<p>"Menanyakan apa boy?." Tanya Ddraig dengan dengusan kecil yang bersamaan muncul api di lubang hidungnya.<br/>"Ini tentang perubahanku, kenapa bisa ada sayap naga yang muncul, alih - alih itu sayap iblis?." Tanya Issei dengan serius, dia harus mendongak untuk menatap lawan bicaranya.<br/>Issei sepenuhnya menelan 8 bidak pion milik Rias, namun menurut apa yang dia ketahui, harusnya dia itu sudah berubah menjadi iblis, tapi ini? Hibrida?.<br/>"Bisakah itu?." Tanya Karna tidak mengerti.<br/>"Ini memang bisa Karna - dono, hanya saja terlalu langka dan jarang. Terutama dirimu Boy, darahmu sepertinya memiliki bagian dari naga walaupun sangat encer... <br/>Tapi seencernya darah ini, sekalinya mendapat kesempatan kebangkitan, itu akan bereaksi. Terutama jika itu seperti Evil Piece yang bisa menjadi katalis untuk kebangkitan. Yah, walaupun caranya agak lucu karena harus menggunakan ritual iblis." Ddraig menjelaskan apa yang ingin diketahui Issei, lalu dia terkekeh dengan cara kebangkitan darah naga milik Issei yang tipis itu.<br/>"Darah naga.... apakah itu ibuku? Karena dia sepertinya tertutup dengan silsilah keluarganya." Issei merenung sambil mengelus dagunnya, dia lalu memandang Ddraig.<br/>"Entahlah, kamu bisa menyelidikinya sendiri." Balas singkat Ddraig tidak terlalu tertarik dengan asal - usul keluarga Issei, walaupun ada rasa penasaran di awal - awal. Ddraig menganggap bahwa darah itu berasal dari kelas naga di bawahnya, setidaknya raja naga.<br/>Lalu Issei mengganti topik pembicaraan, terutama adanya Karna di dalam Boosted Gear miliknya. " Karna - sama, karena anda ada di dalam Sacred Gear ini. Apakah saya bisa menggunakan kekuatan anda seperti terakhir kali anda melawan Siegfried?."<br/>"Aku tidak tahu... Mungkin kita bisa mencobanya, tapi aku tidak yakin seberapa besar kekuatan yang bisa dihasilkan. Itu bisa rendah atau tinggi, bahkan tidak sama sekali." Jawab Karna mengerutkan kening sejenak, dia sendiri tidak terlalu percaya diri terutama menurut pengenalan Ddraig sebelum Issei datang. Sacred Gear bernama Booster Gear ini dirancang khusus untuk Ddraig dan partnernya.<br/>...<br/>Setelah selesai berbicara dan saling mengenal, Issei membuka matanya lagi. Kali ini dia masih di kamar milik Rias, dia lalu melihat bahwa itu sudah pukul 13 siang dan sekarang dia lapar.<br/>"*growl~* uh.... aku lapar." Gumam Issei mendengar perutnya keroncongan, dia lalu bangun dari berbaringnya.<br/>*klek*<br/>Ketika Issei hendak berjalan keluar, dia mendengar pintu dibuka. Setelah itu sosok Rias ada di depan pintu, gadis itu agak terkejut lalu tersenyum hangat.<br/>"Issei - kun, ayo makan. Aku dan Akeno sudah membawakan makanan untukmu." Ucap Rias dengan nada lembut, dia mengajak Issei makan bersama.<br/>Issei lalu berjalan ke Rias, dia tersenyum menawan yang bahkan membuat gadis iblis itu merona. "Tentu saja, princessku."<br/>Issei lantas berjalan bersama Rias, dia merangkul pinggul Rias sepanjang jalan, dimana Rias akan memandunya ke ruang makan. <br/>Sesampainya di ruang makan yang ditunjukan oleh Rias, Issei bisa melihat Akeno sedang menata makan siang. Selain Akeno, ada Kiba dan pacarnya Clarissa yang duduk bersebelahan serta Koneko yang duduk sendirian sambil mengunyah kue.<br/>"Selamat datang Kaichou!." Semua orang kecuali Issei yang melihat Rias masuk lantas berdiri, kemudian membungkuk 50° hormat.<br/>"Hei Hei, bukankah ini mirip Yakuza?." Tanya Ddraig yang tiba - tiba muncul dalam bentuk pelindung tangan di punggung tangan Issei.<br/>"...." Semua orang terdiam dan tersenyum canggung, jika dipikir - pikir memang mirip gaya penyambutan Yakuza ke bos mereka.<br/>"Yah, agak sama. Hei, lagian Rias adalah pewaris Gremory. Jadi wajar kan?." Ucap Issei mengangkat bahunya, dia tidak terlalu memperpedulikan juga.<br/>"*Batuk* baiklah, ayo duduk. Issei - kun, tempatmu ada disana." Rias terbatuk, dia lalu menunjuk kursi kosong yang dekat dengan kursi utama yang ada di tengah.<br/>"Baiklah, Rias - chan." Issei mengangguk dan berjalan ke sana.<br/>"C-Chan?." Rias malu, ini pertama kalinya dia mendapat sebutan 'Chan' biasanya hanya kakaknya saja yang mengatakan itu.<br/>"Ara~ Ara~ nufufu.." Akeno mengangkat alisnya sejenak lalu terkekeh seperti orang mesum.