Di Kota Ming, ketika Lu Shangjin menyambut kedatangan Gu Mang dan Gu Si, hari sudah mulai malam.
"Gu Mang, Gu Si, kalian datang!"
Lu Shangjin begitu bersemangat hingga tangannya gemetar, dan ia pun langsung mengangguk sambil membungkuk untuk memberi hormat kepada kedua laki-laki itu.
Gu Mang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya yang berwarna hitam, dan berkata dengan tenang, "Paman Lu terlalu sungkan deh."
"Tidak, tidak, memang sudah seharusnya aku bersikap sopan dan menghormati kalian. Aku sudah ingin menyambut kedatangan kalian."
Lu Shangjin secara pribadi membuka pintu mobil untuk Gu Mang, dan para anak buahnya tampak sangat tercengang melihat sikap Lu Shangjin yang seperti itu kepada mereka berdua.
Sebenarnya siapa wanita muda ini hingga Kepala Dinas memberikan perlakuan seperti ini? Batin para anak buah Lu Shangjin.
Mereka semua tampaknya masih di bawah umur, dan Kepala Dinas mereka sepertinya memiliki urusan yang rumit, entah ia bisa mengatasinya atau tidak.
Gu Mang menganggukkan kepalanya pada Lu Shangjin sembari berkata, "Jangan khawatir."
Setelah itu, Gu Mang pun berbalik dan mengajak Gu Si ke dalam mobil.
*
Rumah Lu Shangjin terletak di tengah kota, ia tinggal di sebuah rumah dengan taman bunga yang luas di sekelilingnya. Pagar rumahnya terbuat dari besinya tinggi, berat, dan terlihat sangat megah. Asisten rumah tangga membukakan pintu untuknya.
"Kita sudah sampai." Lu Shangjin secara pribadi membuka pintu mobil lagi dan menunjukkan jalan untuk mereka.
Gu Si membawa tas hitam besar yang sangat tidak cocok dipakai olehnya, dan mengikuti Gu Mang berjalan dengan malas-malasan di depan, sambil bermain game dengan ponselnya.
Gu Mang terlihat seperti orang malang yang telah dianiaya.
Lu Shangjin tidak tahan melihatnya dan berkata, "Gu Si, bagaimana jika aku yang bawakan saja tas ini untukmu?"
Gu Si melambaikan tangannya dan berkata dengan bangga, "Tidak perlu, membantu kakakku membawa barang adalah kebahagiaan bagiku!"
Lu Shangjin melirik Gu Mang tanpa menolehkan kepalanya ke belakang, dan sudut mulutnya bergerak sedikit. Gu Si menarik tali ransel yang tebal, dan mengikuti Gu Mang dengan riang.
Di aula. Istri Lu Shangjin yang bernama Lin Zhou, saat itu sedang duduk di sofa. Seketika ia langsung berdiri saat melihat sekelompok orang yang datang.
"Kamu sudah pulang." Lin Zhou melepas mantel Lu Shangjin dan menyapa Gu Mang dengan ekspresi yang canggung, "Nona Gu."
Gu Mang yang semula sedang melihat layar ponselnya, seketika langsung mengangkat kepalanya dan melihat Lin Zhou. Ia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum sambil berkata, "Nyonya Lu."
Dari alisnya sudah bisa terlihat dengan jelas bahwa Lin zhou tidak senang dengan kehadiran Gu Mang dan Gu Si. Senyuman tipis muncul di sudut bibirnya, sikapnya juga sedikit dingin kepada mereka berdua.
Sebelumnya Lin Zhou telah mencari informasi tentang Gu Mang sejak lama. Yang ia tahu Gu Mang adalah seorang gadis muda yang tidak bermoral, suka berkelahi, dan bolos sekolah sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari.
Satu-satunya hal yang bisa diunggulkan dari Gu Mang adalah penampilan dan kecantikannya yang luar biasa. Lin Zhou masih tidak paham bagaimana suaminya bisa mengenal orang seperti Gu Mang dan Gu Si.
Bahkan suaminya itu mengizinkan anak yang tidak bermoral seperti Gu Mang dan Gu Si tinggal di rumah mereka. Bagaimana jika membawa pengaruh buruk dan membahayakan Lu Yi dan Lu Yang!
Lu Shangjin tidak menyadari ketidaksenangan di mata Lin Zhou. Ia membuka kancing lengan bajunya dan menggulung lengannya sebari berkata, "Gu Mang, sudah larut malam. Kamu dan Gu Si istirahatlah dulu, kita akan bicara lagi besok."
Gu Mang menembak lawannya di kepala dalam game di ponselnya dan menanggapi Lu Shangjin dengan asal-asalan.
*
Kamar tamu yang ada di lantai tiga ukurannya sangat luas. Sepertinya bahwa kamar itu telah disiapkan secara khusus dan hati-hati. Semua fasilitas yang tersedia di dalamnya sangat lengkap.
Saat ini Gu Si masih terlalu kecil untuk tidur sendirian di kamar. Sehingga Lu Shangjin menempatkan dua tempat tidur di kamar itu. Selain itu supaya kakak beradik ini bisa saling menjaga.
Lu Shangjin secara pribadi mengantar mereka naik ke lantai tiga, dan berkata, "Jika membutuhkan sesuatu, langsung katakan padaku, tidak perlu sungkan."
Setelah Gu Mang selesai bermain game, ia melempar ponselnya ke atas tempat tidur dengan seenaknya dan bertanya dengan malas, "Kapan urusan Gu Si akan diatur?"
"Ah? Ada apa denganku?" Gu Si tampak tercengang saat Gu Mang bertanya seperti itu pada Lu Shangjin.
Lu Shangjin menggaruk kepalanya yang berambut keriting dan berkata, "Umurnya terlalu kecil dan prosedurnya akan sedikit merepotkan. Mungkin harus tunggu dua hari, urusannya baru bisa selesai."
Melihat dua orang itu tidak ada yang memberikan penjelasan kepadanya, Gu Si pun tidak repot-repot untuk bertanya. Ia menaikan kakinya dan mulai bermain game di ponselnya dengan jari-jarinya yang sudah lihai.
Kemudian Gu Mang berkata, "Oke, kalau begitu setelah kamu selesai mengatur semuanya, temui aku dan kita akan membahas urusanmu denganku."
Lu Shangjin menghela napas kemudian berkata, "Hei, aku beritahu ya Gu Mang, kamu hanya merasa tidak dekat dengannya lagi setelah lama tidak bertemu. Apakah kamu takut Paman Lu membohongimu?"
Gu Mang menoleh dengan tatapan kosong dan sikapnya sangat dingin. Kemudian ia pun meraih bagian bawah tas sekolah dan membaliknya. Ia membongkar barang-barangnya yang ada di dalam tas, dan meletakkan semua barangnya itu di atas tempat tidur.
Selain laptop dan ponsel, ada banyak barang lain yang juga ia simpan di dalam ranselnya itu.
Kemudian ia mengambil laptop dari dalam tasnya, lalu menaruhnya di atas meja dan duduk dalam posisi dengan kaki terangkat seperti bos besar. Melihat gayanya yang seperti itu, Gu Si yang masih kecil pasti akan menirunya. Sikap Gu Mang saat ini terlihat sangat sombong.