webnovel

Gadis pendiam

Meski pun waktu sangat sebentar, aku bahagia telah mengenal dan jatuh cinta padamu. Hal yang tidak akan pernah aku lupa saat akhir hayatku ini, dan betapa sangat beruntungnya aku bisa memiliki dirimu sebelum aku menghembuskan nafas terakhir ini. ~Gadis Pendiam

Rumusbumi · Urbano
Classificações insuficientes
6 Chs

Penasaran

Keesokan paginya, gadis pendiam itu sedang menatap bunga yang diberi oleh Dokter muda tersebut.

"Jadi, untuk apa pot bunga ini?" tanya Ayu sepupu pendiam gadis itu.

Gadis itu hanya diam saja, lalu mengisi pot tersebut dengan air dan memasukkan bunga Mawar itu ke dalam pot.

"apa kamu punya pengemar rahasia?" tukas Ayu merasa penasaran.

Gadis itu hanya menatap dingin sepupunya.

Dokter muda itu baru saja sampai, langsung bergegas ke ruang kerjanya.

Kenapa aku sangat gugup?, batin Dokter muda itu.

"mungkin karna ingin bertemu gadis itu?" ucap Dokter manis itu menggoda.

"Vitra?!, mengagetkan saja" kesal Dokter muda itu.

"aku jadi makin penasaran dengan gadis itu, aku ikut kamu shift dong"

"enggak!, urus pasien mu sendiri Vitra" tolak Dokter muda itu.

Dokter manis itu memajukan bibirnya merasa sedikit sedih, dan membuat Dokter muda itu merasa tidak tega.

"ayolah, nanti akan ku traktir es krim untuk mu" tukas Dokter muda itu merayu temannya.

"benarkah?!"

Dokter muda itu menghela nafas, lalu mengangguk pelan.

"KAMU EMANG TEMAN TERBAIK KU!!" teriak Dokter manis itu sambil memeluk erat Dokter muda tersebut.

"ast-astaga!, aku bisa mati di peluk wanita ini!" gumamnya merasa sesak nafas saat di peluk Dokter manis itu dengan sangat kuat.

Ruangan Melati

"Selamat pagi Dokter" sapa suster.

"Pagi, mari kita mulai shiftnya"

Crek!~

"Selamat pagi, Dokter sudah datang" ujar Suster sambil membuka pintu kamar gadis pendiam itu.

Gadis itu hanya diam saja.

"Pagi" jawab Ayu.

Dokter muda itu mulai memeriksa gadis tersebut, namun matanya tidak sengaja melihat bunga di meja gadis itu.

"bagaimana hasilnya?" tanya Dokter muda itu pada Suster.

"semua hasil tes nya baik Dokter" jelas Suster.

Dokter muda itu mengangguk pelan.

Selesai memeriksa, Dokter muda itu dan suster pun keluar dari kamar gadis pendiam tersebut.

"ternyata kamu sangat pandai merawat bunga" tukas Dokter muda itu sambil tersenyum pada gadis pendiam tersebut.

Gadis itu hanya menatap dingin Dokter muda tersebut, setelah Dokter dan Suster pergi, Ayu pun langsung menghampiri sepupunya itu.

"Siapa nama Dokter itu?, astaga dia ganteng sekali!" heboh Ayu.

Gadis itu cuma mengangkat bahunya, lalu kembali melihat bunga yang sudah ia masuk kan ke pot tersebut.

Setidaknya gadis itu bisa merawat bunga dengan baik, batin Dokter muda itu sedikit tersenyum.

"Setan mana lagi yang masuk ke dalam tubuhmu ini?" tegur Dokter manis itu tiba-tiba muncul.

"astaga?!, kamu ini suka sekali mengagetkan ku?!" jawabnya kesal.

"Sudahlah, ayo aja dia berkencan" saran Vitra.

"Diamlah"

"Pengecut sekali kau ini?!" kesal Dokter manis itu memukul pundak Dokter muda tersebut cukup kuat.

"AW!, Apa sudah kau gila?!" rintih Dokter muda itu kesakitan.

"Apa kamu tidak capek menatap buang itu seharian?" tukas Ayu merasa heran.

Gadis itu hanya menoleh dingin.

"astaga!, apa diam adalah hobimu!?" ujar Ayu begitu kesal.

"Jangan ribut, ini rumah sakit" jawabnya dingin.

Karna merasa bosan, Putri dan Ayu memilih untuk berkeliling sebentar di area rumah sakit.

"Aku ingin ke taman" pintanya.

"Baiklah"

Meskipun kadang merasa kesal, Ayu tetap saja sangat menyayangi sepupunya itu.

"kamu mau es krim?" tawar Ayu.

Gadis itu hanya mengangguk pelan.

"Baiklah, kau tunggu di sini dulu oke?" ucap Ayu, lalu pergi sebentar.

Dokter muda yang merasa sumpek seharian di ruang kerja, memilih keluar sebentar untuk menghirup udara segar.

Gadis itu?, batin Dokter muda itu melihat gadis pendiam tersebut sendirian di taman.

Dokter muda itu pun menghampiri gadis pendiam tersebut.

"Sedang apa kamu di sini?" tanyanya.

"Berkeliling saja" jawabnya.

"Dengan siapa?"

Gadis itu menatap bingung.

"Saya cuma penasaran saja" jelas Dokter muda itu sedikit gugup.

Gadis itu hanya mengangguk pelan.

Dokter muda itu pun duduk di bangku taman.

"Di mana ibumu, kenapa tak keliatan?"

"sedang pergi" tukasnya.

Astaga dia Cuma jawab seadanya?!, batin Dokter muda itu merasa jengkel.

"apa kamu seperti ini setiap hari?" ucap Dokter muda itu.

Gadis itu hanya menatap bingung.

"kamu tidak bosan diam seperti ini?" sambung Dokter muda itu.

Mendengar pertanyaan Dokter muda tersebut membuat gadis pendiam itu tersenyum kecil.

"kenapa?, ini hidup ku" jawab gadis itu sangat dingin.

Dokter muda itu membulatkan matanya merasa sangat keget dengan jawaban gadis pendiam tersebut.

Karna merasa sangat kesal, Dokter muda itu berniat untuk pergi dari tempat itu.

"kamu tidak perlu tau kehidupan saya, kamu hanya seorang Dokter untuk saya" ujar gadis itu, dan membuat langkah Dokter muda itu terhenti.

"jika kamu seperti ini terus, tidak akan pernah ada kebahagiaan dalam mu" tukas Dokter muda itu.

Gadis itu menoleh kearah Dokter muda tersebut.

Hari sudah sangat larut malam, namun gadis pendiam itu belum juga tertidur.

"Tidurlah, ini sudah malam" tegur Ayu melihat sepupunya belum juga tidur.

"aku belum ngantuk, kau tidurlah lebih dulu" jawabnya.

"hem...Baiklah"

Kenapa dia terus begitu penasaran dengan kehidupan ku?, batin gadis itu heran.

Kenapa Dokter muda itu sangat penasaran dengan kehidupan gadis pendiam tersebut?.