3rd POV
Saat ini Kamu, Hiroto dan seorang roh berada dalam situasi yang cukup aneh. Di sudut pandangmu, kamu seperti baru diberikan hadiah oleh dewa berupa bidadari yang bugil. Hiroto, dia melihat ini sebagai sebuah bahaya besar karena biasanya kamu akan marah.
Bagi si roh, dia masih bingung kenapa dia ada di tempat seperti ini. Kamu mengisyaratkan pada Hiroto untuk mengambil selimut dan juga tali. Berjalan dengan perlahan dia mengambil selimut tapi tidak menemukan seutas tali pun.
Hiroto memiliki ide lain. Dia mengacungkan jempol pada kamu dan saat jari ketigamu menutup, dari belakang roh tersebut Hiroto langsung menangkap dirinya. Kamu menyadari bahwa Hiroto tidak memiliki tali, jadi kamu menggunakan api kabut untuk membuat tali tiruan dan mengikat roh tersebut.
Hiroto : "Huuh.. Rencana yang hebat. Maaf ya aku tidak bilang padamu bahwa ada aku tidak punya tali sedikit pun."
N/K : "Tidak apa-apa. Yang penting kita berhasil menangkap roh ini. Dia juga terlihat sehat."
Hiroto : "Memangnya kita sedang berburu hewan."
N/K : "Tentu saja tidak."
Princess : "Kalian berdua! Cepat lepaskan aku! Kalian pasti ingin membunuhku bukan?"
Kamu dan Hiroto hanya memberi roh ini tatapan seperti patung batu.
N/K : "Kami sama sekali tidak berniat untuk melakukan hal itu."
Princess : "Bohong! Kalian pasti salah satu dari pasukan mecha mecha yang terbang itu kan?"
Hiroto : "Jika kami ingin membunuhmu, kami pasti sudah melakukannya tanpa membuang waktu seperti mengikatmu seperti ini."
Princess : "Jadi kalian bukan musuh?"
N/K : "Tentu saja bukan. Untuk apa kami membunuhmu? Mendapatkan manfaat saja tidak."
Princess : "Kalian pikir aku akan mempercayai kalian begitu saja?"
N/K : "Kau ingin aku jujur? Tidak. Tapi apa kau tidak berpikir kenapa kami tidak membunuhmu? Padahal kau ada di hadapan kami dengan keadaan yang tidak berdaya seperti itu."
Princess : "Itu benar. Jika kalian bukan musuh, kalian itu apa?"
Hiroto : "Kami hanya siswa SMA biasa."
Princess mencoba mencerna apa yang dia dengar. Siswa SMA? Dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang dunia ini. Sementara Hiroto sedang mengalihkan perhatian Princess, kamu dengan cepat pergi ke mall dan mencuri beberapa pakaian untuk Princess dan mengambil semua ukuran.
Mau itu baju, celana dan bahkan pakaian dalam pun juga kamu ambil. Kamu pun kembali secepat kilat dan mengambil pita pengukur untuk memastikan ukuran tepat tubuh Princess.
N/K : "WATASHI GA KITA!"
Hiroto : "All Might!"
N/K : "Texas Smash!"
Kamu pun memukul Hiroto sampai pingsan. Princess semakin kebingungan dengan apa yang terjadi sekarang. Kamu memasukkan Hiroto ke kamarmu dan membiarkan dia istirahat untuk saat ini. Menepuk tanganmu dari debu kamu melepaskan ikatan Princess.
Kamu mulai memegang tubuh Princess untuk diukur. Princess yang menyadari tubuhnya telanjang hanya menutup dirinya dengan lengannya.
Princess : "Di mana <Astral Dress> ku?"
N/K : "Sudah diam. (mulai mengukur) Tinggi 155 cm, triple size nya 84/58/83. Okay sudah. Tutupi saja dulu tubuhmu dengan selimut tadi."
Princess : "Maksudmu kain ini?"
N/K : "Benar sekali. Jangan bergerak dulu jika kau tidak mau dilihat dengan keadaan telanjang seperti itu."
Princess : "Ba-baiklah."
