Clara Dimitrova mendesah panjang. Entah ia harus merasa lega karena—paling tidak—sudah menemukan penyebab dari keganjilan perilaku Surya Admaja tersebut, juga keganjilan pada kelelakian kekasihnya yang sekarang ada di depan matanya itu, atau justru ia merasa harus takut sebab mungkin saja ini akan berakibat tidak baik bagi tubuh Surya Admaja juga Ardha Candra.
"Dasar!" gumam sang gadis seorang diri. "Kalian dua orang laki-laki dewasa tapi malah membuat gadis sepertiku kebingungan, kesusahan. Menyebalkan!"
Entah sengaja atau tidak, Clara justru menampar batang kemaluan kekasihnya itu begitu saja. Detik selanjutnya, ia terperangah sendiri dengan kelakukannya tersebut.
"Astaga, Sayang," ucap sang gadis seraya mengecup bibir sang kekasih yang sedang terlelap. "Maafkan aku."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com