webnovel

grow your Mindset

Teen
Contínuo · 448 Modos de exibição
  • 1 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO

What is grow your Mindset

Leia o romance grow your Mindset escrito pelo autor DaoistR8b3c6 publicado no WebNovel. ...

Sinopse

Você também pode gostar

The Hero Of Vengeance

"Kill them all...Burn it down..." Those are the words I heard echoing in my head ever since the day I woke up in Lorelei. The voice sounds familiar. I've heard it before. But would it be crazy if I said it sounded like me? Would it be crazy...if I said i remembered dying? Utterly rediculous. To repeat the same thing over and over, expecting a different result while changing absolutely nothing. I was the son of a Duke and a commoner in a foreign land. Through pain and suffering, I somehow managed to marry a beautiful Princess of that land. You know...after my father got eaten by a dragon. And after being locked in a dungeon and tortured by her insane sister... But none of that matters now. Because my world lies in ruins. Everyone I've ever known is dead. All except my beloved, who stands to protect me with her shield. But I don't mean to say that things have been destroyed... What I mean, is much simpler. Avernia is gone. Gone forever. Lost to the plague I called 'The Black Ooze'. But I'll avenge it. I'll kill the one responsibke for massacring my family and destroying my world. They'll regret having made an enemy out of me. Because the sword I wield is called Vengeance. The Overseer sword. The Omni-Weapon. No matter the cost...I will have vengeance. I'll kill them all. I'll burn everything down. Author's note: I sincerely hope you enjoy my work, but keep in mind that I am my own editor and I don't see everything. there might still be a few errors. Sorry! This is an original work.

