webnovel

Golden Chapter

Setiap orang memiliki bab emas dalam hidupnya, di mana pancapaian terbaik didapatkan. Tentu setelah melalui serangkaian proses yang mendatangkan hal baik maupun hal buruk. Untuk mencapai titik itu, He Xihuan harus menaklukkan banyak kelompok mafia dan merebut kepemimpinan. Dalam prosesnya, dia menemukan seorang anak laki-laki yang kecantikannya tersembunyi di balik kulit hitam palsu. Han Yiyue memiliki pesona alami untuk memikat orang-orang di sekitarnya dan menggiring mereka ke dalam dunia fantasi tidak bermoral. Hal itu menimbulkan keinginan He Xihuan menjadikannya homme fatale untuk dikirim kepada musuh sebagai senjata terselubung dengan tugas tertentu. Tidak pernah disangka-sangka, selama masa bergaul dengan Han Yiyue, He Xihuan malah terjerumus ke dalam rencananya sendiri. Dia jatuh cinta kepada laki-laki itu dan menginginkannya seperti orang gila.

evilesther3 · LGBT+
Classificações insuficientes
246 Chs

Side by Side

Han Yiyue bukan jenis orang yang menjunjung tinggi harga diri, meskipun tidak dengan harga diri rendah. Namun, berhadapan dengan He Xi Huan, ia tidak bisa memaksanya bahkan untuk menggoda seperti bagaimana ia melakukannya kepada orang lain saja terasa sulit.

"Aku akan meminta bantuan Jamie."

Kalimat itu bukan ancaman, tetapi sebuah bentuk pelarian karena merasa malu. Terlepas dari benar atu tidaknya akan dilakukan. Lagi pula hubungannya dengan Jamie tidak begitu dekat. Han Yiyue mungkin akan meminta bantuan Xiao Bao karena dia sedikit lebih dewasa daripada Feng Ruo.

Memutuskan bangkit berdiri dan berjalan memutari meja untuk segera keluar.

He Xi Huan masih menampilkan ekspresi yang sama, tetapi mengembuskan asap rokok untuk terakhir kali, menekan ujung berapi ke asbak. Gerakannya cepat ketika menarik tangan Han Yiyue dan dengan kejam membanting tubuh itu ke sofa. Dalam sekejap ia mendudukinya, menekan agar tidak bangun. Tanpa banyak berpikir menautkan bibir mereka.

Awalnya hanya penyatuan sederhana yang diulang berkali-kali, menyatu dan di detik berikut terpisah. Han Yiyue agak tidak sabar, manik matanya menatap lurus ke atas, bertemu dengan milik He Xi Huan. Dengan provokatif mengulurkan lidah dan mulai menjilat bibir pihak lain.

Perasaan geli menggelitik berhasil menghanyutkan sisa kesadaran He Xi Huan, tidak butuh lebih banyak godaan sampai ia mengeluarkan lidahnya juga. Pergulatan kecil perlahan memberat, saling menjerat satu sama lain, bahkan seperti orang kehausan yang tidak bertemu air minum berhari-hari. 

Kelopak mata Han Yiyue terkulai, bulu mata yang seperti sayap bergetar ringanb, memejam erat sambil menikmati kemajuan permainan. Meski begitu, tangannya tidak bermain mati, dua benda itu bergerak liar membelai punggung He Xi Huan, masuk melalui celah pakaian dan menggelitik tulang ekor. Semakin ke atas, semakin penuh godaan.

He Xi Huan jelas tidak mau kalah, permainan lidahnya jauh lebih agresif dan mendominasi. Dia tidak membiarkan pihak lain menguasi barang sedetik pun, semua permainan dikendalikan olehnya bahkan tangan nakal yang berkeliaran di punggung ditarik. Menggenggam kedua pergelangan tangan Han Yiyue di atas kepalanya, menekan pada pegangan sofa.

Tangan yang lain bergerak di atas tubuh Han Yiyue, menarik ke atas lapisan pakaiannya. Salah satu kaki ikut bermain, menyelinap di antara kedua kaki lemas Han Yiyue, menekan dengan ringan juga beberapa kali menggosok liar.

Napas Han Yiyue putus-putus, kelopak mata bergetar sebelum membuka penuh. Manik mata abu-abu itu melebar dengan kabut nafsu yang tebal.

Alih-alih pasrah dan membiarkan dirinya dikuasai oleh pihak lain, Han Yiyue memilih menaikkan kaki yang terjepit. Tindakan provokatif menekan He Xi Huan dan menggerakkannya secara horizontal. Hal itu membuat mereka semakin menggila, keinginan di hati kian besar dan mulai kehilangan kesabaran, napas panas merembes dengan liar ke wajah satu sama lain.

He Xi Huan tidak lagi ingin terus dalam situasi yang saling menggosok, tetapi lebih dari itu. Melepaskan tautan bibir mereka, sebelum bertindak ke tahap lebih dalam lagi, pertama-tama ia melihat ke mata Han Yiyue seolah mencari persetujuan.

