webnovel

Hello, Riska

Adult Romance—Action. “Live must go on, but you don't let me move on.” Meira Aurora, si model majalah dewasa yang namanya terkenal seantero Universitas Malaka dalam predikat buruk, sebab pekerjaannya mendapat stigma negatif dari manusia di kalangan kampus. Bagi semua mahasiswa, Meira terlalu menggiurkan, kalau bagi mahasiswinya Meira terlalu menjijikan. Mereka bahkan mengira kalau Meira sering melakoni make out dengan dosen agar nilainya naik. Ada satu hari di mana seorang mahasiswa pemimpin organisasi Mapala di kampusnya berhasil menarik perhatian Meira, Riska Prakasa namanya. Berkat video kissing scene Riska serta Luna yang Meira dapatkan hari itu, ia bisa menarik Riska dengan mudah ke arahnya. Lambat laun Riska tahu siapa Mey sebenarnya, tentang kehidupan yang brutal serta segudang omong kosong, Riska juga tahu alasan Meira selalu menangis di kolong meja ruang makan. Riska mulai memiliki alasan mengapa ia harus menjaga Meira agar tetap baik-baik saja saat seseorang ingin melenyapkan gadis itu. Lantas, ada hari di mana pekat benar-benar menghampiri Meira dan memunculkan titik terendah dalam kehidupannya. Copyright by aprilwriters 2021.

aprilwriters · Urbano
Classificações insuficientes
244 Chs

Dangerous.

Sekitar pukul delapan malam saat Meira baru saja menelan habis kudapan manisnya bersama segelas susu cokelat, ia beranjak keluar dari pantry, tapi suara ketukan pintu membuat cewek itu menghampiri dan membukanya. Ia menemukan Adrian di sana, menatapnya sembari tersenyum tipis. "Ada apa ya? Kok sampai atas."

"Saya mau pinjam kamar mandinya sebentar boleh, soalnya yang di bawah lagi ditutup." Tumben sekali Adrian berani menghadapi dan bicara selancar itu pada Meira, biasanya menunduk malu-malu.

"Ditutup?" Bagi Meira terdengar aneh. "Kok bisa ditutup? Emang rusak atau kenapa?"

"Saya nggak tahu, tapi intinya sekarang beneran kebelet, cuma lima menit aja kok numpangnya."

"Oh, ya silakan." Meira membiarkan laki-laki itu masuk, lantas ia duduk di sofa ruang tamu setelah menutup pintu, ditatapnya Adrian yang justru bergeming di dekat nakas. "Oh, lo enggak tahu kamar mandinya, ya? Ada di kamar gue, lurus aja, gue percaya kok kalau lo enggak mungkin nyentuh sesuatu yang bukan milik lo."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com