webnovel

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Terror
Classificações insuficientes
216 Chs

Malam Tahun Baru

Tidak terasa kini sudah memasuki malam tahun baru. Kali ini mereka rayakan dengan makan-makan dan jalan-jalan di sekitar sungai Han.

Tae Oh, Min Gi, Joon Oh, Jin Gu, In Seok, Yoon Jae dan Jung In serta lima junior mereka memutuskan untuk makan di salah satu restoran milik bibinya Jin Gu.

Di restoran itu, mereka bebas makan sepuasnya tanpa harus bayar. Hal itulah yang membuat mereka lebih memilih untuk makan di restoran milik bibinya Jin Gu selain menghemat pengeluaran juga makanannya yang enak-enak.

Lalu dimana Hyuna? Hyuna sedang bersama keluarganya di Busan dan menikmati malam tahun barunya bersama teman-temannya. Jadi dia sekarang tidak berada di Seoul.

Oh iya, sekarang mereka bukan anak sekolahan lagi. Mereka sudah lulus satu tahun yang lalu dan sekarang mereka kuliah di salah satu Universitas terbaik di Seoul. Mereka juga memutuskan untuk memilih Fakultas dan Jurusan yang sama.

Sementara junior mereka sekarang sudah kelas 3 shs dan sebentar lagi mereka akan menghadapi ulangan akhir.

"Kalian udah belajar belum buat ujian masuk universitas?" Tanya Daniel

"Kamu sudah mikir aja ujian buat masuk universitas. Itu masih kelamaan. Ulangan akhir aja kita belum." Sahut Hwang Bin

"Tahu tuh si Daniel. Hadepin dulu yang ada di depan mata baru yang lainnya. Urusan ujian masuk universitas, gampang lah. Nanti bisa kita pikirin ulang, yang harus kita pikirin sekarang itu gimana caranya buat belajar ujian akhir agar nilai kita nggak jebol semuanya. Aku bosen denger ibuku ngomel mulu tiap nilai ulanganku menurun." Sahut Hyun Gi

"Sama. Aku juga sering kena omel sama mamaku karena nilaiku menurun. Padahal cuma satu angka yang turun tapi mama ngomelnya panjang banget." Kesal Beom Gi

"Lah kalian mending diomelin karena nilai turun. Lah aku? Aku diomelin karena tidak pernah belajar buat ujian masuk universitas. Katanya ujian masuk universitas itu susah lah, sulit lah, makanya aku disuruh belajar. Kalo aku belajar ujian buat masuk universitas dan mamaku melihatku tidak belajar buat ujian akhir, dia pasti ngomel. Serba salah emang jadi anak." Sahut Daniel kesal

"Sama, Niel. Aku juga kok. Mamaku juga ribet banget, gila. Dia sendiri yang memintaku buat belajar ujian akhir eh pas aku belajar buat ujian akhir dia malah ngomel kenapa aku tidak belajar buat ujian masuk universitas." Sahut Andrew

"Dulu kita juga mengalami apa yang kalian alamin. Tapi kita tetap semangat buat belajar ujian akhir serta ujian buat masuk universitas. Lihat hasilnya, kita semua masuk universitas yang sama." Sahut Joon Oh

"Kak Joon Oh nggak usah belajar juga udah pinter lah kita-kita apa kabar? Boro-boro masuk universitas terbaik di Seoul, masuk universitas biasa aja udah untung." Lesu Hwang Bin

"Jangan patah semangat gitu dong. Anggap aja omelan orang tua kalian itu sebagai motivasi kalian buat lebih giat belajar. Mereka hanya mau kalian belajar agar kalian bisa mencapai apa yang selama ini kalian impikan bukannya malah keluyuran nggak jelas." Sahut Jin Gu

"Yah kena omel lagi dah kita. Pertama mama yang ngomel kedua kak Jin gu yang ngomel. Mana mulutnya kek ibu-ibu lagi. Cerewet banget." Celetuk Andrew

Jin Gu melotot mendengar penuturan Kai. Sedangkan yang lainnya sudah cekikikan melihat Jin Gu yang terlihat ingin memakan Andrew.

Andrew ini senang sekali menggoda kakak yang satu itu. Dia memang terkenal jahil dengan kakak-kakaknya, tapi tetap saja kakak yang sering dia jahili itu adalah Jin Gu. Karena menurutnya Jin Gu lucu saat marah.

Sedangkan Andrew yang mendapat pelototan dari kakak kesayangannya hanya nyengir dan mengangkat dua jarinya sebagai tanda damai.

Jin Gu memang tidak bisa marah dengan adik-adiknya, maka dari itu dia hanya mendengus kesal dan memalingkan wajahnya keluar jendela.

Sangat kebetulan saat Jin Gu mengalihkan pandangan keluar jendela yang terbuat dari kaca itu, matanya bersitatap dengan mata seorang perempuan yang kini terlihat menundukkan kepalanya.

