Sekitar pukul delapan malam saat Meira baru saja menelan habis kudapan manisnya bersama segelas susu cokelat, ia beranjak keluar dari pantry, tapi suara ketukan pintu membuat cewek itu menghampiri dan membukanya. Ia menemukan Adrian di sana, menatapnya sembari tersenyum tipis. "Ada apa ya? Kok sampai atas."
"Saya mau pinjam kamar mandinya sebentar boleh, soalnya yang di bawah lagi ditutup." Tumben sekali Adrian berani menghadapi dan bicara selancar itu pada Meira, biasanya menunduk malu-malu.
"Ditutup?" Bagi Meira terdengar aneh. "Kok bisa ditutup? Emang rusak atau kenapa?"
"Saya nggak tahu, tapi intinya sekarang beneran kebelet, cuma lima menit aja kok numpangnya."
"Oh, ya silakan." Meira membiarkan laki-laki itu masuk, lantas ia duduk di sofa ruang tamu setelah menutup pintu, ditatapnya Adrian yang justru bergeming di dekat nakas. "Oh, lo enggak tahu kamar mandinya, ya? Ada di kamar gue, lurus aja, gue percaya kok kalau lo enggak mungkin nyentuh sesuatu yang bukan milik lo."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com