"Usagi, aku terkadang kesini. kau tau disini ada sebuah tempat indah yang sangatlah menakjubkan!" seru anak itu bercerita dengan riangnya.
tatapan berkilauan yang tidak bisa lepas dari wajah kecilnya yang bahagia. berseri-seri seakan tidak ada kesedihan yang akan datang merebutnya.
"apa itu?" tanya Yuki dengan ramah, Anak itu tersenyum. mengarahkan telunjuknya pada bibirnya. membuat Yuki mengerjapkan matanya polos.
"rahasia!" seru anak itu terkekeh gemas. Yuki hanya tersenyum kecil, anak-anak itu memang sangatlah menggemaskan.
mereka berjalan bersama, setelah beberapa waktu. anak itu berhenti di sebuah pepohonan yang besar.
dia menarik tangan kanan Yuki untuk mengikutinya. pemandangan berganti begitu cepat, membuat Yuki untuk sejenak terpana dengan keindahan yang ada di hadapannya. keindahan yang tersembunyi, terlihat indah di balik banyaknya pepohonan, menakjubkan dan sangat berseri. ada kehidupan di dalamnya yang terasa sangat jelas.
sesuatu yang berbeda, membuat siapapun nyaman dibuatnya, hanya dengan melihatnya saja. ketenangan membuat Yuki merasa kebebasan.
"Ini! toko bunga!, selamat datang Usagi!" seru anak lelaki itu. Yuki beralih ke arah anak lelaki yang mengenakan pakaian sederhana. sangat jauh berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
"e..eh..anu..ini?" seru Yuki tergagap, Anak itu hanya tertawa lepas. menarik Yuki untuk mendekati pintu masuknya.
toko yang indah, kaca yang menutupi sebagiannya membuat berbagai bunga indah di dalamnya terlihat jelas.
Srek!
suara pintu terbuka, menampilkan sosok lelaki dengan tinggi sama dengan Yuki. Yuki terdiam sejenak. merasakan rasa terkejut memenuhi dirinya.
"Aki, kamu kemana saja?" tanya lelaki yang berumur 16 tahun itu. dia keluar dari rumah kaca, dengan mengenakkan topi yang semakin menutupi wajahnya.
"Ro-Nii!" sapa anak manis itu, segera menghampiri satu-satunya kakak laki-lakinya. dia memeluknya dengan erat, yang hanya ditanggapi datar oleh kakak lelakinya. interaksi Keluarga.
untuk sementara Yuki hanya terdiam, memandangi penampilan familiar dari seseorang yang ada di hadapannya.
siapa dia?
remaja laki-laki itu menoleh ke arah maskot kelinci dihadapannya, membuat Yuki mendadak menjadi salah tingkah.
"a--aku bukan orang jahat, p-pyon. ha-hanya maskot kelinci...ma..maaf." seru Yuki dengan gugup. dia tidak mau dianggap sebagai orang aneh.
remaja itu hanya diam, sedangkan adiknya malah tertawa, dia malah dengan sengaja mendekati Yuki dan malah tersenyum penuh kepuasan.
"Usagi nya memerah, haha!" tawanya, membuat Yuki menjadi semakin malu.
"Aki. jangan seperti itu, maafkan dia ya. perkenalkan namanya Akira, adik laki-lakiku. dia sedikit merepotkan, dan mungkin sedikit jahil." seru lelaki itu menghela nafas. Akira tersenyum lebar, dan memeluk sontak Yuki.
"Salam kenal Usagi-Chan!" seru Akira dengan gembira. Yuki hanya mengelus pelan surai hitam manis milik Akira.
Akira memang ceria dan semangat, Yuki tidak bisa menyalahkannya.
Akira masuk begitu saja ke dalam toko bunga miliknya. Yuki hanya diam di tempatnya, merasa gugup karena dia bisa saja menganggu orang lain.