Perempuan itu duduk di salah satu tempat duduk dekat restoran dengan kepala tertunduk dan rambut panjangnya yang menutupi wajahnya, ketika dia mengangkat sedikit kepalanya, matanya bertemu dengan mata seorang namja yang duduk di samping jendela kaca. Perempuan itu langsung menundukkan kepalanya lagi dan segera berdiri dan berlari menjauh dari restoran itu.

Jin Gu yang melihatnya hanya mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh perempuan itu.

Jin Gu seperti pernah melihat perempuan itu. Tapi dimana?

"Jin! Jin Gu!" Teriak Joon Oh di depan wajah Jin Gu

"Eh? Apa?" Tanya Jin Gu ketika tersadar dari lamunannya

"Kamu kenapa melamun? Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Min Gi sedikit khawatir

"Iya, aku baik-baik aja. Gimana? Udah makannya?" Tanya Jin Gu

"Udah, kak." Sahut lima junior mereka serentak

"Ya udah kita pergi ke sungai Han sekarang juga." Ajak Jin Gu

"Let's go!" Sorak mereka semua

Mereka keluar dari restoran itu dan segera menuju sungai Han yang berada tidak jauh dari sana.

Mereka duduk diantara rerumputan yang letaknya tidak jauh dari sungai. Mereka menikmati malam ini. Banyak kembang api yang menghiasi langit malam.

"Aku jadi kangen sama keluargaku." Celetuk Jung In sambil menatap langit malam

"Kita juga, In. Tapi kalo kita pulang, nggak sempat. Karena waktu liburan kita sangat singkat." Sahut Yoon Jae

"Oh iya, kak Hyemin gimana yah kabarnya? Apa dia baik-baik aja sekarang?" Tanya Tae Oh

"Aku tidak tahu. Mungkin sekarang dia sudah sembuh. Karena terakhir kali ibunya bilang sama aku kalau kak Hyemin sudah lebih baik dan nggak terobsesi lagi sama aku." Sahut Yoon Jae

"Syukurlah kalau begitu. Aku senang mendengarnya." Sahut Jin Gu

"Aku tahu sebenarnya dia adalah perempuan yang baik tapi rasa sukanya ke Yoon Jae yang berlebihan membuat dia berubah menjadi agresif hingga terobsesi. Tapi aku senang dia bisa sembuh dari obsesinya ke Yoon Jae." Sahut Jung In

"Aku juga senang. Dia pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari aku." Sahut Yoon Jae

"Eh bukannya itu perempuan yang dibully anak satu kampus yah?" Tunjuk Min Gi pada perempuan yang duduk di dekat sungai Han dengan menundukkan kepalanya

Itu adalah perempuan yang Jin Gu lihat saat mereka di restoran tadi. Jin Gu tidak tahu kalau perempuan itu dibully anak satu kampus.

"Perempuan yang dibully anak satu kampus?" Tanya Jin Gu

"Iya. Kalian inget nggak kejadian seminggu yang lalu?" Tanya Min Gi

Mereka mencoba mengingat kejadian seminggu yang lalu.

"Yang kita berangkat pagi-pagi tapi ternyata dosennya batal masuk itu bukan?" Tanya Joon Oh

Jujur saja, ketika mengingat kejadian itu mereka semua sangat kesal. Malamnya mereka dapat kabar kalau besok pagi itu libur. Makanya mereka malamnya begadang. Namun saat paginya, mereka kembali mendapatkan kabar kalau kelas batal libur dan masuk seperti biasa. Mereka langsung cuci muka dan gosok gigi lalu ganti baju tanpa mandi. Setelah sampai kampus dengan keadaan berantakan, mereka kembali dapat kabar kalau hari ini dosennya tidak jadi masuk. Tentunya hal itu membuat anak satu kelas marah dan kesal termasuk mereka.

"Jangan diingetin lagi. Aku sangat kesal setiap mengingat itu." Sahut In Seok

"Bukan masalah itunya, kalian inget nggak kejadian setelah dosen membatalkan lagi kelasnya?" Tanya Min Gi lagi

"Yoon Jae ngamuk karena waktu tidurnya terganggu dan Jung In teriak-teriak nggak jelas di dalam kamar karena kesal." Sahut In Seok

Karena kesal Jimin pun menjitak kepalanya In seok. "Bukan yang itu, bodoh. Kejadian sebelum mereka bertingkah absurd di Apartement." Sahut Min Gi

"Kejadian yang di belakang kampus itu bukan?" Tanya Jung In

*flashback*

PLAK

"Dasar wanita sinting! Psikopat gila! Wanita pembunuh! Pergi kamu dari bumi ini! Wanita psikopat sepertimu tidak pantes hidup di bumi ini!"

