webnovel

Heather (After Revisi)

Pangeran Kedua diyakini sebagai otak intelektual kekacauan Kerajaan Peri berdasarkan ilham dari Benda Suci di Shryn Utama. Ia kabur dari pengasingan dan menembus perbatasan buana manusia. Bukannya ketenangan, yang ia temukan adalah kebangkitan sosok Antagonis Utama dari sejarah dunia peri. Belum habis, terdapat makhluk-makhluk legenda dari masa awal penciptaan semesta. Namun, seiring waktu terbuka kebenaran dari pelaku sebenarnya---seseorang yang sangat dekat dengannya---diikuti oleh hukum sebab-akibat atas kebohongan. Sekarang, mampukah kamu membantu Pangeran Kedua? Atau menebak? Atau ...?

AsyaSpace28 · Outros
Classificações insuficientes
10 Chs

Zumigodds (VII)

"Aku tidak tahu mengapa kabar ini belum sampai ke telinga Nona, tapi semua Fraley dan Fraleyness di dunia kita telah menjadi debu peri. Melalui bantuan kekuatan iblis, Pangeran Kedua melancarkan aksinya dengan cepat setelah kabur dari pengasingan. Beberapa penjaga Shryn berusaha keras memegang nyawanya agar mampu menuturkan kesaksian ini sebelum turut meninggal."

Michael membelalak, kepalannya menguat hingga bergetar, sedangkan degupnya meledak dalam emosi campuran.

"Pria itu!" geramnya, setengah bersandiwara dan sisanya memang karena frustasi.

"Kamu terlihat berbeda dari peri Cliffres pada umumnya, eh? Lebih kuat dan di kepalamu tidak terisi oleh bunga yang mekar saja. Maksudku, maaf karena sempat meragukanmu dan berasumsi bahwa kamu sangat polos," tutur Averlee menyilangkan tangan. Jelas ada kecurigaan di dalam sana.

"Tidak sedikit yang saya pertaruhkan demi Pangeran Kedua ..., tidak lagi. Adakah yang harus saya lakukan untuk meyakinkan Anda, Leader Averlee? Karena saya paham bagaimana rumitnya membentuk kepercayaan," tanya Michael serius.

"Tidak juga, tidak perlu. Apa kamu tahu di mana keberadaan Pangeran Kedua?" respon Averlee.

"Sayangnya, tidak. Kami menggunakan media lingkaran sihir dari peri Roxace untuk bertukar surat. Pesan terakhir yang saya dapat mengatakan bahwa keberadaan beliau saat ini ada di dunia manusia, dan saya harus menemui beliau untuk menyampaikan informasi karena kekuatan teleportasi peri Roxace tidak berfungsi di sana."

Averlee menghela napas. "Tentu saja. Beliau tidak mungkin begitu ceroboh. Intinya, saat ini, aku—tidak, bangsa peri memerlukan bantuanmu, Michelle. Kamu memiliki hubungan yang cukup dekat dengan wadah peri hitam dan aku yakin kamu bisa menuntunnya untuk memperlambat kebangkitan sempurna. Kami akan mencari celah dan cara untuk menyelamatkan anak manusia. Permainan nurani ini harus segera berakhir, bukan?"

"Benar! Pertahankan pengawasan dan indramu, baik kepada anak itu dan tempat ini. Jangan sungkan untuk menemui kami apabila memerlukan bantuan," ucap peri Zelda perempuan yang rambut putih panjangnya diikat ke belakang. Senyuman juga datang dari peri-peri lain nan mengangguk setuju.

"Terima kasih. Aku akan mengingatnya," balas Michael dan ikut tersenyum.

Pasang sayap para peri mulai membuat selubung tipis untuk menghindari gerimis yang diturunkan payoda. Biji permata mereka mengamati tetes-tetes air yang jatuh ke tanah dan sekejap mengeluarkan beragam cahaya—lebih tepatnya air yang bertabrakan dengan sesuatu akan bersinar seperti batu api yang menyala setiap kali dipukul—dan menerangi daratan dengan adiwarna yang hampir seperti salinan langit malam.

"Agak ironis bahwa dunia indah seperti ini sangat rentan oleh tipuan kegelapan," gumam Averlee menerawang dengan manik hijau cemerlang. Wajah dinginnya lepas dan ada senyum tipis kesedihan di sana.

"Iya," respon Pangeran Kedua. Ia turut melihat ke atas, lalu menangkup tirta dengan kedua tangan untuk menikmati cahaya dengan lebih dekat. Semakin menenangkan oleh harum dan segar aroma hujan yang mengingatkannya pada seseorang.

"Aku akan kembali untuk mengawasi wadah peri hitam dan memberi kabar jika menemukan sesuatu," tuturnya setelah menghirup udara dalam-dalam.

"Berhati-hati lah," ucap para peri kecuali Averlee yang hanya memberi anggukan.

Michael melambai dan mengepakkan sayapnya setelah menerima kotak kecil dari peri Zelda perempuan yang rambut putih panjangnya diikat ke belakang. Jauh di dalam hati, ada rasa tersentuh yang ditimbun perasaan bersalah akibat kebohongan. Ia cukup bimbang.

