webnovel

FULLHENTAI 2

Cerita berawal ketika mendapat secarik surat agar, Sakura Haruno, pergi menuju gudang sekolah. ( Cerita Dewasa 18+ )

Yayangkun · Adolescente
Classificações insuficientes
37 Chs

Season 2 Chapter 25 (Sakura Uchiha) (End)

Chapter 25 [ Ending ]

.

(Sakura Uchiha)

.

.

.

.

Dukh..

"Aduh.."

Sakura mengaduh saat dia terjatuh dari tempat tidurnya, wanita bersurai merah muda itu memperhatikan kamarnya yang cukup luas sesekali Sakura mengucek mata dengan kedua punggung tangannya.

"Mimpiku aneh sekali, mana ada kecoak sebesar bis," gumam Sakura saat dia bangun dari duduknya di lantai kramik berwana putih.

"Apa Sakura, belum bangun?" Sasuke bertanya kepada salah satu pelayan wanita yang berdiri didekatnya.

"Belum, tuan," jawab si pelayan itu.

"Papa.. Aku berangkat dulu," ucap Sarada saat akan beranjak dari duduknya dekat meja makan.

"Hn..? Apa Sara, tidak ingin menunggu Mama?"

Sarada hanya mengeleng beberapa kali lalu dia pamit untuk bersekolah.

Sai yang mengikuti Sarada bersiap mengantarnya.

"Hari ini paman yang antar ya?"

Sarada menoleh kearah kiri lalu mengangguk beberapa kali sebagai jawaban.

"Mm.."

Sakura terlihat terburu-buru menuruni anak tangga.

Beberapa pelayan yang ada disana memberi rasa hormatnya dibalas senyuman oleh Sakura.

"Maaf.. Aku kesiangan.. Eh? Sara mana??"

Sasuke hanya mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya sambil memperhatikan Sakura yang terlihat hanya mengenakan kaos polo berwarna putih dan celana jenis jeans pendek  berwarna biru pertengahan paha.

"Kau terlambat, Sara sudah berangkat sekolah," ucap Sasuke.

"Huuh.."

Sakura menghela nafas dan melangkah ke arah Sasuke.

"Padahal aku sudah nyalakan alarm tetap saja kesiangan," gumam Sakura terdengar lesu saat dia duduk di kursi dekat meja makan.

"Sakura?"

Sakura yang duduk disebelah Sasuke hanya menatap Sasuke, penuh tanya.

Sasuke mencium pipi kiri Sakura yang akan menjadi nyonya besar Uchiha.

"Eh..?"

Sakura hanya diam menerima perlakuan Sasuke.

"Pelayanmu melihat kita."

"Biarkan saja," sahut Sasuke.

Sakura sekilas melirik para pelayan ditempat itu.

"Semakin hari, Sasuke, semakin-. Huuh anggap saja cuma pikiranku saja."

Sasuke memperhatikan Sakura yang terlihat memikirkan sesuatu.

"Hnn..? Apa yang kau pikirkan?"

Sakura tersadar dari lamunannya, lalu dia menunjukkan senyumnya kepada Sasuke.

"Mmm.. Aku hanya malu," jawab Sakura.

Sasuke memanggil pelayannya dan meminta gaun yang dia pesan 3 hari yang lalu.

"Eh?? Pesta?"

"Iya, nanti kita menghadiri acara penting sayangnya, Sara, tidak mau ikut."

"Pesta.."

Sakura bergumam, sambil membayangkan pesta apa yang akan dia hadiri nanti.

Sasuke membelai surai merah muda milik Sakura. Beberapa pelayan ditempat itu hanya bisa diam sambil bergumam iri karena kemesraan kedua pasangan yang tinggal menunggu hari akan menjadi sepasang suami, istri.

.

.

Sakura melihat cermin yang cukup besar dikamarnya.

Gaun berwarna merah itu terlihat begitu anggun namun saat Sakura memperhatikan dengan seksama dirinya di cermin. Raut wajahnya sedikit menunjukkan kesal.

"Apa harus terbuka seperti ini."

Clekh..

"Hnn.. Diluar dugaanku.."

Sakura menoleh kearah pintu kamarnya.

"Ya, ampun kenapa kau masuk tiba-tiba!"

Sasuke hanya menunjukkan senyum sambil memperhatikan Sakura, dari atas sampai bawah.

"Eh??"

"Hnn.."

"Hnn?"

Sakura mengikuti kebiasaan Sasuke, sambil menatap curiga.

Sakura mengikuti arah tujuan pandangan  Sasuke kearah dadanya.

Sakura langsung berbalik.

