webnovel

31. Goodbye My First Love

Dua tahun kemudian..

Sudah hampir dua tahun lebih Yunhee debut menjadi seorang idol dengan nama panggung Cherry dari grup Purple.

Perjuangannya untuk menjadi idol kini dia harus pendam dalam-dalam. Dia juga tak ingin mematahkan harapan kedua orang tuanya pada dirinya saat ini.

Beberapa bulan dia tak dapat menjalani kehidupannya sebagai idol karena dia hiatus karena alasan pribadi. Yunhee haru melewati hari-harinya untuk menjaga appanya yang masih terbaring di rumah sakit karena penyakitnya. Setelah berbulan-bulan tak terdengar kabar karena Yunhee sibuk dengan aktivitasnya sebagai idol, eommanya melepon Yunhee dan mengabarkan mengenai kondisi kesehatan appanya.

Yunhee pun mulai meminta ijin kepada perusahaan untuk mengosongkan jadwalnya. Dia pun mulai menjaga appanya setiap hari karena tak ingin terjadi sesuatu pada appanya. Sedangkan eommanya harus seorang diri menghandle perusahaan mulai terlihat lelah saat datang ke rumah sakit usai pulang kerja.

"Eomma..tidak apa-apa?" ucap Kim Yunhee yang mulai cemas dengan eommanya sore itu.

"Oemma tidak apa-apa, sayang. Mungkin eomma Cuma sedikit kelelahan. Yunhee sudah makan? Maafkan appa dan eomma membuatmu harus menghentikan jadwal yang kamu harus lakukan." Ucap Mama Yunhee yang duduk bersandar di kursi di samping papanya.

"belum, Ma.. tidak apa-apa, Ma.. Yunhee hanya berharap untuk appa agar segera sembuh. Yuk..kita makan sama-sama yaa.." ucap Yunhee menghibur eommanya yang merasa bersalah karena Yunhee menghentikan jadwalnya sebagai idol dan membuatnya harus menjaga appanya sendirian.

Yunhee pun melupakan keinginannya untuk tampil kembali bersama tim PURPLE dan kemudian mencoba membeli makan malam untuk mereka melalui aplikasi online. Baginya saat ini yang terpenting adalah kesembuhan appanya.

"Iya, boleh.. tapi apa mendingan kamu pulang. Biar nanti Bibi Jang yang akan memasak makanan untuk makan malam untukmu? Kamu juga belum istirahat kan?" tanya mamanya yang akan menghubungi asisten rumah tangga mereka untuk memasakkan makanan untuk Yunhee, mama Yunhee juga khawatir dengan Yunhee yang sudah menjaga papanya sejak tadi siang sepulang sekolah yang juga perlu istirahat.

"Tidak usah, Ma.. Yunhee makan malam sama mama aja. Nanti Yunhee bisa pulang agak malaman. Mama juga belum makan kan?" ucap Yunhee yang akan memesan makanan untuk mereka malam itu.

Sementara Appa Yunhee belum sadarkan diri semenjak seminggu lalu. yang masih belum ada perubahan yang berarti. Air mata Yunhee kembali mengalir. Yunhee masih berharap papanya akan segera sembuh dan berkumpul kembali bersama Yunhee dan mamanya.

Mama Yunhee berencana membawa appa Yunhee berobat ke Amerika. Ada rasa bersalah di hati Yunhee karena tak menghiraukan nasihat kedua orang tuanya yang melarangnya menjadi idol. dia sangat berharap papanya cepat pulih dan berkumpul seperti sedia kala.

Entah sudah berapa kali air matanya mengalir karena beberapa bulan belakangan ini. Masalah demi masalah muncul membuatnya kembali berpikir. Apakah masih ada kesempatan untuknya mengejar cita-citanya saat ini. Apakah dia boleh egois untuk menjadi seorang idol sementara mamanya kesulitan mengerjakan semuanya seorang diri sementara papanya sakit dan berbaring di rumah sakit beberapa bulan ini.

