"Aku tidak menemukan hal yang aneh terhadap plat di atas itu," kata Ardha Candra. "Yaa, selain ukiran pada plat itu sendiri yang menurutku seperti mata Dajjal."
"Mata Dajjal?" ulang Surya Admaja.
"Ya," sahut Clara Dimitrova pula. "Atau, mungkin seperti gambaran mata Horus dalam kepercayaan masyarakat Mesir Kuno."
"Ya, itu maksudku," kata Ardha Candra. "Tidak ada yang aneh. Bukankah simbol-simbol semacam itu memang banyak digunakan oleh orang-orang, bahkan dijadikan satu macam kreasi seni?"
"Tidak," balas Clara. "Yang aku pikirkan adalah, di gudang itu, mereka muncul berkali-kali. Dan setidap kali kita ke sana, selalu dengan orang atau Nimfa yang berbeda pula."
"Hemm," Surya Admaja mengusap-usap dagunganya dengan tangan kanannya. "Kau mau bilang bahwa mungkin saja plat bergambar mata satu itu adalah semacam penanda bagi para iblis itu?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com