Setelah jam pelajaran selesai. Rani mengajak Icha pergi ke minimarket di depan sekolah. Dengan semangatnya Rani menarik tangan Icha masuk ke dalam minimarket.
"Ayo Cha... Coklat mana yang enak?" tanya Rani.
"Ini saja dech," Icha mengambil coklat yang berwarna ungu.
"Oh... Ok dech kalau begitu. Aku akan membayarnya terlebih dahulu," sahut Rani yang segera menuju kasir.
Setelah membayar Rani dan Icha kembali ke sekolah. Tanpa sengaja Rani melihat Bayu yang sedang berdiri tegak di ruangannya. Mata Rani membulat sempurna dan memuji ketampanan Bayu.
"Gila... Pak Bayu kalau begitu sangat tampan sekali. Mirip Lee Min Ho," ucap Rani tipis.
"Sebentar lagi kamu akan masuk ke dalam perangkap," batin Icha yang bersorak kegirangan.
"Kamu baru sadar kalau Pak Bayu sangat tampan sekali," ujar Icha.
"Tapi sayang Pak Bayu orangnya akan menikah," sahut Rani dengan wajah murung.
"Sebentar lagi kamu juga menikah," celetuk Icha.
"Apa?" pekik Rani.
"Upz... Lima tahun lagi kamu akan menikah," Icha meralat pembicaraan supaya tidak keceplosan.
"Tunggu sepuluh tahun lagi," ucap Rani yang serius. "Eh... Ke mana kak Rendy?"
"Kemungkinan ada di ruangan OSIS," jawab Icha yang menebak.
"Antar aku ke sana," ajak Rani sambil menarik tangan Icha.
Saat berjalan menuju ke ruangan OSIS. Icha memberikan kode ke Bayu. Bayu yang melihat Icha memberikan kode langsung mengerti. Bayu segera mengikuti Icha untuk mengikutinya. Sesampainya di ruangan OSIS, Rani dengan gentle girls membuka pintu dengan kencang.
Brakkkkkkk.
Rani melihat Rendy yang sedang membaca buku. Saat ingin melangkahkan kakinya Rani tampak ragu dan tubuhnya mulai bergetar. Sementara Icha yang melihat Rani hanya tersenyum smirk.
"Rasanya ingin sekali lari dari sini," ucap Rani yang meringis.
"Ayo sana... Masuk ke dalam," suruh Icha sambil mendorong tubuh Rani.
"Ta... Ta... Tapi," ucapku yang menggantung.
"Enggak ada tapi-tapian. Kamu harus melaksanakan taruhan itu," Icha memaksa Rani untuk masuk ke dalam.
Lalu Rani memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Rani mulai merasakan hawa-hawa yang tidak baik di ruangan itu. Ketika sampai di depan Rendy, Rani mengambil coklat di dalam tasnya, "Kak Rendy."
Merasa namanya terpanggil Rendy mengangkat wajahnya lalu melihat Rani, "Ada apa Rani?"
"Kak... Jadilah kekasihku," pinta Rani sambil memberikan coklat.
"Hmmp... Apakah kamu serius menembakku?" tanya Rendy.
"Ya kak. Aku serius," jawab Rani.
"Maaf Rani. Aku tidak bisa menjadi kekasihmu," tolak Rendy secara halus.
"Apa?" pekik Rani.
"Maaf," ucap Rendy yang tersenyum sambil berdiri dan meninggalkan ruangan OSIS.
Tak sengaja Icha berpapasan dengan Rendy. Rendy yang melihat Icha hanya tersenyum manis dan pergi meninggalkannya. Sementara itu Rani diam mematung dan mulai memaki Rendy. Dengan kesalnya Rani keluar untuk mengejar Rendy. Sebelum Rani mengejar Rendy, Icha menarik tangan Rani.
"Mau ke mana?" tanya Icha.
"Mau kejar Kak Rendy. Ini enggak bisa aku biarkan," kesal Rani.
"Sekarang giliranku," ucap Icha.
"Besok saja. Aku capek," Rani mengajak Icha pulang.
Kemudian mereka kembali ke rumah. Sementara Bayu yang melihat Rani ditolak oleh Rendy hatinya bersorak kegirangan. Akhirnya Bayu memberikan pekerjaan untuk Arga agar menyiapkan semua dokumen dirinya dan juga Rani.
"Seminggu lagi kamu akan menjadi milikku Rani," batin Bayu yang tersenyum devil.
Sesampainya di rumah. Rani segera melemparkan tasnya dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Icha yang melihat Rani yang kesal hanya bisa tersenyum tipis.
"Untunglah aku tidak menyukainya," lirih Rani.
"Apa?" pekik Icha. "Kak Rendy tampan begitu kok enggak dilirik sama kamu."
"Aku memang tidak suka dengan Kak Rendy," ucap Rani blak-blakan.
"Kalau aku sangat menyukainya. Tampangnya seperti Herman Li," sahut Icha.
"Apa?" pekik Rani yang hampir menyemburkan salivanya.
"Iya... Wajah oriental aku sangat menyukainya," puji Icha.
"Ya udah besok giliranmu," sahut Rani yang kesal.
Bayu yang masih di sekolah sangat kesal sekali. Bagaimana tidak Aryo Drajat meminta Bayu untuk segera pulang. Malam ini Aryo ingin mendekatkan Bayu ke Laras. Lalu Bayu berdiri meninggalkan ruangannya itu. Bayu melangkahkan kakinya menuju ke ruangan March.
Ceklek.
Pintu terbuka.
"March," panggil Bayu yang lesu.
"Kenapa kamu lesu?" tanya March.
