Bencana yang tidak disangka-sangka mulai berakhir.
Satu Plantazel telah dikalahkan.
Satu Plantazel lainnya menghilang ke dalam tanah.
Banyak yang tidak mengetahui adanya serangan yang tidak terduga dari Plantazel itu. Jumlah korban yang berjatuhan tidak bisa kembali. Hanya tetesan air mata yang membanjiri Kerajaan Finias.
Hal yang mereka tinggalkan di Kerajaan Finias hanyalah kesedihan dan puing-puing bangunan yang rusak.
Saat hujan masih mengguyur wilayah itu, prajurit kerajaan segera melakukan evakuasi dengan jauh lebih baik. Mereka juga memastikan pencarian korban yang kemungkinan selamat dan memastikan jumlah korban.
Salah satu prajurit kerajaan di sana melaporkannya kepada pemimpin mereka yang menggunakan baju zirah lebih besar dan bewarna lebih cerah dibandingkan yang lainnya.
“Kami sudah mengidentifikasi kerusakaan yang terjadi akibat serangan Plantazel, Jenderal!” Ucap prajurit itu sembari memberi hormat khas Kerajaan Finias kepadanya.
“Kerja bagus, prajurit. Bagaimana?” Balas Jenderal kepada bawahannya itu.
“Ada sekitar 136 perumahan penduduk mengalami kerusakan parah dan 24 rumah mengalami kerusakan ringan.”
“Kita terlambat. Bahkan, banyak sekali pemukiman Wilayah 1 berdampak parah di sini. Andai saja kita bisa bergerak lebih cepat kemari, mungkin banyak nyawa yang bisa kita tolong. Aku merasa gagal menjadi seorang jenderal dari pasukan kerajaan.”
“Itu tidak benar, Jenderal. Saat monster itu datang, Anda sedang melakukan rapat penting bersama Raja untuk membahas keberadaan Lucifer di kerajaan kita.”
“Apa kemunculan Plantazel ini berhubungan dengan Lucifer yang semakin aktif?”
“Kami mencoba menyelidiki beberapa mayat korban yang menjadi sasaran monster itu. Ada 115 korban dari penduduk yang terbunuh dalam ini. Kaitannya dengan Lucifer akan semakin besar jika kita tambahkan dengan korban yang menghilang.”
“Korban hilang?”
“Benar, Jenderal. Ada 30 korban yang tidak ditemukan di Wilayah 1 saat serangan terjadi.”
“Begitu, ya? Ada kemungkinan bahwa kekuatan Plantazel yang menyerang kita sangat besar. Bagaimana situasi dari Plantazel itu?”
“Bangkai Plantazel yang kami temukan masih dalam penyelidikan. Ada keanehan dari bagian gerbang utama dan daerah sekitarnya di mana tidak ada kerusakan yang diakibatkan oleh Plantazel.”
“Itu mustahil. Jika Plantazel itu tidak berasal dari luar, maka kenapa Plantazel bisa tiba-tiba muncul tanpa ada kerusakan di area depan?”
“Kami sedang mencoba menemukan setiap hal yang ada, Jenderal. Hanya saja, sangat sulit menemukan motif kemunculan Plantazel yang muncul itu.”
Para prajurit sedikit heran dengan Plantazel yang muncul.
Tidak ada kerusakan di bagian gerbang utama atau area luar. Tidak ada peringatan dari pihak penjaga luar kerajaan.
Ini memang aneh dikarenakan keberadaan Plantazel yang muncul tiba-tiba bagaikan api yang membesar.
Sulitnya mencari sumber dari kemunculan Plantazel membuat beberapa prajurit kerepotan.
Jenderal dan para bawahannya memutuskan sesuatu.
“Baiklah. Aku akan memeriksa monster yang dikalahkan itu. Aku ingin beberapa pasukan dikirim untuk memastikan keberadaan korban selamat dan berhati-hati terhadap pergerakan Lucifer.”
“Siap, Jenderal!”
Mereka secara bersamaan menjawab perintah dari atasan mereka.
Jenderal itu pun berangkat menuju bangkai monster tersebut dan memeriksa setiap hal yang bisa ditemukan. Ini memang sulit, tapi dia harus bergerak dengan cepat.
Sesampainya di sana, dia melihat hal yang tidak biasa di Wilayah 1. Tubuh Plantazel yang terbunuh dengan kepala yang sudah hancur. Keadaan monster itu sangat mengerikan dan tak bisa dipungkiri bahwa monster inilah yang menyebabkan kekacauan di Finias.
Beberapa prajurit mendekatinya dan memeriksa setiap tubuh monster itu.
“Jadi, monster ini yang mengacaukan tempat tinggalku, ya? Syukurlah, dia sudah dihabisi. Hei! Siapa yang membunuh monster ini?”
“Mohon maaf, Jenderal. Monster ini dibunuh oleh orang tak dikenal.”
