"Tadi aku ketemu Lia," kata Angga sambil melewati Evan yang sedang duduk di ruang tengah untuk menuju ke dapur, sekalian meletakkan martabak manis yang tadi dibelinya.
Mendengar hal itu, Evan bangkit dari duduk dan memutuskan untuk menyusul Angga. Dia duduk di kursi mini bar yang ada di sana, sambil memperhatikan gerak-gerik serta raut wajah sang sahabat yang terlihat muram.
"Terus?" tanyanya.
"Pas aku mau pergi, Lia dateng bareng adiknya." Ujarnya kembali.
"Berarti, Lia tahu kamu di sana?" tanya Evan penasaran.
"Iya, Van. Tapi aku langsung masuk mobil karena aku inget sama rencana kita. Sementara, jangan komunikasi dulu sama Lia. Gitu, kan?" jawab Angga dengan nada malas, sambil meletakkan martabak manis di atas piring.
"Hmmm ... kamu ada saran lain nggak? Yang lebih masuk akal, lengkap beserta alasannya?" tanya Evan yang sebenarnya sudah mengerti, kalau Angga tak setuju dengan rencananya untuk mendiamkan Lia beberapa waktu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com