"Berikan aku kunci mobilmu," jawab Bayu.
"Mau ke mana?" tanya March.
"Minggat," jawab Bayu yang kesal. "Kalau ada yang nanyain aku bilang saja. Aku hilang ke mana. Dan kamu jangan melacak keberadaanku."
"Baiklah kalau itu mau kamu," sahut March yang mengambil kunci mobil dan menyerahkannya ke Bayu.
"Oh ya... Kalau Pak Aryo nyariin aku. Bilang saja aku pergi menjauh dari sini," jawab Bayu yang mengambil kunci mobil.
March tidak menjawab. Sedangkan Bayu langsung pergi ke sebuah desa yang letaknya di kaki Gunung Salak. Setiap ada masalah Bayu memang menyendiri dan bahkan menghilang beberapa hari. Seluruh teman-temannya tahu ke mana Bayu pergi. Namun mereka tutup mulut dan tidak pernah mengatakan ke orang tuanya.
Beberapa hari kemudian. Icha berhasil menjadi kekasih Rendy. Sedangkan Rani harus menerima kekalahan. Dengan wajah pucatnya Rani menerima permintaan Icha.
"Rani... Kamu sudah kalah dari aku. Bahkan aku sekarang menjadi kekasihnya," ucap Icha dengan bangga.
"Iya kamu benar. Apa yang kamu lakukan setelah ini?" tanya Rani.
"Ok... Aku mau kamu menaklukkan hati ketua mafia White Eragon setelah ini," jawab Icha yang berbaring di ranjang.
Mendengar nama mafia mata Rani terkesiap. Tubuhnya bergetar hebat dan mengeluarkan keringat dingin.
"Apa?" pekik Rani. "Apakah kamu sudah gila menyuruhku menaklukkan hati mafia?"
"Iya itu benar," jawab Icha. "Apakah kamu mau?"
Rani menggelengkan kepalanya lalu menunduk, "Adakah cara lain?"
"Tidak ada. Kamu harusnya menuruti keinginan aku itu. Karena kamu kalah telak dariku," jawab Icha.
Sebagai sahabat yang baik dan sering taruhan bersama Icha. Rani akhirnya menuruti permintaan Icha.
"Apakah kamu berteman dengan mafia?" tanya Rani.
"Ah... Bisa dikatakan cukup dekat," jawab Icha.
"Apa?" pekik Rani. "Apakah kamu tidak takut sama mereka? Kamu tahukan kalau mafia itu jahat sekali?"
"Kamu belum tahu Rani. Sebenarnya yang kamu maksud aku berteman dengan mafia adalah mereka adalah teman-temannya kakakku," jawab Icha dalam hati.
"Aku tidak takut sama mereka. Aku malah aman bersama mereka," ucap Icha.
"Kapan aku menaklukkan ketua mafia tersebut?" tanya Rani yang serius.
"Ah... Rasanya kamu harus ke sana bertepatan malam Minggu. Kemungkinan besar mereka sedang berkumpul," jawab Icha.
"Benarkah itu?"
"Ya itu benar."
"Dengan siapa aku ke sana?"
"Dengan Kak Tio. Aku akan menyuruhnya ke sana."
Rani menganggukkan kepalanya lalu memejamkan matanya. Lalu Icha melaporkan bahwa misi berhasil ke Bayu. Bayu yang selesai makan segera membersihkan piring-piring di meja. Setelah selesai Bayu meraih ponselnya dan membaca pesan Icha. Bayu menyunggingkan senyumnya yang manis. Akhirnya rencana pertama selesai. Rencana kedua adalah menikahi Rani.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku gadis kecilku," gumam Bayu.
Sementara di mansion Bayu. Aryo mengamuk tidak karuan. Setiap mengirim pesan ke Bayu, Aryo tidak mendapatkan balasan apa pun. Aryo membuang seluruh barang-barang yang berada di meja hingga berantakan. Santi yang melihat Aryo mengamuk hanya bisa menggelengkan kepalanya. Santi tidak mendekatinya lantas terkena amukan.
Aryo sebenarnya tidak mengetahui apa yang Bayu rencanakan. Di belakang Aryo, Bayu sedang menyelamatkan Asco. Jika Asco sampai jatuh ke tangan Wiguna. Cepat atau lambat tahulah apa yang akan terjadi. Sedangkan Aryo sendiri tidak tahu siapa Laras dan Wiguna sebenarnya.
"Ke mana Bayu sekarang? Bukannya Bayu pulang ke Indonesia. Apakah Bayu tidak mau menemuiku?" tanya Aryo.
"Mama tidak tahu," jawab Santi yang sangat ketakutan.
"Yoga ingin sekali bertemu dengan Bayu," jawab Aryo yang menetralkan suasana.
"Kemungkinan Bayu berada di perusahaan," ujar Santi yang mulai mendekati Aryo.
"Bayu tidak pernah ke perusahaan. Jika ada di sana kemungkinan aku bertemu dengannya. Walau itu hanya sejam," sahut Aryo.
"Kemungkinan Bayu tidak mau menerima pernikahan ini," celetuk Rani.
"Apa!" seru Aryo.
"Ini firasat mama. Kalau tidak ada pernikahan seperti ini kemungkinan besar Bayu sudah pulang ke rumah," jelas Rani yang sedang serius.
"Hey... Santi... Apakah kamu tidak tahu umur Bayu sebentar lagi akan menginjak tiga puluh. Kalau kita tidak mencarikan istri buat Bayu. Apakah Mama mau Bayu akan dikatakan perjaka tua?" tanya Aryo.
"Bagaimana dengan Fendy?" tanya Santi.