“Orang tak dikenal?”
“Benar, Jenderal. Menurut informasi yang dikumpulkan dan dilaporkan oleh prajurit yang bertugas di Wilayah 1, orang tak dikenal itu menggunakan senjata jarak jauh yang diisikan dengan sihir yang kuat mengenai kepala monster ini.”
“Senjata jarak jauh? Apa mungkin dia mengalahkan monster ini dengan panah? Apakah ada anak panah yang kalian temukan di sekitar sini?”
“Kami tidak menemukan anak panah di sekitar monster ini, Jenderal. Kami bisa menilai bahwa ada kemungkinan kekuatan yang diterima monster ini mengarah pada kekuatan sihir yang diberikan.”
“Orang yang mengalahkan monster ini memiliki sihir yang kuat?”
“Kemungkinan besar itu benar, Jenderal.”
“Ini sangat aneh. Kemampuan sihir di Kerajaan Finias tergolong tidak terlalu bagus untuk beberapa prajurit yang ditugaskan di Wilayah 1. Berbeda dengan Wilayah 2 dan 3, Wilayah 1 diberikan pengamanan yang kurang begitu baik dan lebih mengarahkannya pada sektor pendukung kerajaan. Para prajurit yang ditugaskan di Wilayah 1 memiliki kapasitas sihir yang tidak begitu baik.”
“Anda benar, Jenderal. Namun, beberapa prajurit yang ditugaskan di Wilayah 1 sudah mulai terasah kemampuannya.”
“Begitukah? Apa mereka memberikan inisiatif tersendiri?”
“Bukan begitu, Jenderal. Ada tempat pelatihan khusus yang dibangun oleh Raja demi keamanan Wilayah 1.”
“Raja membangun tempat pelatihan khusus? Tanpa sepengetahuanku?”
“Anda baru diangkat menjadi Jenderal beberapa hari sebelum penyerangan ini terjadi, sehingga beberapa rahasia seperti bisa saya sampaikan secara langsung saat pangkat Anda tinggi,. Namun, kesibukan Anda membuat beberapa prajurit terlalu fokus pada Wilayah 2 dan 3 agar keamanan lebih terjaga khusus untuk 2 wilayah itu.”
“Ah, begitu, ya? Aku akan memeriksanya nanti. Untuk saat ini, kita harus melakukan evakuasi pada setiap korban. Para prajurit, lakukan tugas kalian dengan baik!”
“Siap!”
Setiap prajurit mulai melaksanakan tugas mereka untuk fokus pada korban. Dengan demikian, Sang Jenderal tidak beranjak dari tempatnya berada. Dia pun memeriksa akar berduri dari monster yang sudah mati itu.
Dia memeriksa setiap bagian dari bangkai Plantazel itu. Tidak ada hal mencurigakan dari tubuh Plantazel itu. Meskipun hujan masih tidak berhenti, Sang Jenderal masih meratapi dan berpikir mengenai kemunculan Plantazel itu.
“Plantazel ini....apakah ada yang mengurungnya di Kerajaan Finias dan melepaskannya begitu saja?”
Sang Jenderal mulai berspekulasi dan melihat keadaan Plantazel itu dengan sangat teliti.
Walaupun setiap tubuhnya tidak ada yang janggal, pikirannya masih berputar-putar.
“Apa perlu aku bantu, Jenderal?”
Sang Jenderal berbalik dan mengeluarkan pedang saat seseorang menjawab kalimatnya.
Dia melihat sosok yang tidak biasa. Sosok yang terlihat memiliki banyak akar berduri dan tubuh seperti manusia dengan topeng putih beserta tatapannya yang tidak biasa. Sekilas, dia adalah makhluk aneh yang tak diketahui asalnya.
“Siapa kau?! Plantazel?!”
“Benar. Aku adalah Plantazel yang istimewa.”
“Apa-apaan kau ini?! Aku tidak pernah melihat Plantazel seperti dirimu sebelumnya! Makhluk apa kau?!”
“Namaku adalah Evil Gamma. Aku adalah hasil percobaan dari Lucifer.”
“Evil Gamma?! Lucifer, katamu?! Jadi, kau penyebab semua kekacauan ini?!”
“Itu tidak benar. Lucifer yang mengirim Plantazel itu ke Finias. Aku sudah tidak bisa ke Lucifer karena sudah dianggap memberontak.”
“Apa tujuanmu muncul di sini?!”
“Bukankah sudah jelas? Aku akan membunuhmu di sini karena kau terlalu banyak membuang segalanya.”
Sang Jenderal terkejut sekaliguas meneguhkan tekadnya. Kali ini, Evil Gamma muncul di hadapan Jenderak itu. Dua kekuatan yang berada di Finias akan nampak. Evil Gamma melawan Jenderal Kerajaan Finias pun dimulai.