Rasa sedih bercampur kecewa mungkin bercampur aduk di hati Yunhee. Perjuangannya bertahun-tahun untuk mewujudkan mimpi kakaknya, Kim Yunji harus berakhir seperti ini. Namun dia juga tak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa dengan keputusannya yang ingin menjadi seorang idol.

Akhirnya Yunhee pun merundingkan ini kepada para member, manajer dan pimpinan Louis Entertainment. Yunhee pun berencana keluar dari Purple dan akan kembali ke Amerika bersama kedua orang tuanya. Mama Yunhee juga akan melajutkan pekerjaaannya dengan memantau perusahaan dari New York.

Sebuah keputusan berat yang harus dia ambil karena tak ingin menyesal untuk kedua kalinya. Dia tak ingin sesuatu terjadi pada appanya seperti kakaknya dulu pergi meninggalkannya secara tiba-tiba. Meskipun ini adalah hal yang menyakitkan, para member dan direktur Louis Entertainment menghormati keputusan Yunhee dan mendoakan kesembuhan untuk appa Yunhee.

Yunhee juga berencana melanjutkan sekolah ke Amerika sesuai dengan cita-cita orang tuanya di jurusan bisnis sembari menjaga papanya disana.

❄❄❄

Beberapa hari kemudian...

Hari itu Jefry dan teman-temannya mendapat hari libur dari agencynya. Beberapa dari trainee sudah siap pergi karena sudah lama mereka tak mendapat waktu libur. Kak Kevin memilih untuk mengikuti Yunho yang pulang ke rumahnya. Sedangkan Matthew akan Heejun akan pergi ke escape room yang saat ini sedang digemari di Seoul.

Sedangkan Jefry memilih untuk beristirahat di dorm karena dia tak punya tujuan hari ini. Sebenarnya dia sangat rindu Indonesia, tempat keluarganya tinggal. Namun hal itu tak mungkin karena waktu debut yang semakin dekat.

Mereka baru diberi waktu untuk pulang dan bertemu keluarga setelah debut dan memiliki waktu untuk liburan. Sehingga dia hanya bisa bersabar dan bekerja keras dengan berlatih giat demi debutnya menjadi seorang idol.

"Jefry, kamu yakin tidak ikut dari salah satu dari kita hari ini?" tanya Kevin penasaran.

"Tidak Hyung. Jefry mau istirahat saja. Nanti jika ada yang mau Jefry beli, mungkin Jefry akan keluar. Kalian bersenang-senanglah.." Ucap Jefry yang masih merapikan beberapa barang di kamarnya.

"Okay.. kalau gitu kita berangkat dulu." Pamit Kevin bersiap untuk pergi hari ini.

"Iya, Hyung.. hati-hati yaa.." ucap Jefry sembari melambaikan tangannya pada Kevin.

Kevin, Matthew, Heejun dan Yunho meninggalkan Jefry yang ingin beristirahat di dorm. Tinggallah Jefry seorang diri. dia berencana untuk melukis di kamarnya. Selama ini dia selalu meluangkan waktu untuk menekuni hobbynya sejak kecil yaitu melukis. Beberapa lukisan telah terpajang rapi di kediaman Jefry di Jakarta.

Dia juga melukis beberapa lukisan untuk keempat trainee lainnya. Dan mereka sangat kagum dengan hasil karya Jefry. Mungkin jika dia tak menemukan impiannya menjadi seorang idol, dia akan mencoba menekuni melukis sebagai cita-citanya.

Jefry pun mulai memeriksa alat-alat yang diperlukan untuk melukis. Dan ternyata beberapa cat yang mulai habis. Dia pun segera ganti baju dan bersiap untuk keluar dorm. Tak lupa dia mengenakan masker kain berwarna hitam agar tak dikenali orang lain.

Mungkin sudah menjadi ketentuan tak tertulis jika seorang idol bahkan masih trainee untuk menjaga identitasnya agar tak dikenali orang lain. Meskipun kadang-kadang hal ini sedikit menyusahkan karena sekalipun mereka berusaha untuk tak dikenali namun akan ketahuan jika ada mereka tidak berhati-hati.