Kamu mulai mencari pakaian yang cocok untuk digunakan sesuai dengan ukuran tubuh Princess. Princess mencoba melihat sekelilingnya dan merasa bahwa dia sangat nyaman berada di tempat ini. Kamu selesai memilihkan baju untuk Princess dan membiarkan dia memakai pakaian tersebut.
Princess : "Manusia, kain apa ini?"
N/K : "Itu pakaian untukmu."
Princess : "Bagaimana cara memakainya?"
Kamu menepuk jidatmu dan mengajari Princess cara memakai baju. Dimulai dari pakaian dalam hingga gaun dan juga celana pendek yang dia kira nyaman untuk Princess kenakan. Perlu waktu lama untuk mengajari roh ini dalam berpakaian. Meskipun pada akhirnya berakhir dengan bagus.
N/K : "Akhirnya.. 'Gadis ini sepertinya tidak punya pendidikan yang mumpuni.' Hiroto!"
Hiroto keluar dari kamarmu sambil menggosok mata. Dia melihat Princess yang sudah berpakaian lengkap. Dia melihat dirimu yang sedang berbangga diri.
Hiroto : "Jadi... Apa kita akan mewawancarai dia?"
N/K : "Tentu saja. Hei, siapa namamu?"
Princess : "Nama? Aku tidak punya nama."
Hiroto : "Si putri tanpa nama... Bagaimana kalau kami memberi tahu nama kami dulu? Namaku Tonomachi Hiroto. Kau bisa memanggilku Hiroto."
N/K : "'Memang benar. Jika kami tidak memperkenalkan diri, akan sulit untuk berinteraksi dengan Princess.' Namaku N/K N/B. Panggil aku dengan sebutan N/K."
Princess : "N/K dan Hiroto. Kenapa kalian memiliki nama?"
N/K : "Kau memerlukan nama agar tidak sulit saat memanggil seseorang yang kau kenal."
Princess : "Nama.. Kalau begitu aku ingin sebuah nama. Apa kalian bisa memberikan aku sebuah nama?"
Hiroto : "Bagaimana kalau Tome. (dipukul N/K) Aw sakit!"
N/K : "Dia tidak menyukainya. Coba kau lihat wajahnya."
Hiroto : "Hah?"
Hiroto pun melihat Princess yang terlihat seperti orang yang baru saja dihina.
Hiroto : "Oh, oke oke. Aku minta maaf."
N/K : "Jangan sembarangan memberi nama padanya. Aku punya beberapa nama pilihan seperti Mikasa, Sasha, Historia, Annie, Petra, Sakura, Ino, Hinata, Tsunade, Tenten, Momo, Uraraka, Tsuyu, Tohru, Jiro, Mina, Yue, Shea, Kaori, Miu, Raphtalia, Filo, Melty, Nana, Hanabi, Miya, Layla, Kagura, Benedetta, Yve, Karina, Rias, Akeno, Asia, Xenovia, Irina, Rossweisse, Koneko, Gasper, Ravel, Ameri, Clara, Kerori, Elizabetta, Opera, Amurilis, Yae, Elze, Linze, Yumina, Susie, Inoue, Rukia, Siesta, Katarina, Mary, Sophia, Maria, Asuna, Yui, Silica, Lisbeth, Leafa, Sinon, Yuuki, Alice, Shinobu, Nezuko, Aoi, Manbagi, Komi, Najimi, Ayano dan yang paling terpikirkan karena kehadiranmu pada tanggal sepuluh April adalah Tohka."
Princess.exe telah berhenti bekerja.
Memulai reboot.
Hiroto : "Kurasa kau merusaknya bro."
N/K : "Tidak Hiroto kau salah. Hal ini lebih tepat dinamakan menekan mental dengan gaya."
Hiroto : "Terserah."
Reboot selesai. Selamat datang kembali Princess.
Princess menggelengkan kepalanya dan melihat kamu. Dia sudah memutuskan.
Princess : "Aku memilih nama Tohka."
N/K : "Kau yakin? Masih ada kesempatan bagimu untuk merubahnya."