"bodoh, kenapa kau melihat itu."

Sasuke mendekat kearah Sakura, lalu Sasuke menopangkan dagu di pundak kanan Sakura.

"Kau cantik."

"Mm.. Sejak kapan seorang Sasuke, jadi perayu seperti ini?"

"Sejak aku memilikimu," bisik Sasuke.

"Mmm.. Jangan merayu seperti itu sayang, tidak cocok dengan dirimu."

Sasuke hanya tersenyum tipis.

"Mm.. Sudah Sasuke.

Kau manja sekali," ujar Sakura saat Sasuke mencium pipi kanannya dan memeluk dari belakang.

"Hnn, sepertinya nanti malam aku harus berpesta," gumam Sasuke.

"Pestaa? Nanti malam?" Sasuke membisikan sesuatu membuat rona merah dikedua pipi Sakura.

"I-itu bukan pestaa," gumam Sakura.

Sakura menghentikan apa yang dilakukan Sasuke lalu mereka berdiri berhadapan. Sakura meraih tangan Sasuke dan membimbingnya menyentuh pipi kiri.

"Mm.. Hangat.."

Sasuke hanya tersenyum penuh arti, sambil memperhatikan setiap kata yang meluncur dari bibir merah milik Sakura.

"Hnn.."

Sasuke mendekatkan wajahnya, Sakura membuka mata tiba-tiba lalu memejamkan mata. Ruangan kamar yang hening menjadi saksi kemersaan kedua pasangan kekasih itu, Sasuke yang tidak begitu pintar mengungkapkan kata-kata kini mengungkapkan perasaannya dengan caranya sendiri dan hanya kekasihnyalah yang mengerti.

Saling mengungkapkan perasaan tanpa satu katapun itulah yang mereka berdua lakukan saat ini, awal pertemuan yang dulunya hanya sebagai permainan pun kini menjadi sangat serius dan saling menghargai satu sama lain.

Sejak kapan hal itu terjadi? Hanya sepasang kekasih ini yang tahu.

Saling mengatur nafas juga saling membalas senyum akhir dari ungkapan perasaan dari keduanya.

.

.

.

.

Begitu banyak tamu pesta melihat kearah kedua sepasang kekasih terlihat mesra.

"I-ini pesta apa?"

Sakura yang berjalan bersama Sasuke, kini menjadi perhatian banyak pasang mata.

"Hanya pesta kecil," ujar Sasuke.

"Ini kau, bilang kecil?"

"Hnn.."

"Tuan Uchiha, dan calon istrinya yang cantik. Maaf jika pestaku ini sangat sederhana."

Seseorang yang mengenakan kimono berwarna putih bercorak merah motif bunga itu kini sedang menghampiri Sasuke dan Sakura.

"Wa-."

"Stth.." bisik Sasuke tiba-tiba.

'Waria?'

Sakura membantin dalam hatinya dan menahan tawa dalam diamnya.

Seseorang yang dihadapan Sasuke dan Sakura itu adalah Orochimaru, nama yang tidak asing di Kota Konoha. Walaupun berpenampilan sangat aneh namun kedudukannya didunia bisnis sangatlah besar bisnis yang dikelolapun sangat luar biasa senjata dan nuklir.

Banyak anggota militer Konoha yang memesan senjata kepada sosok Orochimaru itu seseorang yang benar-benar menyembunyikan statusnya sangat sempurna sampai seluruh anggota petinggi Konoha tidak tahu asal muasal dan marga, Orochimaru.

Di kiri dan kanan Orochimaru terlihat pengawal yang mengenakan setelan berwarna hitam dan kaca mata hitam, terlihat jelas begitu kekar walau tertutup oleh jas berwarna hitam.

Orochimaru memperhatikan Sakura dari atas sampai bawah diikuti senyum yang susah untuk digambarkan.

"Cantik sekali, pantas saja, tuan Uchiha sampai terpesona," ucap Orochimaru.

"Hnn, kau semakin pintar bicara saja," ujar Sasuke.

"Saya anggap itu adalah pujian," ucap Orochimaru dibalik senyum dan tatapan tajamnya.

'Orang ini terlihat aneh, sampai membuatku jadi merinding.'

Sakura membatin sambil mengenggam telapak tangan Sasuke.

Sasuke melirik kearah kanan, menunjukkan sedikit senyum untuk Sakura.

'Dia takut,' kata batin Sasuke.

"Saya senang anda bisa pulih seperti semula. Padahal kabar yang saya dengar anda koma, sampai digosipkan kemungkinan lumpuh.

"Hnn.. Tapi, itu hanya gosip..

