webnovel

Chapter 7: Berilah kejayaan kepada petualang baru ini

"Baiklah, banyak masalah yang terjadi, tapi mari kita lupakan saja dan atur kembali suasananya. Pertama, kita akan mendaftar sebagai petualang, setelah itu menjual semua potion yang kupunya untuk bersenang-senang."

Setelah kami dibebaskan dari penjara, kami pergi ke guild petualang dan saat ini kami tepat berada di depan pintu masuk guild petualang tersebut.

Aku benar-benar tidak sabar lagi.

Semenjak kami tiba di sini, aku tidak pernah berhenti tersenyum.

"Hei, Riku, bisa kau turunkan aku dulu sebelum masuk."

"Huh? Kau yakin baik-baik saja? Jangan paksakan dirimu, aku masih cukup kuat untuk terus menggendongmu seperti ini kau tau."

"Alicia-san, jika kau lelah, tolong jangan paksakan dirimu. Segera beritahu kami jika Alicia-san ingin digendong, aku akan selalu siap untuk membawamu."

"Berhentilah menganggapku seperti orang sakit! Bukankah kalian terlalu meremehkanku? Kenapa kalian terlihat sangat khawatir seperti itu hanya karena membiarkanku jalan sendiri? Aku baik-baik saja, jadi jangan khawatir,"

Karena Alicia terus memohon, aku terpaksa menurunkannya dari punggungku. Dia merenggangkan tubuhnya saat dia berdiri dan aku memberikannya [Buff Potion] penambah tenaga kepadanya.

"Terima kasih." Alicia menerimanya dengan senang hati dan dia langsung meminumnya.

Yah, setidaknya itu bisa membuat dia bertahan sedikit lebih lama.

Setelah semua persiapannya selesai, kami langsung masuk ke dalam guild petualang tersebut. Aku menarik nafasku dalam-dalam saat aku membuka pintunya dan…

"Ahahahaha! Kemana lagi kita hari ini?! Apa kita perlu berburu seekor Wyvren?!"

"Aku menemukan quest untuk memburu binatang iblis di desa Roda, apa kalian ingin ikut?"

"Hei, kami membutuhkan seorang penyihir untuk membunuh slime raksasa di dekat hutan sini, apa ada penyihir yang nganggur?!"

"Hoi, apa pesananku belum siap?!"

Seketika itu juga, aku langsung dibanjiri oleh suara-suara berisik dari para petualang yang ada di sana.

Seorang pria berbadan besar dengan pedang besar di punggungnya.

Seorang penyihir dengan tongkat sihirnya.

Seorang pendeta yang imut dan lucu.

Seorang pengguna tombak dengan gayanya yang keren.

Benar, inilah dunia fantasi yang sebenarnya.

Mulai sekarang, aku akan mengubah hidupku untuk menjadi petualang. Mencari ketenaran di mana-mana dan terkenal di kalangan gadis-gadis.

Fufu, aku sudah tidak sabar lagi.

"He-Hei, Riku, berhentilah membuat ekspresi yang bodoh. Entah kenapa semua orang mulai melihat ke arah kita, ba-bagaimana ini?"

"Hm?"

Selagi aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, Alicia menarik bajuku saat dia bersembunyi di belakangku dan mengatakan hal itu.

Aku melihat ke arah sekelilingku dan seperti yang dia katakan. Semua orang tampak terdiam dan melirik-lirik ke arah kami dengan tatapan yang penasaran begitu kami masuk.

Yah, bukan berarti aku tidak tau apa alasannya.

Dari awal aku masuk ke kota ini dan saat aku bertengkar dengan bangsawan gendut itu, aku secara samar-samar mulai sadar tentang alasan kami sering ditatap seperti itu— Tidak, kurasa itu kurang tepat, yang mereka tatap bukan kami, tapi hanya Elvy.

Ini hanya spekulasiku saja, tapi kemungkinan besar para Elf di negara ini hanya dianggap sebagai budak biasa. Sebuah rasisme yang mengganggap jika Elf adalah mahkluk terendah. Mungkin tidak hanya Elf saja, karena semenjak aku tiba di sini, aku sama sekali tidak melihat adanya ras lain selain manusia.

Ya ampun, benar-benar setingan dunia yang menyebalkan.

Kalau begini bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan gadis bertelinga kucing.

"Permisi, apa ada yang bisa saya bantu? Saya tidak pernah melihat wajah kalian di kota ini, mungkinkah kalian dari luar?" Seorang pelayan tiba-tiba menghampiri kami dan menanyakan hal itu dengan senyuman yang hangat.

Aku menoleh ke arahnya dan membuat wajah keren. "Fufu, yah, seperti itulah, kami ke sini untuk menjadi seorang petualang,"

"Be-Begitukah? Jika kalian ingin mendaftar sebagai seorang petualang, kalian bisa pergi ke meja resepsionis yang ada di sana untuk mengikuti prosedurnya."

"Terima kasih."

Mengabaikan tatapan semua orang dan pelayan itu yang jijik, aku mengikuti petunjuk yang diberikan pelayan itu dan pergi ke salah satu meja resepsionis yang kosong.

"Selamat datang, apa ada yang bisa saya bantu?"