Tohka : "Umu. Mulai sekarang namaku adalah Tohka."
N/K : "Aku akan menambahkan nama Yatogami sebagai nama keluargamu. Begini cara menulisnya. 夜刀神 十香."
Tohka mengambil sebuah pensil dan mengikuti gerakan tanganmu.
Tohka : "Begini? 夜刀神 十香."
N/K : "Ya. Betul seperti itu."
Tanpa sadar, kamu mengusap kepala Tohka dengan lembut. Asalnya Tohka bingung kenapa kamu melakukan hal itu. Tapi perlahan Tohka sendiri hanya bisa tersenyum merasakan usapan tanganmu.
Tohka : 'Tangan ini.. menerima diriku ke dunia ini. Entah kenapa aku.. merasa nyaman ketika dia mengusap kepalaku seperti ini.'
N/K : 'Imutnya. Ternyata roh bisa jadi seimut ini.'
Hiroto hanya bisa membuka ponsel miliknya dan membuka aplikasi simulasi kencan untuk menghibur diri. Karena hal itu tidak membantu dia pun pulang dan meninggalkan kalian berdua sendirian.
<Time Skip oleh Chibi N/K menyelimuti Chibi Tohka yang sedang tidur>
Hari berikutnya kamu seperti biasa akan pergi ke sekolah. Tapi sebelum berangkat, kamu sudah memberi tahu Tohka untuk tidak keluar rumah apa pun yang terjadi. Kamu juga sempat mengajari Tohka cara memakai televisi dan komputer. Makanan juga sudah tersedia.
Saat hendak keluar, kamu melihat sebuah kristal asing dan tanpa berpikir beberapa kali, kamu melemparkan kristal itu ke belakang. Dengan kebetulan, kristal yang tadi masuk ke dalam box weapon yang kebetulan dirancang untuk pengguna api matahari. Tentu saja kamu tidak menyadari hal itu.
Sesampainya di sekolah, kamu duduk di kelas seperti biasa. Hiroto, Shido dan Origami menyapamu seperti biasa. Periode pertama di hari ini pun dimulai.
Tamae : "Selamat pagi semuanya! Meskipun semester ini baru berjalan dua hari. Tapi kelas kita sudah mendapatkan asisten wali kelas yang baru."
N/K : 'Hm? Sudah ada asisten wali kelas baru? Ini cukup aneh.'
Reine : "Namaku Murasame Reine. Aku mengajar Fisika. Salam kenal-" dia jatuh pingsan
Kamu melihat Shido yang sepertinya mengenal asisten wali kelas baru ini.
N/K : 'Murasame Reine. Apa mungkin dia kenalan Shido?'
Pelajaran pun dimulai seperti biasanya. Tak terasa, waktu istirahat pun tiba. Origami menepuk pundakmu dan kamu mengerti apa yang dia inginkan.
N/K : "Share It."
Origami : "Sudah aktif."
N/K : "Berapa banyak?"
Origami : "Satu paket premium, lengkap."
N/K : "Dasar serakah."
Origami : "Kau bilang ini gratis. Jadi tentu saja aku memintanya sekarang."
N/K : "'Orang paling cerdas urutan kedua di sekolah ini cukup mesum. Lebih baik aku menurut saja apa yang dia inginkan.' Baiklah baiklah. (mengirim file tentang Shido) Sudah."
Origami : "Akan kunantikan hasil selanjutnya."
N/K : "Oke nona stalker."
Origami memukul bahumu dengan pelan. Merasa tak ada yang menarik, kamu meretas sistem keamanan di sekolah. Saat mengeksplorasi sebuah lorong, kamu melihat satu ruangan yang tidak pernah ada sebelumnya. Yaitu ruang perlengkapan fisika.
N/K : "Sejak kapan ada ruangan seperti ini?"
Hiroto : "Yo N/K! (melihat layar ponselmu) Ruangan apa ini?"
N/K : "Justru hal itu yang ingin kutanyakan."
Hiroto : "Kau bisa melihat isinya tidak?"
N/K : "Aku coba dulu."