Kau lihat aku, sekarang."

"Mm.. Anda sehat dan semoga panjang umur," ucap Orochimaru.

"Terima kasih atas ucapan doamu," ucap Sasuke dengan nada suara yang terdengar datar tanpa ragu.

Sakura hanya diam mendengarkan percakapan Sasuke dan Orochimaru yang membuat sedikit rasa penasar dalam batin Sakura.

'Perasaanku tidak enak,' kata batin Sakura.

.

.

.

.

Pesta yang dikatakan Sasuke hanyalah obrolan para pembisnis saling berkumpul diruangan yang sangat luas dan hanya Sasuke yang membawa pasangan.

"Ini pesta atau perang dingin suasananya sangat dingin mencekam sampai kalah film horror."

Sakura bergumam pelan setelah menikmati minuman diatas meja bundar yang diatasnya ada minuman, jus juga hidangan steak yang sempat membuat Sakura kesal saat menyantapnya.

"Kenapa kau berhenti makan?"

"Rumit," sahut Sakura yang terdengar bosan.

"Kalau tau begini, aku memilih tiduran saja huuh... Andai aku masih kerja di mini market"

"Tech.. Berhentilah mengeluh," ucap Sasuke dibalas dengan memanyunkan bibir dari Sakura.

Sekilas Sasuke mengecup bibir Sakura saat Sakura melihat pengunjung pesta sedang memperhatikan Orochimaru, yang sedang berpidato untuk mengucapkan terima kasihnya, karena para tamunya mendukungnya selama ini.

"Memalukan-."

"Hnn, tenang tidak ada yang melihat," ujar Sasuke.

Nama Sasuke tiba-tiba disebut oleh Orochimaru diikuti tepuk tangan dari para tamu pesta.

"Aku tinggal sebentar."

"Iya, Sayang," jawab Sakura.

Sasuke tersenyum.

Sakura hanya diam memperhatikan Sasuke yang kini sedang berpidato, Sakura tersenyum walau tidak mengerti apa maksud dari kata-kata Sasuke.

"Aku akui. Kau sekarang sangat jauh diatasku, Sayang.. Mmhh aku mulai suka memanggilnya Sayang?" gumam pelan Sakura.

Sasuke menerima untuk memperpanjang kerja sama dengan perusahaan milik Orochimaru.

Sakura merasa kurang suka saat Sasuke mengumumkan perpanjangan kerja samanya sebagai pendukung penuh usaha Orochimaru selama 5 tahun kedepan.

.

.

Acara itu berlangsung sampai jam10 malam dan tadi dimulai pukul 9 pagi.

Saat didalam mobil menuju arah pulang. Sakura hanya duduk bersandar di jok mobil sambil bersandar dibahu kanan Sasuke.

"Pesta yang aneh.. Aku hampir mati bosan," gumam kesal Sakura.

"Mati bosan?"

Sakura tidak mendengar ucapan Sasuke karena memperhatikan sesuatu dari balik kaca mobil.

"Dia selalu ugal-ugalan," gumam Sakura saat melihat motor sport berwarna merah. Sakura yakin itu adalah Sasori, saat melihat nomer plat motornya.

"Kau mengkhawatirkanya?"

Sasuke bertanya dengan nada suara yang terdengar datar.

"Maksudmu, apa Sayang?"

Sasuke hanya diam walau ada kata sayang dari Sakura.

Sakura tidak mengerti dengan perubahan sikap Sasuke, dia hanya diam selama perjalanan menuju kediamannya.

Saat mereka berdua turun dari mobil dan memasuki rumah yang selayaknya istana itu. Sasuke langsung pergi kearah kamarnya diikuti oleh Sakura yang penasaran kenapa sikap Sasuke tiba-tiba berbeda?

Sarada yang melihat kejadian itu hanya bersikap biasa dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Memutuskan untuk menonton televisi dan bermain game.

"Sasuke."

Tok.. Tok.. Tok..

"Huuh.. Dia kenapa jadi aneh?"

"Sayang, buka pintu, kau kenapa..?"

Tok.. Tok..

Sakura tersenyum jahil lalu dia menarik nafas dan menghembuskan perlahan.

"Sayang, apa boleh aku ikut tidur malam ini?"

Clekh..

"Hnn..?"

Sakura tidak tahu bahwa dari tadi Sasuke hanya dia bersandar dibalik pintu.

"Eh..? Langsung dibuka.."

Sasuke hanya diam sambil menatap intens Sakura.

"Mmm.. Kenapa melihatku seperti itu? Sa.. Yang.."

"Hnn..?"

