Ibu Tiada,
ayah pun kini Pergi
Terkadang lelah menghadapi hidup seperti ini
Terus terbelenggu dalam kepiluan
Terus menangis dalam ketidakberdayaan
Terus merindu dalam kepasrahan
Terus dan terus seperti ini adanya
***
Semenjak kepergian ayah tercinta, aku tidak semangat lagi menjalani hidup. Disaat-saat sendiri ada dilema besar yang terus ada di hatiku. Seakan-akan kepergian ayah menjadi malapetaka bagi diriku. Mulai saat itu aku lebih suka menyendiri dalam kamarku dan jarang bergabung bersama dengan teman-teman di sekolah. Bibiku selalu bingung harus dengan cara apa lagi menghiburku. Setiap hari dia berusaha meluangkan waktu untuk bisa berbagi cerita yang dapat menghibur diriku, namun sayang sekali Aku hanya berdiam dan terpaku bagaikan bangkai mawar yang hampir mati.
Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan perjuangan bibiku untuk membangkitan kembali semangat hidupku berhasil, aku mulai membuka mulut dan berbicara serta mengungkapkan segala perasaanku. Tangisan dan jeritan karena kepedihan yang kualami memenuhi seluruh isi ruangan kamarku. "Bi, Aku marah pada hidupku, mengapa takdir ini tega memanggil ayah begitu cepat?, Aku sudah tidak punya ibu dan kini ayahku pergi. Aku sulit menerima kenyataaan pahit ini". Kataku dengan nada tinggi. "Sudahlah sayang.. Semua ini adalah rencana Allah yang paling indah dalam hidupmu". Jawab bibiku. "Tapi bi..." protesku. "sayang, kematian adalah awal kehidupan baru, kita semua akan mati sama seperti ayahmu. Tenanglah ayah mendahului kita untuk menyiapkan tempat yang paling bagus untuk kita nantinya." Hibur bibiku. "Bi, apakah Allah akan mempertemukan kita lagi di akirat nanti?" tanyaku ingin tahu. "oh ya.. pastilah sayang, kamu harus yakin kalau ayah juga akan menjadi orang setia saat menjemput kita menuju syurganya nanti". jawab bibiku. Aku menjadi begitu lega karena bisa melepaskaan segala kepedihan yang selama ini menguasai hati dan pikiranku.
Kini yang kupunya hanyalah bibi, jujur untuk kesekian kalinya aku membeci ibuku. Kemana dia yang tak datang ketika ayah telah pergi untuk selamanya. Setidaknya ibu menemuinya di hidup terakhirnya. Ingin sekali aku marah di depan wajahnya dan ingin memperlihatkan betapa marahnya aku padanya tapi dimana dia sekarang, dimana?
Bahkan aku tidak tau bagaimana wajahnya tapi aku harap dia ingin menemuiku. Entahlah...
•
•
•
•
~Adira Maulida~
Selamat jalan ayahku, ayah yang telah merawatku, membesarkanku hingga dewasa seperti ini. Belum sempat aku membalas budi ayah, kini ayah telah meninggalkan aku selamanya. Semoga Allah mengampuni dosa dan menerima semua amal kebaikan ayah. Amiiiiin ya Robbal Alamin.
ku tidak ingin berkata bahwa hidupku benar-benar berat karena aku yakin setiap insan mempunyai ujian yang berbeda. Tingkat ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluk-Nya disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing. Sehingga, dari teori itulah aku berusaha untuk tidak meremehkan kesusahan yang dihadapi oleh orang lain dan tentu saja aku berharap, orang di sekitarku tidak memperkeruh suasana dengan menambah beban pikiranku dengan berbicara hal yang menyakitkan dengan kejadian yang aku alami saat ini.
Jika berbicara tentang sebuah pilihan berarti akan ada beberapa pertimbangan sebelum kita menentukan pilihan yang kita ambil. Permasalahan dari pilihan yang aku ambil sangatlah sederhana.
Ya Allah, aku siap bahagia...!
Author POV~
~kembali ke awal cerita~
Itulah semua cerita Coretan Hidupku "Graffiti Of Life". Iya ini aku Adira!...