Tiga peluru mengenai tubuh si makhluk merah itu, dua tembakan dari pistol khusus si polisi di kanan, dan satu tembakan dari si polisi di kiri.
Tembakan itu membekukan sesaat tubuh si makhluk siluman. Satu di bahu, satu pinggang, dan satu lagi tepat di bagian lutut kirinya, dan itu membuat si makhluk siluman kehilangan kebebasannya bergerak untuk sesaat.
Tapi sesaat sudah lebih daripada cukup, Ardha Candra telah melompat tinggi dengan bersiap mengayunkan pedangnya dalam teriakan kencang.
"Mati kau, makhluk jahanam…!"
Zriing…!
Marmon hanya sempat membelalak.
Crash!
Divine Sword membelah tubuh makhluk tersebut dari kepala hingga ke bawah. Bahkan, makhluk merah itu tidak sempat untuk mengeluarkan suara teriakan, tidak sama sekali. Bunga-bunga api yang sebelumnya seolah menyelubungi tubuh besar itu terlihat padam seiring darah hitam kehijauan menyembur hebat dengan isi perutnya yang terburai.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com