<br/>Lalu makan siang pun berlangsung, namun ada satu hal yang membuat Issei tidak bisa berkata apa - apa. Apa yang dia lihat adalah suasana makan ala bangsawan eropa, tapi ada satu hal yang tidak cocok di tempat itu. Yaitu cara makan mereka, semua iblis di ruangan makan bukannya menggunakan sendok, garpu atau pisau tapi malah menggunakan sumpit, lalu wadah untuk menaruh nasi bukannya piring seperti pada umumnya tapi mangkuk seperti halnya orang asia timur makan.<br/>"...." Issei terdiam.<br/>'Speechless?.' Tanya Ddraig dari dalam pikirannya.<br/>'jujur saja, ya.... speechless melihat iblis makan di ruang makan ala bangsawa eropa tapi dengan cara asia timur.' Jawab Issei mengangguk diam - diam.<br/>'Mungkin mereka ingin meniru budaya Orang Jepang?.' Tanya suara lain dengan nada bertanya, itu adalah suara Karna<br/>'Bisa jadi...' Jawab Issei.<br/>Lau Ddraig penasaran dengan Karna, terutama cara makan orang india.<br/>'Karna - dono, aku penasaran.... Bagaimana dengan Orang India makan?.' Tanya Ddraig, tapi sebelum Karna menjawab itu sudah dijawab oleh Issei.<br/>'mereka kebanyakan makan dengan tangan, kamu tahu bahwa jiwaku bukan dari dunia ini kan? di negaraku Indonesia dulu, aku juga sering makan dengan menggunakan tangan.' Jawab Issei lalu memakan makanannya sendiri, dia lalu mencoba ikan salmon yang dimasak Akeno.<br/>"Hm! Akeno - san, masakanmu numero uno! Aku yakin kamu bisa menjadi istri yang baik." Issei memuji kelezatan makanan yang dia makan, tekstur daging salmonnya tidak kematangan dan terlalu mentah.<br/>"Ara~ ara~ terima kasih Issei - kun. Kalau begitu aku akan membuatkan kamu bento besok." Jawab Akeno dengan senyum cerah, dia berinisiatif membuatkan bento.<br/>Rias disisi lain melirik dengan tajam ke arah Akeno, seperti kucing yang mangsanya akan dicuri kucing lain. Akeno tentu saja menyadarinya, dia tersenyum penuh kemenangan. Karena dia tahu Rias tidak bisa memasak.<br/>Lalu suara Ddraig berdering lagi di pikiran Issei, masih membahas topik sebelumnya.<br/>'Eww.. pakai tangan? itu penuh kuman dan menjijikan.' Ucapnya dengan jijik namun tidak sadar diri.<br/>'Yah, yang dikatakan oleh kadal yang memakan mangsanya mentah - mentah? terima kasih untuk pengingatmu.' Balas Issei dengan menghina balik, dia juga bisa mendengar Karna terkekeh di latar belakang.<br/>'Hei! setidaknya kami memanggangnya terlebih dahulu!.' Seru Ddraig tidak puas.<br/>'Ya, dan kamu tidak mencuci mangsamu terlebih dahulu? makan bersama kotoran - kotorannya? sungguh bersih tanpa kuman bukan~.' Sindir Issei.<br/>'grrrrr.' Geram Ddraig tapi tidak bisa membalasnya.<br/>Lalu Issei kembali ke dunia nyata karena dipanggil oleh Rias.<br/>"Issei - kun! kenapa kamu melamun dan hentikan senyum mengerikan itu, oke?." Ucap Rias memandang Issei, tidak hanya dia tapi semua anggota peeragenya.<br/>"Ah maaf, aku baru saja berdebat dengan kadal tertentu tentang kehigienisan makanan." Jawab Issei menggaruk belakang kepalanya, dia lalu melanjutkan makannya.<br/>"Woi!." Seru Ddraig yang tiba - tiba memunculkan Gaunlet Sekiryuutei di punggung tangan Issei.<br/>.....<br/>Setelah makan siang berakhir, itu dilanjutkan dengan sesi minum teh yang sangat bangsawan. Lalu bel berbunyi dan semua orang pergi, kecuali Issei dan Akeno yang diam - diam berjalan memutar agar tidak ketahuan Rias.<br/>"Akeno - san?." Issei melihat mantan malaikat jatuh tersebut masuk, wajahnya agak merah.<br/>'apa yang terjadi? hmm... kenapa firasatku mengatakan bahwa ini bukan hal yang baik?.' Pikir Issei melihat Akeno berjalan ke arahnya.<br/>Akeno semakin dekat dan dekat, dia lalu duduk dipangkuan Issei dan menhadap wajah Issei yang agak terkejut dengan adegan ini sekarang.<br/>"Issei - kun... ayo ke tempatku." Ucap Akeno dengan nada gerah, dia menggiling pantatnya ke kontol Issei.<br/>"...." Issei mengangkat alisnya, dia paham apa yang diinginkan gagak maso-sadistik ini.<br/>"*batuk* bukankan terlalu dini, Akeno - san?." Tanya Issei tentu saja tidak menolak, tangannya masuk ke bawah rok dan memijat pipi pantat Akeno.<br/>"Mnh~ kamu benar, tapi ketika melihat benda sucimu... Nhh~ aku tidak tahan lagi, Issei - kun." Jawab Akeno mulai mendesah kenikmatan karena pantatnya diuleni oleh tangan Issei.</p>