Para idol maupun actor berharap ada sedikit privasi untuk kehidupan pribadi mereka di saat mereka tidak bekerja sebagai idol maupun actor namun terkadang para fans akan mengetahui keberadaan mereka sesaat ketika para idol tersebut membuka masker atau mengenal dari barang-barang yang mereka kenakan.

Terkadang juga ada sasaeng fans yang siap dengan segala hal berkaitan dengan pada idol. mereka selalu membuntuti para idol hingga ke dorm bahkan selalu menelepon ke nomer pribadi mereka. Sudah banyak para sasaeng yang membuat para idol ketakutan karena ulah mereka dan beberapa dari mereka telah dihukum karena melanggar peraturan perlindungan data pribadi. Namun sasaeng fans tersebut tidak jera. Hal ini membuat para idol maupun selebriti lainnya selalu berhati-hati agar identitas mereka saat sedang beristirahat.

Manajer KGz dan perusahaan J&J Entertainment berusaha melindungi para artist mereka dan mengingatkan kembali untuk menjaga diri dari sasaeng fans dan perlakuan fans yang berlebihan. Mereka tak ingin salah satu artist yang mereka yang terluka karena ulah fans yang tak bertanggung jawab.

Pukul satu siang Jefry keluar dorm, Jefry memilih menaiki taksi karena di jam segini bus dan kereta cepat mulai penuh. Sekitar tiga puluh menit akhirnya Jefry tiba di salah satu toko terbesar yang menjual peralatan seni. Toko itu menjual berbagai keperluan yang diperlukan baik melukis maupun barang-barang lain yang diperlukan bagi siswa dari SMA Seni maupun Mahasiswa Jurusan Seni yang memerlukan banyak barang untuk tugas mereka.

Toko ini sebenarnya sudah tak asing bagi Jefry karena dia datang sudah semenjak dia masih bersekolah di SMA Daehwa dua tahun lalu. Namun semenjak KGz mengikuti audisi survival Return, dia menjadi lebih berhati-hati untuk pergi karena takut ada yang mengenalinya.

Jefry pun segera memilih beberapa peralatan lukis yang ingin dia beli. Namun karena karena berbagai jenis cat dan kuas sangat beragam dan menarik membuatnya lebih lama memilih apa saja yang ingin dia beli.

Setelah sekitar satu jam memilih, Jefry telah membeli sekeranjang belanjaan berisi peralatan lukis. Dia juga membeli beberapa kanvas dan easel sore itu. Setelah cukup puas dengan barang yang dia beli, Jefry pun memilih untuk membali ke dorm.

Meskipun agak kewalahan membawa beberapa barang yang dia beli, Jefry sampai di dorm sekitar pukul tiga sore. Di sana ternyata keempat trainee lainnya sudah datang duluan.

"Jefry.. aku kira kamu tidak pergi hari ini?" tanya Kevin saat membantu membawa beberapa barang yang Jefry bawa saat membuka pintu dorm.

"Aku juga maunya begitu hyung. Tapi tiba-tiba aku ingin melukis dan beberapa peralatanku habis. Jadi mau tidak mau aku keluar." Balas Jefry menjelaskan pada Kevin.

"Kamu sudah makan hari ini?" tanya Kevin kembali.

Jefry pun menggelengkan kepalanya, "Tidak Hyung, aku belum sempat makan hari ini."

"ya sudah kamu ganti baju saja di kamar setelah itu kita berkumpul di depan tv, Heejun dan Matthew sudah membelikan ayam goreng untuk kita makan bersama." balas Kevin sembari membantu membawa barang Jefry ke dalam kamar.

"Nee Hyung. Terima kasih banyak bantuannya." Ucap Jefry tulus.

"Sama-sama.. kalau gitu Hyung duluan." Ucap Kevin sembari meninggalkan kamar Jefry.

"Drrrt...ddrrttt..drrrt.." tak berapa lama Kevin pergi meninggalkan ruangan Jefry sebuah pesan muncul di layar smartphonenya.