"Heh!"

Sakura mulai kesal sambil mencubit pipi kiri Sasuke.

"Jelek, jelek.. Jelek."

Sasuke meraih tangan Sakura.

"Bodoh."

Sasuke mulai menunjukkan senyumnya.

Sakura memanyukan bibir dan mulai melangkah maju saat Sasuke menghentikan tindakan Sakura.

"Aku mau tidur sajalah," ucap Sakura yang langsung menghempaskan diri diatas tempat tidur.

"Curang, ranjangmu lebih nyaman, Sayang."

Sasuke mulai tersenyum penuh arti saat Sakura bebicara seakan manja.

"Seminggu lagi," gumam Sakura.

"Apa kau senang?"

"Iya, senang. Mm, aku harap ini bukan mimpi jika pun mimpi aku tidak ingin bangun."

Sakura menunjukkan senyumnya saat dia sedang berbaring.

"Sakura, apa aku boleh bertanya?"

"Mm..? Tentu saja boleh, Sayang, mau tanya apa?"

"Ini mengenai Sasori.."

Sasuke mulai duduk ditempat tidur, sambil membelai surai merah muda milik Sakura.

"Sasori..? Memangnya dia kenapa?"

"Apa kau pernah menyukainya?"

Sakura bangun dari baringnya dan tersenyum diikuti dengan mengacak-acak rambut Sasuke.

"Uuch.. Tentu saja... Tidak...  Tidak mungkin. Tidak akan terjadi. Karena Sasori itu temanku. Memang Sasori sangat dekat denganku, selama hampir 14 tahun dia selalu membantuku. Tapi jujur aku ini milik siapa? Orang brengsek yang ada didepanku sekarang. Namanya? Sasuke Uchiha yang selalu membuatku kesal. Biarpun bikin kesal, jujur aku sangat mencintainya. Titik tidak pakai koma."

Sasuke membelai surai merah muda Sakura sangat lembut.

"Buktikan," ucap Sasuke.

"Eh..? Bukti? Huuff.. Seminggu lagi kita menikah, Sayang, kau ingin bukti apa?"

"Adik buat Sara," ucap Sasuke.

Sakura langsung mematung tanpa bisa membantah atau menanyakan alasan.

"Aa, adik?"

"Hnn.."

Sasuke berbaring dan memejamkan mata menunggu jawaban Sakura yang kini sedang menatap intens Sasuke.

"Apapun keinginanmu, Sayang. Lagipula mana mungkin aku bisa menolak."

Sakura ikut berbaring disebelah Sasuke dan menatap wajahnya secara detail.

"Sasuke?"

"Hnn..?"

"Kenapa aku bisa mencintaimu ya?"

"Entahlah," jawab Sasuke.

"Sayang?"

"Hn?"

"Aku ingin menangis."

Sasuke memeluk Sakura yang kini menyembunyikan wajah di leher Sasuke.

"Menangislah sepuasmu," ucap Sasuke.

"Hiks.. Kau dulu jahat sekali."

"Maaf," jawab Sasuke.

"Kau brengsek.. Kau membuatku hancur.. Hiks.. Aku membencimu!"

Sakura memeluk erat Sasuke.

"Kau pantas membenciku. Bencilah aku selama kita bersama sampai akhir."

Sakura mulai memejamkan mata dan mengelus dada Sasuke.

"Apa yang didalam sana hanya untukku."

"Hnn.."

"Apa tidak ada yanglain?"

"Tidak."

"Kita akan terus bersama kan? Dan tidak akan berpisah lagi kan Sasuke?"

"Hnn..? Bukannya dulu, kau yang pergi?"

"Maaf.."

"Dasar bodoh," ucap Sasuke.

"A-aku jenius"

"Tapi, kau bisa aku bodohi," ucap Sasuke.

"Hah!! Jadi kau dulu membodohiku!!"

Sakura memanyunkan bibir sambil menatap tegas kearah Sasuke.

"Begitulah.. Tapi, itu dulu," jawab Sasuke.

"Kau benar-benar jahat!! Pasti kau sengaja merencanakan semuanya dulu??"

"Hnn, kau benar," jawab Sasuke.

Bugh..

Sakura memukul tubuh Sasuke dengan guling.

"Jahat!! Sengaja!! Licik!! Curang!! Breng-. Mmhphh.."

Sakura memejamkan mata saat Sasuke menenangkanya walaupun dengan ciuman di bibir.

"Stth.. Kau cerewet."

Sakura hanya tertunduk malu.

"Curang.."

.

.

Sakura menatap wajah Sasuke. Senyum pun Sakura tunjukkan.