Untuk menanggapi, Han Yiyue mematuk bibirnya. Suara serak dan penuh dorongan nafsu menggema di telinga He Xi Huan.

"Jangan berhenti di sini, kamu harus menyelesaikan apa yang sudah dimulai." Usai itu, ia kembali menautkan bibir mereka, tetapi berbeda dengan sebelumnya. Kali ini diikuti gigitan hingga menimbulkan rasa panas.

Tidak bisa disembunyikan bahwa bibir He Xi Huan memiliki kemungkinan besar membengkak keesokan harinya. Namun, tidak satu pun dari mereka peduli. 

"Apa kamu siap?" He Xi Huan memastikan sekali lagi. Setelah medapatkan anggukan sebagai jawaban, ia mengangkat tubuh Han Yiyue dan pindah ke tempat tidur. Meletakkannya di sana sebelum bergerak menuju pintu, mengunci untuk menghindari gangguan.

Selama ditinggal di atas tempat tidur, Han Yiyue menanggalkan satu per satu pakaiannya. Bukan hanya He Xi Huan yang siap untuk bersenang-senang, tetapi dia juga. Mereka siap untuk memulai perjalanan malam ini. Mungkin ini akan menjadi yang pertama dan terakhir Han Yiyue tidur bersama He Xi Huan, dia harus memberi kesan baik yang sulit dilupakan.

He Xi Huan menerjang seperti serigala lapar, ia menekan Han yiyue ke tempat tidur, kembali mencium bibirnya. Hanya sebentar sampai ia memutuskan mengecup setiap sisi wajah laki-laki itu, ciumannya beralih ke rahang, dan berlama-lama di tulang selangka. Tidak lupa meninggalkan beberapa tanda di kulit leher, merah-merah seperti terkena gigitan nyamuk, tetapi cukup memuaskan.

Tangannya bergerak tidak terkendali, memainkan dada dan perut rata Han Yiyue. Mengirim rasa geli yang menambah kadar nafsu di mata korban.

Namun, Han Yiyue segera mendapatkan sedikit kesadaran dan mengingat tujuan utama permainan mereka. Dia mendoronga kepala He Xi Huan dari leher dan berkata dengan suara rendah.

"Biarkan aku memanjakanmu juga." 

Napasnya pendek ketika berbicara, itu semua karena godaan demi godaan di tubuhnya. He Xi Huan ingin mengabaikan, tetapi juga ingin memberi kesempatan Han Yiyue bersenang-senang sehingga ia membiarkan tubuhnya didorong ke bawah, duduk dengan kaki merenggang dan tangan menopang ke belakang.

Han Yiyue duduk di atasnya, tersenyum miring secara provokatif sebelum melayangkan ciuman. Cepat-cepat menenggelamkan kepala di antara dua kaki He Xi Huan dan menjulurkan lidah menggoda titik panas laki-laki itu.

Permainannya ringan dan menimbulkan rasa geli di setiap sentuhan lidah.

"Apa kamu merasa nyaman?" dia bertanya di sela-sela kegiatan dengan suara teredam.

He Xi Huan menggeram rendah sebagai tanggapan, ia tidak sedikit pun melepaskan tatapan dari sosok Han Yiyue. Laki-laki itu sedikit menjauhkan wajah dan menatap benda dalam genggaman tangan.

"Ini sangat besar, aku tidak yakin akan cukup di dalam mulutku." Nada suaranya diisi keluhan ringan.

"Kamu harus mencobanya." He Xi Huan menggerakkan tangan untuk mengusap rambut Han Yiyue seolah meyakinkan seorang anak kecil.

"Itu akan membuatmu lebih nyaman lagi?"

"Mn."

Han Yiyue tidak lanjut bertanya sekaligus, tetapi mengikuti keinginan pihak lain. Memasukkan benda itu ke dalam mulutnya terlepas dari kesulitan yang dihadapi. Benar-benar tidak masuk banyak, hanya ujung paling atas saja. Pada akhirnya, ia melayangkan kecupan ringan beberapa kali.

Tanpa disangka hanya tindakan seperti itu sudah cukup untuk menambah gairah He Xi Huan. Melihat mata memejam dengan ekspresi wajah puas, Han Yiyue menampilkan senyum kecil.

"Suasana hatimu semakin bagus. Apa yang membuatmu tidak senang sore tadi?"

Itu hanya kata-kata biasa dengan suara santai, tetapi cukup menjebak. He Xi Huan agak bingung dalam beberapa saat, tetapi segera mengingat siapa Han Yiyue. Senyum miring terbit di sudut bibir, ia mencubit wajah laki-laki itu.

"Apa kamu sedang mencoba menjebakku? Ingin mendapatkan berita dariku, ah? Sayang, kamu perlu lebih banyak latihan."

Sebenanrnya, Han Yiyue sudah melakukan pekerjaan dengan baik dan sangat halus. Dia membuat seseorang merasa senang dan secara bertahap mulai lengah sebelum bertanya hal-hal yang ingin diketahui, tetapi He Xi Huan mengingat poin pentingnya sehingga menggunakan itu sebagai balasan.