webnovel

Sesuatu Yang Bagus

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Polisi perempuan itu bukan sedang mencurigai Qiao Jin, ia hanya merasa curiga dengan perkataan yang aneh dan tidak normal dari Qiao Jin.

Kemudian salah satu rekan kerjanya mendapatkan data, kemudian data yang didapatkannya dari rumah sakit mengatakan bahwa otak Qiao Jin masih mengalami masalah. Hal ini membuat semua perkataannya tidak bisa dipercaya.

Bisa dikatakan bahwa gadis yang bernama Qiao Jin ini terbebas dari kecurigaan apapun dan diagnosis mendapat pukulan mental karena percobaan bunuh diri sebelumnya.

Mendengar informasi ini, polisi perempuan itu pun terdiam. Beberapa rekan yang ikut bersamanya di sebelah juga ikut tertegun dengan informasi yang baru datang ini.

Situasi ini rasanya sudah berubah menjadi tidak normal. Mereka pun jadi merasa kasihan kepada Qiao Jin.

Kalau begitu kematian Tan Xuejia yang baginya adalah sebuah karma akibat semua perbuatannya memang adalah perkataan dari seorang yang mentalnya masih sakit.

Qiao Jin pun terbebas dari segala kecurigaan. Polisi perempuan itu mengakhiri sesi interogasi dengan beberapa pertanyaan yang sederhana dan segera melepasnya. 

Saat keluar dari kantor kepolisian, tampak Qiao Fei sedang duduk di dalam mobil dan langsung berlari ke arahnya.

"Kenapa kamu masuk ke kantor polisi?"

Qiao Fei memang masih sangat khawatir saat melihat Qiao Jin pertama kali masuk ke dalam kantor polisi.

Qiao Jin pun menanggapinya dengan santai, "Hanya masalah kecil, Feifei. Kamu terlalu khawatir."

Qiao Fei yang awalnya sangat mengkhawatirkannya pun menjadi bingung. Jadi, apa ia tidak seharusnya khawatir?

Melihat Qiao Jin mengambil tas kecilnya, Qiao Fei langsung bertanya, "Sudah terjadi masalah seperti ini, ke mana kamu akan pergi? Lebih baik kamu pulang ke rumah bersama Ibu."

Qiao Jin membalas, "Tidak mau, hal yang harus aku lakukan masih belum dilakukan. Aku akan kembali sore nanti."

Qiao Fei sudah tidak tahan dan bertanya lagi, "Apa yang ingin kamu lakukan selama pergi nanti?"

Qiao Jin menatap Qiao Fei dan mengatakan, "Feifei, kalian percaya dengan nasib?"

Qiao Fei tidak menjawab dan menatapnya.

Kepercayaan mengenai adanya nasib sebenarnya bukanlah hal yang penting dalam pikiran Qiao Fei. Hal terpenting adalah ketika Qiao Jin yang mengatakannya, dan hati Qiao Fei malah merasa sudah putus asa kepada kondisi putrinya.

Menurutnya, Qiao Jin sudah semakin gila dan tidak waras.

Qiao Fei hanya menjawab dengan ekspersi wajah yang sedih, "Ini bukan masalah percaya atau tidak percaya…."

Bagaimana seharusnya menjawab pertanyaan ini?

"Nasib masih harus sedikit kita percayai, hanya saja orang-orang pada umumnya tidak mencari cara yang benar untuk mempercayainya. Aku hanya ingin mencari tempat untuk membuat alat penghitung nasib."

Mendengar jawaban yang rumit itu, Qiao Fei hanya bisa terdiam. Perkataan putrinya ini semakin lama semakin tidak jelas.

Qiao Fei pun hanya merasa bahwa mental Qiao Jin sudah tidak bisa diselamatkan. Ia hanya dengan kecewa berkata, "Kamu kekurangan uang? Kalau kamu kekurangan uang, Ibu bisa membantumu."

Qiao Jin hanya tertawa, "Kekayaan hanya harta yang duniawi saja, hal seperti itu tidak terlalu penting. Aku juga akan mendapatkannya pada waktunya."

Qiao Jin juga cukup pemilih dalam menghitung nasib seseorang. Ia hanya akan menghitung nasib seseorang yang tubuhnya memiliki aura kematian dan aura abu-abu.

Orang biasa yang tidak memiliki masalah tentu tidak akan bisa dilihat nasibnya oleh Qiao Jin. Sebab, pada akhirnya ilmu seperti ini hanya akan memperlihatkan sesuatu yang tidak bagus.

Qiao Fei tidak bisa melarang lagi, ia hanya bisa mengantarkan Qiao Jin pergi.

Qiao Jin berencana untuk mencari setidaknya satu orang untuk mendapatkan aura hitam dan abu-abu. Ia perlu datang ke tempat yang ramai orang demi bisa melakukan rencana besar untuk menghitung nasib. 

Kemudian ketika mobilnya berjalan melewati suatu tempat, Qiao Jin tiba-tiba melihat sesuatu yang lebih menarik dari rencana besarnya. Ia pun mengalihkan niatnya dan menunda rencana besar di awal tadi.

Qiao Jin nyatanya tertarik melihat sosok seseorang.

Di luar mobil yang begitu banyak orang, Qiao Fei tidak tahu hal yang dilihat putrinya ini. Akan tetapi, ia hanya melihat tatapan matanya hanya melihat ke satu tempat yang dilihat putrinya. Qiao Fei pun bertanya, "Qiao Jin apa yang kamu lihat?"

Qiao Jin tersenyum dengan senang, "Aku melihat sebuah barang bagus."

Qiao Fei tentu masih bingung dengan jawaban putrinya. Ia pun tidak merespon perkataan putrinya. Walaupun tidak tahu penyebabnya, tetapi tiba-tiba ia merasa merinding.

Qiao Fei pun sudah tidak bisa melarang Qiao Jin. Ia hanya bisa ikut untuk memperhatikannya dari kerumunan orang banyak ini. Sayangnya, ia tidak tahu hal yang dianggap menarik oleh Qiao Jin.

Nyatanya, tatapan Qiao Jin hanya mengarah kepada seorang pria yang memasuki sebuah toko di dalam mall besar.

Pakaian pria itu kelihatan sangat tua dan kusam, rambutnya juga sangat berantakan seperti tidak mencuci rambutnya selama beberapa hari. Bisa dikatakan bahwa pria itu kelihatan sangat kotor dan kusam.

Orang-orang yang juga melalui jalur pedestrian itu pun merasa bahwa gaya pria itu sangat tidak enak untuk dipandang. Penampilannya sungguh tidak memenuhi aspek kerapian.

Hal itu juga disetujui dalam hati Qiao Fei. Walaupun orang yang berjalan di daerah pedestrian itu memiliki pakaian biasa, namun penampilan mereka lebih baik dari pria itu. Tidak seperti itu pria itu yang tampak sangat miskin dan tidak terawat dalam waktu yang lama.

Tidak jarang, beberapa orang yang melewatinya pun selalu melihatnya dua sampai tiga kali, kemudian menghindarinya begitu saja.