"jeff, kamu dimana. Boleh minta waktunya sebentar.."

-Yunhee-

Jefry yang menerima pesan Yunhee kemudian meneleponnya.

"Eodiyaaa?" ucap Jefry sembari sedikit cemas. Tak biasanya Yunhee tiba-tiba mengirimkan pesan untuknya.

"Jeff, bisakah kamu menemuiku di taman biasa kita bertemu sekarang?" tanya Yunhee tiba-tiba.

"Arraseo. Kamu tunggu disana yaa.." ucap Jefry yang kemudian segera mengambil jaket dan maskernya dan berjalan keluar kamar.

Tak biasanya Yunhee tiba-tiba mengajaknya bertemu di sore seperti ini. Dan juga sudah beberapa bulan dia tidak ada kabar. Hal ini sebenarnya membuat Jefry sedikit khawatir.

"Jeff.. kamu mau kemana? Ayam gorengnya sudah siap." tanya Matthew saat melihat Jefry berjalan menuju pintu dorm.

"Aku mau bertemu teman sebentar. Kalian makan duluan saja." Ucap Jefry sembari meninggalkan dorm sore itu.

"Siapa emangnya hyung, teman Jefry hyung?" tanya Yunho penasaran.

"Aku juga tidak tahu. Kevin Hyung tidak mendengar apa-apa?" Balas matthew yang juga penasaran.

"Tidak.. aku juga tidak tahu." Ucap Kevin yang juga menerka-nerka siapa yang dimaksud jefry.

Sore itu Jefry tak menaiki taksi atau bus, dia memilih mengendarai mobil yang ada di parkiran apartemen dorm KGz. Ya, tepat lulus sekolah, dia mulai berlajar menyetir dan telah mendapat kartu ijin mengemudi. Setahun lalu Papa jefry datang ke Korea dan menghadiahinya sebuah mobil untuk merayakan kelulusannya.

Mobil keluaran salah satu brand ternama berwarna biru gelap itu kemudian meninggalkan parkiran apartemen dorm Jefry. Sekitar tiga puluh menit kemudian tibalah Jefry di sebuah taman tempat biasa Jefry dan Yunhee mengobrol. Karena Yunhee yang sekarang adalah seorang idol, membuat mereka tak leluasa berinteraksi seperti saat mereka berteman di SMA dulu.

Tak jauh dari taman terlihat ada seseorang wanita dengan memakai hoodie abu-abu, topi hitam dan masker hitam berjalan menuju taman yang dituju Jefry. Dari gerak-gerik wanita itu, Jefry merasa sangat familiar dengannya dan dia sudah tahu siapa seseorang tersebut.

"Yunhee...ayo masuk.." ucap Jefry di dalam mobil sembari membuka kaca jendela mobil.

Yunhee pun kemudian masuk ke dalam mobil yang dikemudikan Jefry dan mobil Jefry terus melaju menuju taman tempat mereka ingin bertemu. suasana taman terlihat sepi dan sedikit gelap warena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Yunhee dan Jefry tak keluar dari mobil. Yunhee pun mengamati sekitar taman dari dalam mobil dan memastikan jika mereka dalam keadaan aman Mereka berdua sengaja akan mengobrol di dalam mobil untuk menghindari jika ada reporter yang diam-diam membuntuti mereka.

Jefry yang melihat gerak-gerik temannya ini hanya bisa tersenyum sembari tertawa kecil.

"Jefry.. kamu kenapa malah tertawa, padahal kamu sebentar lagi aku yakin sebentar lagi kamu pasti merasakan hal yang sama denganku. Cemas jika tiba-tiba reporter muncul." Ucap Yunhee sembari memandang Jefry yang duduk disampingnya.

"Nee.. sunbaenim... " balas jefry sembari membungkuk sopan.

'Tuh..kan.. kamu dibilangin serius malah bercanda." Ucap Yunhee sedikit kesal.

Jefry kemudian mulai tersenyum kembali melihat tingkah Yunhee yang kesal olehnya.

