Belum sempat menjawab, air mata Tommy sudah merebak. Ia merasa bersalah karena sudah menyakiti istrinya. "Maukah kau memaafkan aku?"
Sherly ikut menangis. Rasa haru saat melihat suami tercintanya datang membuatnya sangat bahagia. Sakit hati dan amarah yang pernah bersarang dalam dirinya pun lenyap begitu melihat pria tampan itu berdiri di hadapannya.
Buk!
Ia memeluk Tommy. "Aku sangat merindukanmu."
Tommy balas memeluknya. "Aku minta maaf. Aku sungguh minta maaf. Selama ini aku___"
"Kumohon jangan bicara dulu, Tom."
Pria itu tersenyum dan mengeratkan pelukannya. Setelah puas dengan pelukan rindu masing-masing, Sherly mengajak Tommy masuk ke dalam rumah.
"Kau mau minum sesuatu?" tanya Sherly begitu mereka tiba di ruang tamu.
Tommy menariknya ke dalam pangkuan. "Aku tidak ingin apa-apa. Aku hanya ingin ...." Ia memagut bibir sang istri.
Sherly terkejut. Bukannya melarang, ia justru mengalungkan tangannya di leher Tommy kemudian membalas lumatan suaminya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com