Remaja itu mengulurkan tangan padanya, Yuki hanya menunduk. tidak bisa melihat pemuda dihadapannya.
"Namaku. Ichiro, salam kenal. hm, boleh aku memanggilmu. Usagi?" serunya dengan tenang. jauh berbeda dari Akira, mungkin karena mereka baru bertemu.
"bo..boleh, Pyon. maaf aku malah berpakaian seperti ini. ta-tapi ini karena kerjaan. maafkan aku." gumam Yuki. wajahnya memerah, entah sudah berapa kali dia merasa malu hari ini.
hingga tangannya digenggam oleh Ichiro, sebuah senyuman terulas di wajahnya yang tidak terlihat jelas. sedikit tertutupi dengan rambut hitam yang sengaja menutupi wajahnya.
"tidak masalah. kau juga sudah datang kemari karena Akira, silahkan masuk dan berkunjung untuk sementara." serunya dengan tenang. Suara Ichiro terdengar sangat lembut dan merdu.
sepertinya Ichiro berbakat untuk menyanyi, suaranya seperti lautan yang menenggelamkan siapapun dalam kesunyian yang menenangkan.
"maaf me-mengganggu."
Srek!
.
.
toko bunga didalamnya seperti toko pada umumnya. hanya saja tempatnya sama sekali tidak biasa, Akira tampak menghilang. sepertinya dia sedang asyik berpergian lagi. Yuki hanya mengamati sekitarnya, areanya lumayan luas. memiliki banyak sekali bunga.
"aku membangun ini berdua dengan Akira, cukup terpencil bukan?" serunya, mengenakkan apron berwarna hitam.
pakaiannya serba hitam, namun entah kenapa Yuki bisa merasakan perasaan ketenangan dan kesepian mendalam di baliknya. Yuki tidak ingin memasuki kehidupan seseorang lebih dalam, sama saja seperti menyalahi privasinya.
"ini sangat indah. semua orang pasti akan menyukai tempat ini." seru Yuki, melihat daerah sekitar yang memang indah dan sangatlah terawat.
remaja itu hanya diam, mendekati Yuki dan membawa cangkir teh disana.
"tidak usah repot-repot.., a--aku hanya sebentar saja kok." tolak Yuki dengan halus. dia tidak ingin merepotkan.
"tidak masalah. lagipula aku hanya ingin melakukannya. nikmati saja." seru Ichiro dengan tenang membuat Yuki hanya bisa terdiam menerimanya. Yuki duduk di kursi diantara banyaknya bunga.
"aku membuat ini. bukan untuk di jual, aku hanya ingin menikmatinya. di balik kehidupan yang melelahkan, setidaknya ada tempat untuk beristirahat, kan?" serunya berjalan ke arah bunga yang di tanamnya di dalam vas kaca. remaja yang sangat misterius, Yuki tidak bisa melepaskan pandangan darinya.
seperti ada sesuatu menarik dibaliknya. sesuatu yang tidak diketahuinya.
"apa kau suka bunga?" tanya Ichiro, menghentikan pembicaraan tentang dirinya. mengalihkan tentang hal yang lain. seolah tidak ingin ada yang tahu.
Yuki seketika tersadar, surai hitamnya yang pendek sedikit bergoyang. bola mata putihnya sedikit bergetar dikala sesuatu hal seakan menekannya.
hal dimasa lalu. entah kenapa membuat Yuki merasa sangat sakit. saat Yuki mengingat tentang bunga. bunga yang membuat kehidupannya menyedihkan.
tentu saja bukan salah bunga, hanya saja disaat itu hanya ada bunga dandelion di sekitarnya. bunga yang menandakan kerapuhan, mengenai kepergian dari seseorang. kehidupan yang terus berlanjut. berbagai makna luar biasa dalam sebuah bunga berbalut kelopak putih halus mengelilinginya.
akan pudar seiring berhembusnya angin, mengikuti aliran udara di sekitarnya.
Bunga yang Dibencinya.
.
.