tahu jika ada Pulau tersebut. Beberapa mereka bahkan mengira, bahwa Pulau itu milik tetangganya bukan dari Negaranya. Tapi hal ini, Pemerintah akan selidiki lebih dalam. 

Jeno juga sedang melihat berita yang tersebar sangat cepat. Bahkan ke luar negeri sekalipun. Dia memberikan tugasnya kepada Sekretaris Chandra. Sementara dirinya, terus membaca komentar yang baik untuk Manda. Setidaknya, Jeno senang karena banyak yang menyayangi kekasihnya itu. 

"Aku mencintaimu, Manda. Orang yang tidak kamu kenal juga sama," gumamnya sambil menatap layar ponsel itu. 

Jeno mengunci ruang kerjanya. Dengan Sekertaris Chandra di luar yang masing bekerja. Jeno menutup diri. Jeno hanya memberikan satu cahaya dari lampu saja. Lalu dirinya, duduk di lantai tanpa alas. Mampu menahan komentar baik tanpa bosan. 

Setelah Jeno banyak membaca komentar tentang Manda, Jeno pun mengalihkan aplikasinya menjadi tempat baginya dan Manda berbicara via online. 

Jeno mulai membaca ulang dari atas. Pembicaraan yang unik dan menyenangkan. Manda dan Jeno tidak punya waktu untuk bertengkar bahkan selama mereka menjadi sepasang kekasih. 

Isi dari pesan tersebut, selalu kata-kata manis. Manda dan Jeno yang selalu memberikan kata afirmasi sebelum mereka tidur. Dan Manda adalah anak yang paling sering mengeluh karena ragu pada dirinya sendiri. Tapi Jeno selalu membuat kepercayaan diri kekasihnya itu naik, walau akan jatuh sendirinya. 

Jeno berjanji. Bahwa Manda tidak akan dibiarkan jatuh. Karena Jeno sudah menyiapkan bintang yang akan menopang gadis baik sepertinya. 

Lalu jempolnya menekan tombol voice note yang dikirim Manda kala itu. 

"Hey! Jeno!" panggil Manda. 

"Ada apa? Kamu belum tidur atau terbangun, sih?" tanya Jeno karena Manda menghubunginya pada jam dua dini hari. 

"Aku bermimpi sesuatu!" 

"Mimpi buruk, ya?" tebak Jeno sambil membuka matanya jelas lalu duduk untuk mendengarkan cerita Manda lebih lanjut. 

"Aku bermimpi kalau aku tinggal sendirian. Aish, ini menyedihkan! Ibu dan adikku meninggal dunia! Lalu kamu berpaling dariku dan malah bersama wanita lain! Jeno, kamu berniat meninggalkanku?" kata Manda yang malah dibalas tawa tak tertahan oleh Jeno. "Kok, kamu ketawa, sih?" tanya Manda lagi. 

"Manda, aku sudah berjanji bahwa hanya kamu yang aku cintai. Sampai kapanpun. Sampai akhir hayat, sampai kita bertemu di kehidupan selanjutnya, aku hanya ingin mencintaimu saja," jawabnya dengan halus dan sangat yakin. 

"Kamu tahu, saat itu leherku benar-benar sakit, Jeno. Setelah kalian meninggalkanku, aku tinggal di di awan gelap. Aku merasa tak punya ruang. Aku benar-benar kesakitan. Tapi, tiba-tiba seseorang datang dibalik cahaya merah. Dia laki-laki yang sepertinya seusia denganmu. Tapi jangan cemburu, dia sangat tampan, lho." 

"Hey! Aish, kamu berbohong mimpi ini, kan?" ucap Jeno dengan kesal. 

Manda tertawa lepas. "Tapi aku tidak bohong, Jeno. Laki-laki itu benar-benar mengulurkan tangannya." 

"Kamu melihat wajahnya?" tanya Jeno sudah malas. 

"Tidak. Dia memakai masker hitam. Tapi matanya cukup cantik," jawab Manda sambil membayangkannya. 

"Kamu benar-benar membayangkannya?!" sentak Jeno karena kesal. 

"Iya. Soalnya–" 

Tuut! 

Belum selesai Jeno mendengarkan percakapannya dengan Manda, ponsel Jeno tiba-tiba mati. Ponselnya itu sudah Jeno gunakan sejak kemarin. Dan malam ini, ponselnya kehabisan baterai. 

Jeno pun mengangkat tubuhnya untuk mengambil charger miliknya. Charger itu ada pada laci yang tak rapi. Barang-barang acak banyak sekali memakan tempatnya. Sampai dirinya malah menemukan USB yang entah milik siapa. 

Jeno pun mengambil USB dan berjalan ke mejanya untuk melihat apa saja isi dari USB tersebut. 

Klik! 

Dan saat Jeno menekan sebuah video, terpampanglah dengan jelas video liburan dan percakapan Manda dengan seorang laki-laki. Jeno tidak mengetahui siapa laki-laki berambut pirang karena dicat itu. Tapi Jeno dapat melihat jelas, Manda sangat bahagia dengan laki-laki tersebut. 

Video tersebut berada di pantai. Manda sangat ceria dan tampak memegang kamera beberapa kali ke arahnya juga laki-laki itu. 

Manda juga menepikan kepalanya di bahu laki-laki tersebut. Lalu mengucapkan kata yang intinya Manda sangat menyayanginya. Jeno menggertakan giginya geram. 

"Tidak. Aku percaya pada Manda," kata Jeno yang langsung menenangkan api yang sempat berkobar di dadanya itu. 

Jeno memang tak pernah bertanya mengenai masa lalu Manda. Begitupun Manda yang tidak tertarik dengan masa lalu Jeno. 

Mereka pernah berjanji untuk saling percaya. Mereka berjanji untuk menerima kekurangan masing-masing. Tapi Jeno berbohong jika tidak sakit hati saat melihat mereka sangat mesra. 

"Manda, apakah dia orang yang pernah menyayangimu? Apakah dia melakukan sesuatu yang tidak bisa aku lakukan? Manda, saat kamu sedang tenang di sana, jangan mencintai dia, ya. Aku ingin kamu hanya mencintaiku saja. Hanya milikku saja. Begitupun aku," kata Jeno kepada layar yang masih menampakan kemesraan Manda dan laki-laki itu. 

"Leo, kamu menyukai kue itu?" 

Begitu mendengar kata Leo. Jeno pun langsung memanggil Sekretaris Chandra. 

"Sekretaris Chandra!" 

"Ya!"