DovahKean · Fantasia
Classificações insuficientes
326 Chs

Misteri Cinta Sejati

Namanya Listia Cintya Azzahra. Nama yang bagus dan cocok dengan paras cantiknya dan juga sifat baiknya. Dengan paras cantiknya itu, banyak lelaki yang menyukainya. Namun dia selalu mencoba untuk menghindar. Bukan tanpa sebab. Ia begitu karena ia juga ingin menjaga kehormatannya. Ia takut jika nantinya akan ada lelaki yang merusak kehormatannya. Menjadi gadis yang cantik ternyata juga ada sisi buruknya. Karena paras cantiknya itu, dan karena ia disukai oleh banyak lelaki, ternyata hal itu malah mengundang rasa iri teman-teman perempuannya. Hingga suatu ketika, dirinya terlibat ke dalam suatu masalah yang cukup rumit dengan teman-teman perempuan yang iri kepadanya itu. Beruntungnya, atas dasar pertemanan, ia pun bisa mengatasinya. Banyak lelaki yang mencoba mendekatinya secara terang-terangan, tapi ia seakan sama sekali tidak tertarik. Bahkan karena itu pula, Intan, sahabatnya, sampai harus menasihati dia. Intan berpikir, tak apa jika Cintya ingin menjauh dari para lelaki yang akhlaknya tidak baik, tapi jangan menjauh dari lelaki yang akhlaknya baik. Intan merasa bahwa apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu seperti sebuah bentuk dari kesombongan, tapi Cintya menyangkalnya. Ia bilang bahwa ia tidak sombong. Hanya saja, untuk memilih siapa yang harus ia cintai, itu adalah urusan hatinya. Suatu ketika, ada seseorang yang mengirimkan sebuah surat untuknya. Itu adalah hal yang cukup aneh baginya. Pikirnya, ini adalah zaman modern. Aneh saja jika ada orang yang masih main surat-suratan. Akan tetapi, ia merasa tersentuh atas isi surat tersebut. Sebuah surat pernyataan cinta dari seseorang yang tidak ia ketahui wujudnya, bahkan namanya pun tidak ia ketahui. Ia cuma yakin, bahwa sang pengirim surat adalah salah satu lelaki yang berada di sekolahan yang sama sepertinya. Karena rasa penasaran yang teramat sangat kepada sang pengirim surat, ia pun melakukan penyelidikan. Banyak cara ia lakukan untuk bisa mengetahui siapa sosok di balik pengirim surat itu, tapi tak satupun yang berhasil. Bahkan ia sampai meminta tolong teman-temannya untuk menyelidiki hal itu juga. Surat kedua dari orang yang sama kembali datang. Isinya adalah tentang permintaan maafnya karena telah membuat Cintya penasaran. Mendapatkan surat itu, justru membuat Cintya semakin penasaran dan memutuskan untuk terus melakukan penyelidikan. Beberapa kali ia mencoba mencari siapa orang yang bentuk tulisannya sama dengan tulisan yang ada di surat itu. Berbagai cara lain ia lakukan, termasuk mengawasi ruang kelasnya di saat tidak ada orang di dalamnya. Namun usahanya juga tak berhasil. Hingga suatu hari, surat cinta yang ketiga diterimanya lagi. Isinya sama dengan surat kedua. Tapi di dalam surat itu juga tertulis bahwa suatu saat nanti, ia sendiri yang akan datang ke Cintya untuk mengungkapkan cinta. Cintya tak perlu repot-repot lagi untuk menyelidiki siapa dia. Ia juga bilang, bahwa dia bukanlah lelaki pengecut atau lelaki yang hanya ingin mempermainkan Cintya saja. Namun, bukan Cintya namanya kalau ia benar-benar berhenti untuk mengetahui apa yang membuatnya penasaran. Tetap dicarinya informasi demi informasi tentang si pengirim surat, tapi hasilnya pun sama. Semuanya berakhir dengan kegagalan. Hingga hari itu tiba. Hari di mana seorang lelaki bernama Johan datang dan menyatakan cinta kepadanya. Lelaki itu juga bilang bahwa dirinya lah yang selama ini menuliskan surat cinta itu kepada Cintya. Hal itu ia buktikan dengan bentuk tulisannya yang sama dengan tulisan yang ada di surat cinta tersebut. Tentu itu di luar dugaan Cintya. Orang yang bahkan seolah-olah tak sedikitpun tertarik kepadanya, ternyata malah mencintainya. Mendapat kenyataan yang seperti itu, Cintya malah menangis. Setelahnya, ia pun mengaku bahwa sebenarnya dia pun selama ini juga menyukai Johan. Tapi seperti apa yang dilakukan oleh Johan, dia hanya bisa menyukai dalam diam. Ia juga mengaku bahwa ia hanya bisa mengagumi Johan tanpa bisa memiliki.

M_Nurfadli2004 · Adolescente
Classificações insuficientes

Doha agreements caused collapse of afghanistan

Conventional wisdom suggests that the Afghan republic fell because societal values were incompatible with democracy and the country was simply ungovernable. This article traces the state’s collapse to the highly centralized political institutions imposed after the 2001 U.S. invasion. Instead of offering citizens an opportunity to oversee their government in a meaningful way, Kabul-centric institutions—holdovers from the country’s authoritarian past—undermined citizen trust in government. Flooded with vast amounts of foreign aid, the post-2001 system fostered corruption. After twenty years, Afghans were unwilling to fight for a distant government that did not treat them with dignity. The Islamic Republic of Afghanistan ended on 15 August 2021. That afternoon, President Ashraf Ghani fled the capital city by helicopter to neighboring Uzbekistan. Just days earlier, he had sworn never to leave and said that he would die before abandoning his people. With Ghani gone, the Taliban offensive, which had captured dozens of provincial capitals in the preceding weeks, easily entered Kabul. Within hours, the insurgents sat comfortably at Ghani’s desk. Why did the Afghan republic collapse so completely and so quickly, spurring tens of thousands of desperate people to run to the Kabul airport in hopes of escaping the Taliban’s harsh rule and potential retribution? Conventional wisdom says that the U.S.-backed republic fell because the country’s government and society were hopelessly corrupt, and its values were incompatible with democracy. In other words, Afghanistan was ungovernable and would always be a lost cause for the outside world—a graveyard of empires.

X_Man_9573 · História
Classificações insuficientes
1 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões

APOIO

empty img

Em breve

Mais sobre este livro

Relatório