"Abang nggak ada jadwal?" pertanyaan itu membuat Arka yang tadinya sudah menutup matanya kini terbuka kembali. Menatap adiknya dari samping dan kemudian menggeleng. Sepertinya lelah sekali walaupun hanya sekedar membuka bibirnya sedikit saja. Mata lelaki itu lantas kembali terpejam, dan membuat Cherry tak lagi mengatakan apapun agar tak mengganggu istirahat Kakak nya.
Cherry kembali manatap ke atas sembari berpikir. Tidak berpikir dengan spesifikasi tertentu. Karena pemikiran itu bisa melalang kemana-mana dan terkadang menyambungkan pemikiran satu dengan yang lainnya. Pemikiran random memang selalu akan menyita perhatian. Pemikiran kalau dia akan berbicara banyak dengan kakaknya ternyata tidak. Arka benar-benar tidur dan sama sekali tak bangun sampai pagi. Keluar dari kamar Cherry ketika subuh.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com