Ia sudah tidak lagi bisa menahan rasa sakit.
Lalu, wanita di tempat tidur itu terus memandangi adiknya, kemudian ia menggosokkan jarinya dengan hati-hati ke wajah cantik itu, dan tatapan matanya berubah rumit.
Tampaknya melalui wajah ini, ia dapat melihat seperti apa dirinya dulu. Tak bisa dipungkiri, mereka memang memiliki tujuh atau delapan poin yang sama.
Namun tiba-tiba, entah apa yang ia pikirkan, suaranya yang sangat lemah kembali terdengar, tetapi kata-katanya kali ini tampak tak tertahankan, "... Josh... Sebelum kakak pergi, kakak memiliki keinginan lain... Bisakah kamu berjanji pada kakak?"
Sontak, Josh mengusap air matanya sembari berkata dengan penuh semangat, "Kakak, aku akan menjanjikan segalanya padamu. Aku akan membantumu memenuhi keinginanmu."
Kakaknya tersenyum lemah, sebelum akhirnya perlahan menjatuhkan beberapa patah kata, "Lusa, menikahlah dengannya."
Lusa, menikahlah dengannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com