"Manusia sepertimu mati pun nggak ada yang perduli."

Buagh

Buagh

PLAK

"Aku muak ngeliat mukamu! Kenapa kamu nggak mati aja?!"

"Dasar wanita gila!"

*flashback off*

Kini mereka baru inget dengan perempuan yang pernah mereka temui dibelakang kampus. Waktu mereka jalan ke belakang kampus ingin bersantai sejenak, mereka melihat seorang perempuan dibully. Perempuan itu hanya diam menerima perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa anak kampus yang kuliah di sana membullynya. Berteriak kesakitan pun tidak. Joon Oh, Jin Gu, Jung In, Yoon Jae, In seok, Min Gi, dan Tae Oh merasa kasihan melihatnya.

"Iya, aku baru ingat. Pantas aja aku seperti tidak asing sama tuh perempuan." Sahut Jin Gu

"Tapi kenapa tuh perempuan dibilang psikopat?" Tanya Jung In

"Aku juga tidak tahu." Sahut Min Gi

"Kita baru di kampus itu, wajar kalau kita tidak tahu apa-apa. Kalau sudah lama, mungkin kita akan tahu." Sahut Joon Oh

"Tapi saat kita SHS dulu, kita juga baru masuk tapi langsung tahu apa yang salah dengan sekolah itu. Kita menyelesaikan misi kita sebelum ulangan kenaikan kelas. Jadi gue rasa, kita tidak perlu menunggu beberapa lama kita kuliah di sana. Kalau kalian penasaran dan mau mencari tahu, ayo kita lakukan sekarang. Kita cari tahu apa yang salah dengan perempuan itu." Sahut Tae Oh

"Aku rasa ide Tae Oh tidak buruk juga. Jujur aja, aku sedikit penasaran dengan perempuan itu. Dia terlalu misterius. Gimana? Kalian mau nyari tahu?" Tanya Jung In

Mereka semua saling lempar tatap.

"Setuju!" Sorak mereka berlima

"Tidak! Kalian fokus belajar aja dulu. Tidak usah ikut-ikutan!" Omel Jin Gu dengan mata melotot

"Yang ngajak kak Jung In tapi kenapa yang ngomel kak Jin Gu?" Tanya Andrew dengan muka songongnya

"Andrew." Jin Gu memanggil Andrew dengan nada penekanannya

Mereka berlima langsung memasang wajah imut dan mata anjing yang terbuang.

"Ikut yah kakkk~" Pinta mereka berlima serempak

Jin Gu hanya menghela nafas. Kalau sudah begini dia bisa apa?

"Tapi janji kalian harus lulus dengan nilai yang memuaskan." Ucap Jin Gu

"Yesss! Siap kak!" Sorak bahagia mereka berlima

"Tapi kita mulai dari mana dulu?" Tanya In Seok

"Mencari tahu nama perempuan itu dan semua tentangnya." Sahut Joon Oh

"Minta bantuan Jun Myeon aja. Dia cepet kalau soal mendapatkan informasi. Mata-matanya banyak." Sahut In Seok

"Tapi dia lagi tidak di Korea. Nanti aja kalau dia sudah balik ke Korea baru kita minta bantuan dia." Sahut Yoon Jae

Tidak lama setelah itu, mereka mendengar suara jeritan orang yang ketakutan yang berada tidak jauh dari mereka.

Mereka langsung berdiri dan menghampiri gerombolan orang-orang yang tengah berkumpul di tepi sungai.

Mereka melihat ada mayat perempuan yang mengambang di sungai itu. Tidak ada luka pada tubuh mayat itu. Pihak kepolisian dan rumah sakit serta ambulance juga mulai berdatangan dan membawa mayat itu ke pinggir.

"Sepertinya dia depresi lalu melakukan bunuh diri dari atas jembatan itu. Hal itu terlihat tidak adanya luka pada tubuh korban." Ucap salah satu polisi yang menyelidiki mayat itu

"Selidiki lagi mayat itu lebih teliti kalau perlu lakukan otopsi pada mayat tersebut." Sahut Komandan Polisi Park

"Baik, komandan." Ucapnya

Jung In tidak sengaja melihat hantu perempuan yang mati tadi menatap kearahnya. Hantu perempuan itu menatapnya sedih lalu menggelengkan kepalanya.

Jung In membulatkan matanya. Dia tidak mengerti apa maksud hantu perempuan itu menggelengkan kepalanya.

Apa yang di ucapkan polisi tadi itu salah? Kalau iya, terus apa yang sebenarnya terjadi pada hantu perempuan itu?

Bukan hanya Jung In, Yoon Jae dan Beom Gi juga melihat hantu perempuan itu menggeleng tepat setelah salah satu polisi itu menyelesaikan ucapannya.

Kalau memang bukan itu yang sebenarnya terjadi, lalu apa?

bersambung...