Ardha Candra menghela napas dalam-dalam, ini semakin berat dan semakin aneh saja, pikirnya.
"Dia mengaku sebagai salah satu Malaikat Agung," jawab Ardha Candra.
"Dan, siapakah itu?" tanya sang ilmuwan yang memwakili rasa penasaran semua orang.
"Jibril."
"Gabriel?" ulang sang ilmuwan.
"Ya, sama saja," kata Ardha Candra. "Dalam keyakinan Anda mungkin memang seperti itu nama malaikat tersebut. Tapi, dia memperkenalkan diri sebagai Malak al-Amin."
"Malak al-Amin?" ulang sang ilmuwan dan beberapa orang di sana. "Apakah itu nama alias?"
"Itu nama lain dari Malaikat Jibril," sahut Surya Admaja.
"Aah… ternyata begitu, ya?" sang ilmuwan mengangguk-angguk.
"Ya, begitulah," sahut Ardha Candra pula. "Pedang ini," ia mengangkat pedang itu setinggi dadanya, "bernama, Divine Sword. Dan menurut Malak al-Amin, pedang ini salah satu dari tujuh pedang yang dimiliki oleh Malak al-Maut."
"Malak al-Maut?" ulang sang ilmuwan. "Jangan bilang kalau itu adalah Malaikat Maut?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com