"Umm, kami ingin menjadi petualang. Apa saja yang harus kami siapkan?"

"Kalian ingin menjadi petualang?"

Wanita resepsionis itu melirik ke arah Elvy dan bertanya untuk memastikannya sekali lagi. Sepertinya dia ingin memastikan apakah Elvy termasuk ke dalam kata 'kami' yang kumaksud.

Ini menyebalkan.

Berhentilah manatap Elvy kami seperti itu.

"Yah, kami bertiga ingin menjadi petualang, apa itu tidak boleh?"

Aku menjawabnya sekali lagi dengan senyuman ramah.

Sebaiknya aku tidak terlalu banyak membuat masalah dengan mereka, akan terlalu merepotkan jika guild menganggap kami hanya sebagai berandalan biasa.

"Baiklah, mohon tunggu sebentar."

Wanita resepsionis itu pergi dan beberapa menit kemudian dia kembali lagi.

"Saya sudah menyiapkan semuanya, tolong letakan tangan kalian di atas batu sihir ini. Itu akan memberitahu kami semua status kalian."

Dia datang kembali dengan membawa sebuah lempengan batu hitam persegi dan meletakannya di atas meja. Kemudian, sesuai yang dia suruh, aku tanpa ragu meletakkan tanganku di atas batu tersebut.

Detik berikutnya, sebuah panel berwarna hijau muncul di depan mataku dan itu memperlihatkan semua isi statusku.

"?!" Alis mataku terangkat.

"Hmm, anda memiliki level yang cukup tinggi, tapi stat anda masih rendah."

"Eh?"

"Baik, sudah selesai, ini kartu petualang anda."

"Te-Terima kasih."

Eh, apa ini sudah selesai?

Apa cuma segini saja?

Dan apa maksudnya kalau statusku masih rendah?

Memangnya seberapa tinggi rata-rata status di dunia ini?

Kenapa ini berakhir tidak sesuai seperti yang aku bayangkan?

'Crack!'

"Eeeeh?! A-Apa ini?!"

Selagi aku melamun memikirkan betapa anehnya dunia ini, tiba-tiba aku mendengar suara yang heboh dari dibelakangku dan juga suara seperti batu yang pecah.

Aku menoleh dan di sana aku melihat Alicia yang sedang menaruh tangannya juga di atas batu itu, tapi batu yang dia pegang tiba-tiba retak.

Orang-orang yang juga mendengar suara heboh dari wanita resepsionis itu mulai merapat untuk melihat kami, mereka terlihat sangat penasaran.

"Kenapa? Apa itu rusak?" Aku mendekati Alicia dan bertanya.

"Ti-Tidak, ini bukan rusak. Tapi, status milik Alicia-sama terlalu tinggi sampai-sampai batu status tidak dapat menilai kekuatannya. I-Ini adalah pertama kalinya kami melihat sesuatu yang seperti! Apa ini benar-benar mungkin?!"

Wanita resepsionis itu tampak tidak percaya.

Mungkin, karena dia berbicara dengan suara yang keras, orang-orang yang melihat kami juga mulai berbisik-bisik dengan heboh setelah mendengar itu. Mereka semua terlihat sangat tercengang.

"Kau dengar itu, ini pertama kalinya aku melihat batu status sampai retak."

"Hei, apa kalian pernah melihat wanita itu? Mungkinkah dia seorang petualang yang terkenal?"

"Aku dengar kerajaan memanggil seorang pahlawan, mungkin dia salah satunya."

"Siapa dia? Sampai membuat batu status retak, seberapa kuat sebenarnya dia?"

"Sulit dipercaya. Tidak hanya cantik, dia juga sangat kuat!"

"Ahahaha, tampaknya kita kedatangan pemula yang tidak terduga hari ini!"

"Aku mungkin akan menjadi penggemarnya mulai sekarang."

Aku mendengar suara mereka yang tampak membicarakan tentang Alicia terus menerus dengan pandangan yang kagum dan terkejut.

Mereka tidak berhenti-hentinya memuji kekuatan Alicia.

Ini aneh, bukankah seharusnya kejadian seperti ini terjadi padaku?

Merasa terkucilkan, aku menoleh ke arah Alicia yang saat ini menjadi topik pembicaraan panas oleh orang-orang. Di sana, dia membusungkan dadanya dengan sombong saat dia tau jika semua orang memuji dirinya.

Melihat itu, sekarang aku tau alasan kenapa dia sebelumnya minta diturunkan.

Wanita sialan itu benar-benar menikmati semuanya seorang diri.

"Haaa..."

Yah, lupakanlah.

Ini sama saja seperti awal pertama kali membuat karakter.

Mulai sekarang lah aku akan membangun karakterku.

Kehidupanku baru saja dimulai, aku harus tetap semangat.

"Eh, tunggu dulu! Bukankah ini?!"

Baiklah, cukup! Apalagi sekarang?!

Jangan hancurkan semangatku setelah aku membuat semua keputusan itu!

Mendengar suara wanita resepsionis itu yang terkejut sekali lagi, aku menoleh, dan di sana aku melihat Elvy yang statusnya juga sedang diperlihatkan.

Tapi, berbeda dari suasana terkejut sebelumnya, mereka tampak bermasalah.

Apa yang terjadi?