"Hukum sebab-akibat, ya? Aku bahkan bisa menebak konsekuensi yang akan didapat," gumamnya dengan senyum pahit.

Beberapa menit kemudian, Michael terbang menurun dari ujung pohon selagi mengecilkan ukuran dan mendarat dengan hati-hati. Telunjuknya terangkat dan sedikit memutar untuk mengumpulkan air dari tubuhnya sebelum dileburkan menjadi bubuk perak. Ia masuk ke rumah dan menemukan bahwa Syila masih tertidur pulas.

Ditariknya selimut untuk menutupi lengan anak manusia. Wajah lelapnya damai bagaikan anak-anak pada umumnya. Jika sua dengan peri hitam tidak terjadi, maka ia akan percaya bahwa anasir di depannya sebatas manusia biasa.

Laki-laki itu berbaring dan menggenggam jari kelingking Syila dengan tatapan teduh. "Kami akan melindungimu hingga cahaya kebahagiaan ada di genggamanmu. Kami janji," bisiknya merdu sebelum telelap tidur.

~*~*~*~

Eld kembali menyinari buana. Kilaunya terpantul pada air laut yang sedikit menghitam. Buih-buih gulungan ombak kecil menyapu pasir putih di tepian dan membasuh kaki kecil seorang anak manusia. Tawa nan indah lepas ke udara, sedangkan rok itu dibiarkan basah ketika angin menyapu surai yang tak diikat.

Michael mendampingi tawa itu. Sesekali terbang rendah untuk merasakan air. Poin menarik, ia bisa bermain dengan ikan-ikan nan dapat terbang selama satu menit. Sirip lebar bening mereka berkilat adiwarna ketika terkena seri.

"Dunia manusia memang sangat menarik!" jujurnya selagi biji permata mengikuti gerakan makhluk laut yang mengudara di sekitarnya.

"Dunia peri pasti juga indah!" jawab Syila.

"Kamu benar, haha."

Michael jatuh ke atas pasir kala terserempak denging yang kuat. Ia segera bangkit dan memperlihatkan perilaku baik-baik saja ketika Syila kembali menoleh ke arahnya. Sayapnya mengepak dan peri itu duduk di atas batang tumbuhan. Kakinya terayun selagi memperhatikan riang anak manusia bersama debur ombak. Ia tersenyum sebelum pandangannya seolah-olah berada di lain tempat.

Ada apa? tanya Michael menjawab telepati.

Suara rendah dan merdu yang jauh mulai menjawab. Bagaimana kabarmu? Mengapa begitu sulit untuk dihubungi? Apa—

Tsk! Aku tidak punya waktu, Rayliance. Jika sebatas percakapan tak berguna maka akan kututup.

Tidak, tidak! Jangan menutupnya! Ya ampun, kamu masih saja dingin. Tidak tahu betapa khawatirnya aku—

Rayliance? Michael mulai merasa kesal.

Argh! Baiklah, baiklah! Rayliance memberi jeda sebentar sebelum berbicara dengan serius. Aku berhasil menerjemahkan gulungan kuno yang kamu temukan waktu itu.

Sungguh?! Apa isinya? tanya Michael tak sabar.

Penawar untuk Raja dan Ratu ... bunga itu ada di puncak tebing di daratan bernama Greenland dan hanya mekar ketika kelima Luna berada dalam fase bulat sempurna.

Dan fase itu tersisa empat hari lagi, kecuali ingin menunggu bulan depan.

Dan jam pasir akan terus gugur menipis.

Michael menimbang-nimbang tentang kalimat yang akan ia ucapkan selanjutnya. Bagaimana keadaan di sana?

Kerajaan masih diguncang dan penduduk yang terpengaruh sedikit demi sedikit mulai menghitam sayap serta bola matanya.

Itu bukan pertanda baik, dan kenapa kamu tidak memberitahuku tentang ...

Tentang?

Tentang kondisi Raja dan Ratu?

Mereka aman. Kamu tenang saja. Otoritas dan cinta masyarakat kepada Putra Mahkota cukup bisa diandalkan.

Baiklah. Terima kasih atas informasinya. Akan kukabari jika berhasil membawa bunga itu.

Tentu. Jaga dirimu dan berhati-hati lah.

Michael menutup telepati dan menghela napas panjang. Ia mengagah birunya nabastala yang hari ini bebas awan.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang bola kristal itu? Apa kamu mencurigaiku juga, Rayliance?" Michael tertawa pahit atas pertanyaannya sendiri. "Aku juga meragukan diriku karena benda itu adalah sesuatu yang suci."

Payoda: Awan

Seri: Cahaya; Semarak

Terserempak: Terserang (kena serbu) dengan tiba-tiba

°

°

°

Terima kasih karena telah mampir dan menjelajahi HEATHER

Mmm ... bolehkah Asya meminta tolong untuk membantu menyebarluaskan informasi travel HEATHER ke yang lain?

Woah! Kamu memberi Asya support?

//senang sampai tidak bisa berkata-kata.

Wattpad: Asyaspace28

Instagram: Asyaspace28

AsyaSpace28creators' thoughts