"Sayang, tidurlah yang nyenyak," ucap Sakura yang mulai memejamkan mata ikut tertidur disebelah Sasuke.

Sementara dibalik pintu kamar, Sarada hanya tersenyum penuh arti saat mendengar ucapan ibunya.

"Mama, memalukan," gumam Sarada.

.

.

.

.

Di altar pernikahan. Sasuke menatap kearah pintu dan menunjukkan senyum walapun pintu itu masih tertutup rapat. Sasori yang sedang duduk dibagian bangku paling depan bersama Sai, Sasori hanya bisa menghela nafas.

"Hampir 1 jam kita menunggu Sakura," gumam Sasori.

Sai menatap kotak tissu yang dibawa oleh Sasori.

"Kenapa kau, bawa tissu?"

"Apa perlu aku, jelaskan?"

"Mm.."

"Ini untuk jaga-jaga jika nanti aku menangis dan membuat tempat ini banjir."

Sai menahan tawanya setengah mati.

"Hahaha.. Hahaha..."

Semua menoleh kearah Sai yang tiba-tiba terbahak menghilangkan suasana hening.

"Maaf," ucap Sai untuk semuanya.

Sasori hanya menyengir aneh menatap Sai.

"Apanya yang lucu hah?"

Krettth...

Pintu yang terlihat cukup besar itu terbuka namun hanya Sarada yang memasuki ruangan itu.

"Hah?!"

Sasori merasa panik karena Sakura tidak terlihat.

"Sakura, mana?" Sai berbicara sendiri.

Tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan itupun mulai terlihat panik.

"Sarada, Sakura mana?" Sasori menghampiri Sarada yang hanya terdiam.

"Sara, Mama mana?" Sai ikut bertanya.

"Mama, sakit perut"

"Hahaha...."

Sasori tertawa terbahak sampai hampir menangis lalu menghapus air matanya dengan tissu.

"Sakura, benar-benar konyol."

sementara para tamu langsung sweatdrop masal.

Sasori, Sai dan Sarada duduk di bangku paling depan semua yang ada ditempat itu menunggu sampai 15 menit.

Sasuke mulai melangkah keluar ruangan pernikahanya.

"Untuk semuanya. Aku minta maaf tolong tunggu sebentar lagi. Aku akan menjemput mempelai wanita.

Sasuke melanjutkan langkahnya untuk keluar ruangan pernikahan itu, setelah keluar dari ruangan itu. Sasuke menatap lurus kearah depan terlihat Sakura sedang bersama Ino.

.

.

"Dasar bodoh, kenapa kau malah gugup ayo cepat kita hampir 1,5 jam membuat mereka menunggu."

"Aku gugup!!"

Ino menutup kedua telingannya.

"Tech! Terserahmu saja! Kau bikin repot, jidat!!"

"Kalian berdua lama sekali."

Sakura dan Ino menoleh kearah asal suara.

"Sayang?!"

Ino bersiul saat Sakura mengucapkan kata sayang.

"Sasuke, urus istrimu ini, aku lelah. Aku tunggu ya?

Aku duluan keruangan pernikahan!"

Ino meninggalkan Sakura bersama Sasuke.

"Hnn.. Ayo."

"Aa, aku gugup." Sakura tertunduk lesu.

"Kau terlihat lebih cantik, memakai gaun ini, Sayang," ucap Sasuke, membuat Sakura langsung memeluk Sasuke.

"Coba katakan lagi!"

"Hnn..?"

"Lagi!!"

"Apanya?"

"Sayangnya, bodoh."

"Hnn.. Sayang," ucap Sasuke.

"La-lagi"

"Sayang."

Hampir 5 menit Sakura memeluk Sasuke.

"A-aku gugup bagaimana ini?"

"Astaga, mereka malah berpelukan!"

Sasori menghampiri Sasuke dan Sakura.

"Hnn, kau?" Sasuke menoleh ke arah Sasori.

"Sakura, kenapa?"

"Gugup," jawab Sasuke.

"Kalau begini tunda saja acara pernikahan kalian berdua."

"Hah!!!"

Sakura langsung menatap Sasori.

"Hnn, jadi harus ditunda?"

"Begitulah,"  jawab Sasori

"Tunggu dulu kenapa ditunda?" Sakura terlihat panik.

"Tamu undangan sudah pulang tinggal, Sarada, Sai dan Ino yang tersisa.

"Kita lanjutkan saja."

Sasuke meraih pergelangan tangan Sakura lalu dia, membawa Sakura pergi menuju ruangan pernikahan.

Sakura hanya bisa tertunduk lesu.

'Pilihan yang tepat.' kata batin Sasori saat dia mengikuti Sasuke dan Sakura.

.

.

.

.

Sasuke membuka pintu yang tadinya tertutup rapat, Sakura tetap tertunduk merasa bersalah.

"Wahh!! Akhirnya!! Mempelai wanitanya muncul!!"

Ternyata tamu yang menghadiri acara pernikahan Sasuke dan Sakura masih ada disana.

Sakura menatap kesal kearah Sasori.

Sasori hanya mengedipkan mata kananya.

'Selamat menempuh hidup baru cintaku,' kata batin Sasori.

"Cium!! Cium!!"

Sasori berteriak dan diikuti yanglainya.

Sai hanya diam sambil menutup kacamata Sarada dengan telapak tangannya.

"Sara, tidak boleh lihat," ucap Sai. Sarada hanya mengutuk Sai dalam batinnya.

Sasori terlihat sangat ceria namun dalam kecerianya itu dalam batin, dia ingin mati setelah acara pernikahan, Sasuke dan Sakura.

Tapi, Sasori harus mencoba merelakan seseorang yang dia cinta bersama dengan yang dicinta.

.

.

.

.

Selesainya acara penikahan.

Di kediaman milik Sasuke  diadakan pesta pernikahan yang sangat mewah, hampir memenuhi ruangan utama kediaman Sasuke.

"Maaf, saya tidak hadir di acara pernikahan."

Mitsuki membungkukkan badan meminta maaf. Sasuke, Sakura, Sarada, Sai dan Sasori hanya tersenyum dan memaklumi karena Mitsuki ada acara penting bersama keluarganya.

"Selamat, tuan Uchiha."

Pria yang mengenakan kimono berwarna putih itu muncul dihadapan Sakura lagi.

Sasori hanya menahan tawanya saat melihat sosok yang asing baginya.

'Kenapa ada waria di acara mewah seperti ini?' gumam batin Sasori.

"Orochimaru.."

Sai menatap tajam kearah pria yang mengunakan kimono putih.

"Ayah.."

Orochimaru hanya membalas senyum kepada Mitsuki.

"Ayah?"

Sakura, Sarada dan Sasori bergumam bersamaan.

Sai hanya tersenyum dan membatin, "pantas sikap Mitsuki tidak asing bagiku.'

Acara yang begitu melelahkan sampai berlangsung jam 12 malam selesainya acara pesta Sasori memutuskan menginap dan Sasuke meminta Sasori untuk tinggal di rumah Sasuke. Sakura, Sarada dan Sai. Menyetujui keputusan Sasuke. Sasori pun mengiyakan permintaan Sasuke.

Pikir Sasori 'walaupun dia tidak bisa bersatu dengan Sakura menjadi sepasang kekasih paling tidak jadi salah satu keluarga lebih baik dari pada jauh dari Sakura dan Sarada yang mengisi bagian dari cerita hidupnya selama hampir 14 tahun semenjak Sasori dekat dengan Sakura.

Sasuke dan Sakura tidak melangsungkan bulan madu seperti umumnya lebih memilih biasa saja.

.

.

Sasori berbaring dibangku taman belakang kediaman Sasuke.

"Hari yang indah bintang saja sampai terliha sebanyak itu," gumam Sasori.

Kau belum tidur?"

Sai berdiri dekat bangku tempat Sasori berbaring.

"Aku tidak bisa tidur malam ini."

"Hari ini sangat membahagiakan," ucap Sai.

"Iya, apa lagi saat ini pasti Sakura sangat bahagia.. Ini diluar impiannya."

"Diluar impian?

Sasori mulai tersenyum.

"Sakura, dulu hanya ingin bisa didekat, Sasuke lagi. Dan akhirnya Sakura, bisa bersama Sasuke, selamanya."

Sai mendengarkan semua cerita Sasori.

"Aku mencintainya sejak dulu," gumam Sasori.

"Sejak dulu?"

"Dulu saat usiaku 6 tahun saat itu Sakura, tinggal di pinggiran kota Konoha, bersama bibinya.

Aku pertama kali menyukai Sakura saat kami sedang bermain di taman dekat sungai kecil," ucap Sasori.

"Terus bagaimana?"

"Kami berteman hampir satu minggu, Sakura adalah teman pertama dalam hidupku dan aku sangat menyayanginya saat itu. Kami berpisah sebelum berpisah kami saling memberitahukan nama lengkap kami berdua."

"Mm..? Jadi saat berpisah kalian saling memperkenalkan diri?"

"Iya, begitulah.. Saat di Konoha High School, aku bertemu dengannya lagi, sayangnya, Sakura sudah lupa dengan semuanya dan aku memutuskan untuk menjaganya," ucap Sasori.

"Mungkin kalian berdua ditakdirkan menjadi sahabat," ucap Sai.

"Mungkin," jawab Sasori.

.

.

Alur ini ada di Full Hentai pas Sasori sama Sakura dibawah pohon. Sakura, lupas sama Sasori, sementara Sasori masih inget.

.

.

.

.

Ruangan kamar yang gelap karena lampu kamar segaja dimatikan. Kedua pasangan yang baru menikah ini hanya berbaring bersama sambil menatap langit-langit kamar yang tidak begitu jelas telihat dari sudut pandang mereka berdua.

"Kenapa aku berdebar terus ya?" gumam Sakura saat memejamkan kedua mata.

Sasuke mulai mengecup pipi kiri, kanan Sakura.

"Ini sudah malam tidurlah," ucap Sasuke.

Sakura mengelengkan kepala, menolak perintah Sasuke.

"Perasaanku tidak enak."

"Kenapa?"

"Entahlah aku juga tidak mengerti," jawab Sakura.

Mereka bedua saling memandang dan tersenyum, sesekali mengucapkan kata sayang bergantian.

"Sasuke, apa kau belum ngantuk?"

"Belum," jawab Sasuke.

"Ciumm..."

Sasuke hanya menatap Sakura dalam diamnya.

"Kita sudah ciuman 10 kali."

"Uuchh, kenapa dihitung."

Sakura memunggungi Sasuke.

"Hnn..?"

Sasuke memeluk Sakura dari belakang sesekali meniup lehernya Sakura sampai Sakura kesal.

"Sshh.. Geli..."

"Sayang, hentikan kau, jahil sekali, aku lelah."

"Hnn, kita belum mulai."

"Stthh.. Tidur.."

"Tech!"

Sasuke hanya diam sambil memeluk Sakura yang kini menjadi istrinya.

"Sasuke?"

"Hn," sahut singkat Sasuke.

"Tidur," ucap Sakura.

"Cih!"

"Mm..?"

Sakura berbalik arah sambil menatap Sasuke.

"Apa kau tidak lelah, Sayang? Hari ini kita sangat sibuk, acara pernikahan, pesta pernikahan. Mengobrol dengan semua kenalanmu," ucap Sakura panjang lebar.

"Aku tidak lelah sedikitpun," ucap Sasuke.

"Yakin?"

"Hnn.."

"Ingin berapa ronde?" bisik Sakura.

"Sampai pagi."

Sakura menelan paksa ludahnya sendiri.

"Pa-pagi?"

.

.

Sasuke dan Sakura saling membalas ciuman mereka berdua, bahkan lebih dari sekedar ciuman saja.

Sasuke  hanya bisa diam saat Sakura yang membimbingnya. Suara merdu dari bibirnya itu membuat Sasuke semakin gemas dengan yang dia cinta.

"Hoshh.. Hoshh..."

Deru nafas dari keduanya cukup mengebu saat keduanya saling memandang.

"Aku lelah, Sayang," ucap Sakura.

"4 kali lagi," ucap Sasuke.

"Ya ampun! Ini sudah 2 kali!!"

Sasuke tidak peduli dengan protes Sakura, malah melanjutkan yang mereka mulai sejak awal tadi.

Entah sudah berapa kali dan berapa waktu yang mereka habiskan sampai sang surya menunjukkan pergantian hari. Namun mereka berdua seakan tidak peduli malam telah menjadi pagi.

Mereka bedua tetap saling membalas dan mengunkapkan perasaan dengan cara mereka berdua.

"Sayang, cukup aku lelah," ucap Sakura yang mulai menutup mata. Sasuke hanya diam memeluk yang dia cinta.

"Tidurlah, Sayang," ucap Sasuke.

.

.

.

.

2 tahun kemudia

.

.

Sakura Uchiha usia 32. Wanita bersurai merah muda yang saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya yang baru sebagai wakil Sasuke Uchiha mengurus  Uchiha corp.

"Mmh.. Dia lama sekali," gumam Sakura yang terlihat bosan.

"Nyonya, mengkhawatirkan tuan ya?"

Wanita bersurai merah yang mengenakan kaca mata itu terlihat sedang mencoba menghibur Sakura.

"Iya, Aku sangat khawatir pada Suamiku. O'ya, Karin apa ada kabar dari Sasuke, kau kan serba tau," ucap Sakura.

Karin hanya mengelengkan kepala, membuat Sakura semakin bosan.

Clekh..

Pintu ruangan kerja itu pun terbuka. Sasuke, Sasori dan Sai memasuki ruang kerja Sasuke yang kini menjadi ruang kerja Sakura juga saat Sasuke pergi keluar kota.

"Sayang!"

Sasuke hanya menunjukkan senyumnya. Sakura mulai beranjak dari duduknya, berlari kecil menuju arah Sasuke dan memeluk erat suaminya itu.

"Kalian ini dimana pun selalu pelukan?" kata Sasori.

Sakura malah semakin memeluk erat Sasuke, tidak mempedulikan ucap Sasori.

"Lebih baik kita keluar saja," ucap Sai sambil menepuk pundak Sasori.

"Huuffh... Baiklah.."

Sasori dan Sai keluar dari ruangan itu diikuti oleh wanita bersurai merah yang mengenakan kacamata sekilas tersenyum penuh arti saat melewati Sakura dan Sasuke.

.

.

"Sayang, Kau bilang cuma 2 hari kenapa sampai seminngu?"

"Banyak yang aku urus diluar kota. Mm, apa hari ini kau lelah?"

"Sedikit," jawab Sakura yang masih memeluk Sasuke.

.

.

.

.

Uchiha Corp perusahan yang besar itu mengalami penurunan karena 4 sahamnya sudah terjual namu semenjak Sakura menjadi wakil Sasuke kini 2 saham itu kembali. Sasuke memilih sering bekerja dilapangan mengawasi pabrik yang dia miliki. Sasori sampai ikut membantu menjadi pengawas salah satu pabrik yang didirikan Sasuke.

.

.

.

.

"Ini hanya pemikiranku saja.."

Sasuke terlihat sangat serius saat duduk di dekat meja ruang kerja rumahnya.

"Karin Uzumaki? Bukannya dia kenalan, Sakura?"

"Aku hanya curiga dengannya," ucap Sasori.

"Tidak hanya kau, aku juga curiga. Saat aku selidiki ternyata Karin Uzumaki itu salah satu kepercayaan Orochimaru," ucap Sai.

"Mm.. Kepercayaan si waria itu?"

Sai menahan tawanya saat mendengar ucapan Sasori.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk saja tidak dikunci!!" teriak Sasori tiba-tiba.

Pintu terbuka, senyum langsung terlihat dari wajah Sasuke.

"Sakura, ternyata... Aku kira pelayan baru."

Sai hanya mengelengkan kepala, ketika mendengar ucapan Sasori.

"Apa aku terlihat seperti pelayan? Aku nyonya disini bukan pelayan. Huuh!"

"Mm, Sara, mana aku jarang melihatnya?" Sai bertanya tiba-tiba kepada Sakura.

"Sara, sedang jalan-jalan besama Mitsuki, mereka berdua semakin dekat makin romantis."

"Hahh!!! Romantis!!!" Sasori dan Sai berteriak bersamaan tapi teriakan paling histeris adalah Sasori.

"Eh...? Kalian bedua kenapa?"

"Aku tidak setuju, Sara dengan Mitsuki."

"Aku juga tidak setuju. Aku dukung, Sasori kali ini," ucap Sai.

Sakura, Sasori dan Sai. Berdebat hebat. Sampai membuat bising ruangan itu, Sasuke hanya tersenyum tipis sambil melanjukan kerjanya.

"Sayang, kau mendukungku kan!!"

"Hnn.."

"Sial, dia dapat dukungan kuat," gumam Sasori.

"Mm.. Kalian berdua kalah lagi," ujar Sakura.

"Aku angkat tangan kalau begini.."

Sasori menatap horror ke arah Sai.

.

.

Kediaman Uchiha yang dulu sangatlah sepi kini selalu heboh dengan perdebatan yang sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan namun itulah yang selalu membuat warna kehidupan Sasuke sekarang.

[ Ending ]

.

.

.

.

Kehidupan yang baru bagi semuanya dan awal yang baru akan menanti mereka semua. Apakah kebahagia ini akan bertahan lama? Kita doakan saja.

Happy end mungkin!!

.

.

.

.

[Author note ]

Maaf kalau gaje mungkin agak gantung soalnya akan muncul

SEASON 3

Season 3 yang entah kapan rilis karena permintaan lain numpuk, hehe...

Drama. Romace. Action. Family.

Dicerita ini bakal beda perubahan Sakura paling akan terlihat..

Ada cerita yang lumayan bagus juga tentang seorang remaja yang di beri kesempatan hidup (reinkarnasi) lagi tapi jadi perempuan hehe...