"Jadi, kau sudah tahu kedatangan kami?" ujar Clara seraya menodongkan pistol di tangannya.
Aneh sekali, pikir sang detektif. Ia melihat jelas bahwa wanita itu tidak membekal senjata apa pun, tapi ia bisa bersikap begitu tenang, begitu santai, padahal di bawah todongan senjata api.
Curiga akan sesuatu, Clara Dimitrova mengedarkan pandangannya dengan kewaspadaan penuh.
"Kenapa?" tanya Merryath. "Kau berpikir akan ada yang lainnya di sekitar sini?"
"Mungkin saja," ujar Clara Dimitrova. "Kenyataannya, kau bersikap tenang-tenang saja dengan kehadiran kami berdua."
"Apa yang harus aku takutkan dari manusia seperti kalian?"
"Manusia?" ulang Ardha Candra. Pedang hitam di tangannya melintang di dada, sedikit mengeluarkan suara berdengung halus.
Perhatian Merryath tertuju pada pedang tersebut. Ia menyipitkan pandangannya. Bola mata perempuan itu berubah dengan cepat layaknya mata jenis hiu pasir, dan kembali ke bentuk semula dengan cepat pula.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com