Kamu berusaha meretas sistem keamanan yang ada di ruangan aneh ini. Saat dilihat, ada banyak sekali komputer dan ada tiga orang di ruangan itu. Kamu dan Hiroto pindah ke atap sekolah untuk memastikan bahwa tidak ada orang selain kalian yang melihat hal ini.
Di dalam ruangan itu ada tiga orang yang sangat kalian kenal. Pertama tentu saja teman kalian Shido. Orang kedua di situ adalah asisten wali kelas baru, Murasame Reine. Orang ketiga benar-benar tidak terduga, dia adalah Itsuka Kotori. Kotori merupakan adik perempuan Shido.
Hiroto : "Bukankah itu.."
N/K : "Benar. Adiknya Shido yang tidak lain adalah Kotori. Dan coba lihat pitanya."
Hiroto : "Pita hitam? Jadi.."
N/K : "Kepribadiannya saat ini adalah seperti seorang pemimpin. Tapi apa yang sebenarnya dia lakukan di sini. Dan juga komputer seperti ini hanya dimiliki oleh seorang peneliti dan juga kemiliteran."
Hiroto : "Mungkin saja, dia merupakan suatu komandan dari organisasi rahasia yang saat ini menggunakan kapal tak terlihat."
Kamu melihat Hiroto dengan tatapan tidak percaya.
N/K : "Itu.. Bisa saja kenyataan yang sebenarnya. Se-"
DONG DING DONG DING~
N/K : "Kita lanjutkan lain waktu."
Kamu dan Hiroto kembali ke kelas. Shido datang dengan Reine sesaat setelah kalian duduk. Pelajaran fisika pun dimulai. Bagimu yang otaknya encer untuk pelajaran seperti ini, kamu hanya mencatat sedikit dari yang sudah dijelaskan dan tidur.
<Time Skip oleh Chibi Origami meminta foto vulgar Shido pada Chibi N/K>
Sekolah sudah selesai, tidak ada distorsi ruang yang terjadi. Kamu berbelanja berbagai macam bahan makanan karena kamu memutuskan untuk membiarkan Tohka tinggal bersamamu. Kamu juga membeli beberapa makanan siap saji dan juga tiga buah roti Kinako.
Sesampainya di rumah kamu melihat sesuatu yang lucu. Tohka berusaha untuk membuat nasi mayonaise, tapi yang dia tuang malah saus cabai. Wajah Tohka benar-benar merah membara dan bibirnya sedikit menggoda di matamu. Dia juga menangis karena tidak sengaja mengusap matanya dengan saus.
Tohka : "N/K! Kenapa rasanya panas sekali! Harusnya kalau ditambah krim ini nasinya menjadi gurih dan manis kan?"
N/K : "Kau salah Tohka. Ini namanya saus cabai. Ini digunakan untuk menambah rasa pedas dalam makanan."
Tohka : "Tapi mulutku masih panas!"
N/K : "Baik baik. (mengambil susu botol) Minum ini."
Tohka pun langsung meminumnya dan rasa pedas di mulutnya pun mulai menghilang. Dia memeluk kamu untuk berterima kasih. Tanpa kamu sadari, wajahmu sedikit memerah. Kamu pun memeluk Tohka juga.
N/K : "Kau ingin makan apa?"
Tohka : "Hmmm? Itu apa?"
Tohka menunjuk pada roti Kinako. Dia pun ngiler saat melihatnya.
N/K : "Kalau begitu, ayo kita makan. Setelah itu kau harus belajar untuk ujian masuk sekolah."
Tohka : "Sekolah itu apa?"
N/K : "Sekolah itu tempat di mana kita bisa belajar dan juga bertemu dengan teman baru."
Tohka : "Jadi kalau aku belajar dengan sungguh-sungguh aku bisa masuk sekolah?"
N/K : "Tentu saja."
Kamu dan Tohka makan malam bersama-sama. Setelah itu kamu mengajari Tohka mengenai edukasi umum dan juga ilmu bersosialisasi. Yang paling penting karena sebenarnya Tohka ini adalah roh, dia harus menolak ajakan kencan dari siapa pun. Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya?