webnovel

FRENIA -TIGA- Punya Sahabat!

Lagi-lagi dalam kesendirian dan kesepian.

Frenia

(***)

"frea lo pulang sama siapa?"tanya Indira yang kini mereka sudah selesai menjelankan mos hari pertama.

"ojek"jawabnya

"gue anter aja yuk, gue bawa helm dua"tawarnya karena memang benar tadi anak tetanga ada yang nebeng.

"nggak us_"

"nggak apa-apa ayok gue anter"memberikan helm itu ke frea

"emm ya udah deh, maaf ya ngerepotin"

Indira tersenyum "mana ada ngerepotin udah ayok"

Setangah jam mereka berada dalam perjalanan.

"rumah cat warna putih pager warna coklat"

Indira mangut-manggt "ok, kayak nggak asing rumah daerah sini"gumamnya

"iya sini aja"

Frea sangat-sangat berterima kasih bisa kenal dengan sosok Indira orang pertama yang mengajaknya mengobrol bahkan walaupun ia abaikan tetap berusaha untuk mengajak ngobrol.

Teman yang selama ini frea inginkan bisa terwujud juga memiliki seorang teman, ya walaupun saat ini belum begitu pecaya dengan Indira yang mau berteman dengan dirinya tapi ia akan usaha untuk menerima itu.

"ayo mampir dulu"ajak frea

"nggak usah fre lain kali aja, sampai ketemu besok. Assalamulaikum"ucap Indira segera pergi dari rumah frea.

"terima kasih indi, sudah mau berteman dengan ku"gumamnya kemudian masuk ke rumah, yang sepi orang tuanya belum pada pulang, begitu juga dengan kakaknya.

Frea menghela napas berat menaiki anak tanga satu persatu segera masuk kamar bernuansa navy itu menghempaskan tubuhnya dikasur.

"sepi…. Tidak disini tidak sana sepi"frea beranjak dari kasurnya menuju balkol sambil menikmati sausana sore yang lagi-lagi dalam kesendirian dan kesepian.

Kembali dengan harapan akan menjadi lebih baik dari seblumnya untuk mengobati luka dalam hatinya, berharap semua akn membaik, berharap akan ada yang peduli dengan dirinya menanyai gimana ekolah hari ini?

Namun, itu hanya sebuah harapan yang selalu bertolak belakang dengan kenyataan.

Aku memang sudah nyaman dengan kesendirian namun aku juga butuh pelukan hangat keluarga

Satu kalimat tertulis kembali di black note milik frea yang sudah menemaninya selama ini.

"hai cantik kamu jangan merasa sendiri, ada aku disini yang selalu menemanimu? Apa yang membuat mu murung cantik?"

"sepi… badanku memang berada disini, namun mereka tak melihat ku"ucap frea

Tersenyum "mereka bukan tak melihatmu frea"

"nyatanya memang seperti itu, aku sangat ingin seperti anak lain bisa bercanda, tertawa sama keluarga"

"sini aku peluk"membawa frea kedalam dekapannya "kamu bukanya sudah punya teman disekolah?"

"iya namanya Indira orang baik dia orang pertama yang mengajakku ngobrol tadi, tapi aku belum bisa menerimanya dalam hidup ku"

Mengelus pungung frea "ku lihat dia tulus berteman dengan mu"

"dia terlalu brisik untuk kak"

Orang yang dipanggil kak iti tertawa "hahaha… kamu harus berteman dengannya frea, terimalah dia sebagai temanmu atau bahkan sahabatmu. Aku yakin dia akan memberikan warna dalam hidupmu"

"aku kan berusaha kak"

"kamu istirahat jangan banyak pikiran kakak pergi dulu"

Telinga frea tiba-tiba berdengung terasa ditusuk-tusuk percakapan tadi seolah-olah nyata sosok itu hadir dihadapanya.

Musik yang cukup kuat berada dikeramain memenuhi gendang telinga orang berlalu lalang kesana kemari terasa menubruk tubuhnya yang lemah.

Terombang ambing kesana kemari layaknya kappa dilautan diterjang ombak.

Sakit rasanya ingin berteriak namun suaranya tak keluar.

Suara-suara itu semakin keras mengemana.

Berusaha untuk mengendalikan diri supaya hal itu tidak terjadi namun apa daya dorongan itu lebih mengusai tubuhnya.

Cutter itu kembali melukai lengannya, darah menetes. Melihat hal itu membuat frea tersenyum rasanya membuat tubuhnya berana ringan aja gitu.

***

"DIRA AYO BANGUN TEMENIN GUE JALAN" laki-laki itu membangunkan Indira dengan tidak elitnya, dengan menarik kaki Indira membuat embu terperanjat kaget dengan teriakan dan juga kakinya yang diseret itu.

"apasih Ar ganggu tahu nggak"ucapnya kembali merebahkan tubuhnya ke kasur.

"teminin gue jalan, cepet bangun. Kalau nggak mau temenin gue bilang ayah sama bunda kalau lo naik motor ke sekolah"ancamnya yang langsung membuat dira kembali duduk.

"cepu lo Ar"

"hehe makanya ayo dong temenin gue jalan"

"emang cewek lo kemana? Jalan aja sama cewek lo"

"gue udah putus. Cewek itu cewek nggak bener gue mergokin dia jalan sama om om anjir nggak tuh"curhatnya dengan dramtis dengan duduk di ranjang Indira.

"kapok" ucapnya dengan watadosnya "kan gue pernah bilang itu cewek emang nggak bener lo sih nggak percaya sama gue. Nyesel kan lo"lanjutnya

"iya iya maaf pernah nggak percaha sama lo. Sekarang temenin gue jalan (turun dari ranjang kemudian menyeret india ke kamar mandi) sekarang lo mandi gue tunggu dibawah dandan yang cantik"ucapnya meninggalkan Indira yang misuh-misih dirinya malah terkekeh mendengar indinira misuh-misuh.

Aries Armadian adalah sosok laki-laki tinggi, alis tebal, rambut hitam, asik diajak becanda, suka ngerusuhin Indira, tengil, jangan lupakan sifatnya yang sering gonta-ganti cewekdan cewek yang baru saja dikatakan tadi jika tidak salah sudah cewek ke-10 sejak masuk sma dan sekarang sudah kelas sebelas dan memang Aries dan Indira beda setahun dan juga salah satu anggota onti dari Ateez.

Tap

Tap

Tap

Indira menuruni anak tangga dengan pakaian simpel kaus baby blue dan celana hitam tas slempang hitam, dengan ramput dikucir, dengan riasan make up tipis.

Sedangkan aries yang duduk di ruangan tengah rumah Indira memusatkan perhatiannya ke indiria yang menuruni tangga dengan senyum tipisnya.

"wihhh dah cakep aja nih"ucapnya sambil mengedipkan mata sebelah.

"crocodail"ucapnya sinis sedangan aries hanya tertawa melihat respon Indira mungkin kalau cewek lain akan mleyot dikedipin mata, sedangkan Indira malah mengatainya.

"ya elah dir sekali-kali kek puji ganteng gitu"

"ganteng apaan. Ganteng tuh kayak siapa itu zyan zyan temen lo itu, ganteng, kalem"

"nyenyenye serah lo dah, buruan ayok" ucapnya segera menarik tangan dira

"pamit sama bunda dulu sama ayah dulu"

Aries berhenti "ayah sama bunda lagi lagi pergi, tadi pesen sama gue suruh kunci rumah kuncinya di taruh tempat biasa"

Dan disinilah mereka berada di sebuah parkiran kafe yang sedang naik daun, di kalangan anak muda.

"ngapain ke sini sih Ar, katanya mau jalan?"tanyanya sambil turun dari boncengan motor aries.

"emang mau jalan kemana hmm?"tanyanya

Indira memutar bola matanya malas "lah kok tanya gue. Kan yang ngajak kan lo gimana sih"sebalnya sambil memberikan helmnya ke aries.

"hehe kan biar lo temen aja, biar nggak kelihatan jomblo banget gitu. ke sini ada temen-teman gue nanti gue kenalian sama anggota baru"ucapnya sambil melepas ikatan rambut Indira dan menaruhnya di saku jaket miliknya. "nggak usah di kucir, cantikan gini"ucapnya sambil merapikan rambut Indira.

"modus"ucapnya menyingkirkan tangan aries

"biarin lah. udah lah ayo masuk"ajaknya menggandeng Indira masuk.

"nggak usah gandeng-gandeng"

"udah diem aja, nggak usah protes"mempererat gandenganya "gue bukan bocah yang mau nyebrang"

"iya lo emang bukan bocah, tapi bagi gue lo tetap bocah"ucapnya sambil tersenyum manis dan segera membawa Indira ke tempat teman-temannya berada.

"malam guys"sapanya membuat mereka semua menoleh ke asal suara.

"cewek lo bang?"tanya salah satu mereka, bisa dibilang anggota baru dari sebuah geng benama Ateez.

Ateez merupakan sebuah geng motor, bukan-bukan lebih tepatnya pecinta motor antik mereka juga bukan geng suka mencari keributan atau membuat kerusuhan mereka akan saling membantu sesama manusia dan makhluk hidup. Bukan hanya motor antik saja namun siapa aja yang akan gabung silahkan dengan kentuan:

Tidak mempropovaksi keributan

Tidak menjadi penghiayanat.

Solidaritas

Niat dan mau belajar

Bisa bela diri

Disini juga ada anggota cewek tapi tidak banyak hanya sekitar lima orang saja itu pun dibeda kota semua, memang Ateez itu sudah tersebar di beberapa kota dan setiap tiga bulan sekali pasti ada acara kumpul bareng itu pun yang bisa aja.

"tumben ikut dir?" tanya vano. Vano Adrian inti dari Ateez yang paling care ke semua orang.

"pasti di paksa"sahut zyan. Zyan rudyanto inti Ateez dan mungkin salah satu anggota ateez yang kalem, tatapan matanya lembut, kalau marah serem sih. marahnya orang kalemnya lebih menyeramkan dari orang yang tempramet.

"duduk"ucap dika. Andika pangestu sosok leader yang tegas, berwibawa, dan juga sifatnya yang dingin, cuek terhadap sekitar jomblo tentunya.

Keduanya langsung duduk di kursi yang kosong "mau pesan apa?"tanya dika yang duduk di samping kiri Indira. "apa aja"jawabnya.

"Indira kan?"tanya salah satu orang yang kini sedang mengenakan jaket hitam menatap Indira.

"siapa ya?"

"Gibran dan ini Alvaro perasaan tadi disekolah tadi ketemu dah"ucapnya membuat Indira manggut-manggut dan ber 'oh' saja sebagai tangapan.

"hai guys teman-teman anggota baru, ini satu-satunya anggota cewek di sini namanya Indira Prameswari bisa dipanggil Indira" ucap Aries