webnovel

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Terror
Classificações insuficientes
216 Chs

Penangkapan Empat Tersangka

"Jadi maksudmu semakin kamu merasakan sakit, maka kamu akan tenang?"

"Aku bahkan tidak merasakan sakit sama sekali. Itu sudah biasa bagiku. Aku sudah melakukannya sejak dulu."

"Apakah orangtua atau keluargamu tahu tentang itu?"

"Aku sudah tidak memiliki keluarga."

"Kenapa? Apakah mereka tinggal diluar kota?"

"Tidak. Mereka semua sudah mati."

"Oh maafkan aku. Aku tidak tahu."

"Tidak apa. Aku sudah biasa mendapat pertanyaan seperti itu."

"Tapi sebaiknya kamu periksa ke psikolog mengenai kondisimu. Melukai diri sendiri itu tidak baik."

"Aku tidak mau dianggap gila."

"Terserah padamu. Kami hanya menyarankan. Kamu masih muda. Kamu masa depan."

"Masa depanku sudah mati sejak lama."

"Maksudnya?"

"Ah... tidak apa-apa. Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Bisakah saya kembali ke kelas?"

"Tentu saja. Terimakasih sudah meluangkan waktu."

"Tidak masalah. Saya pergi dulu."

"Silakan."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com