"oh iya.. bener juga katamu.. waktu debutku mungkin tinggal beberapa bulan lagi. Lagian kamu juga.. kita bisa jelasin sama reporter itu.. kita adalah sahabat dari SMA. Tak mungkin tiba-tiba ada scandal." Ucap Jefry berusaha menenangkan Yunhee yang sedikit cemas.

"Iya..aku tahu.. tapi kita tak tahu pendapat orang yang melihat kita. Mereka pasti punya asumsi yang berbeda-beda juga. Aku harap juga masih bisa punya waktu berkumpul dengan kamu, Jongho dan Solyi. Tapi sekarang ini dengan jadwal yang padat, apalagi Appa yang jatuh sakit..itu semua membuat kita jarang bertemu.." ucap Yunhee sedih.

"Appamu sakit?" ucap Jefry kaget.

Yunhee yang dia kenal selalu menutup rapat mengenai keluarganya. Selama ini dia hanya tahu mengenai Yunhee saja. Dia tak pernah mendengar semua cerita mengenai Yunhee dan keluarganya.

"Iya.. Appa sejak dulu selalu menentang impianku menjadi seorang idol. sejak kepergiaan kakakku karena kecelakaan saat menuju audisi idol, beliau melarangku mengikuti jejak unnie. Dia tak ingin aku mengalami semua hal yang terjadi pada unnie." Ucap Yunhee pelan.

Jefry yang mendengar Yunhee mulai menceritakan dirinya serta keluarganya mulai menggenggam tangan Yunhee dengan erat.

"Maafkan aku Yunhee tak pernah menanyakan hal ini sejak awal. Aku tak ingin menyinggung perasaanmu. Sehingga selama ini kita semua selalu menunggumu untuk menceritakan mengenai dirimu pada kita." Ucap Jefry pelan.

"Iya. Aku mengerti Jeff..aku tahu.. aku juga minta maaf karena tak menceritakan hal ini sejak awal. aku juga tak ingin sebenarnya menutupi semua ini. Tapi mungkin nanti sudah waktunya, aku akan menceritakan semuanya padamu dan teman-teman." Ucap Yunhee yang tak terasa air mata jatuh dan menetes di pipinya.

Jefry pun hanya menangguk pelan mendengarkan Yunhee sore itu. entah mengapa hatinya ikut terasa sakit saat mendengar cerita Yunhee. dia tak ingin Yunhee memendam perasaannya sendiri.

"Yunhee.. kamu tahu kan.. aku, Solyi dan Jongho selalu ada untukmu. Jadi jika kamu ingin menceritakan semua yang ada di hatimu, kamu bisa temui kita." Ucap Jefry yang membuat hati Yunhee sedikit tenang.

"Jeff..sebenarnya ada satu lagi yang ingin aku bicarakan padamu." Ucap Yunhee yang tiba-tiba mulai serius.

"apa maksudmu Yunhee. kamu mau bicara tentang apa." Tanya Jefry pelan.

"Mungkin ini terakhir kalinya kita bertemu. aku harus pergi jauh." Ucap Yunhee tiba-tiba.

"Tunggu sebentar,, pergi jauh? Apa maksudmu Yunhee.. aku tak mengerti." Balas Jefry mulai serius.

"Aku harus melanjutkan studyku di Amerika.."ucap Yunhee pelan.

"Tunggu.. Amerika? Berapa lama? Bagaimana dengan karirmu sebagai idol? bukannya ini impianmu dari kecil. bagaimana dengan dengan aku, Solyi, dan Jongho? Bagaimana impian kita untuk berada dalam satu panggung yang sama?" ucap Jefry yang tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Maafkan aku Jefry. Aku tahu paling cepat empat tahun...tak mudah untuk meraih impian ini dan sebenarnya baru dimulai. Aku juga sangat berat meninggalkan ini semua karena aku sangat ingin membuat unnie bangga padaku.. Dengan keadaan appa saat ini.. aku tak boleh egois pada diriku sendiri. Aku tak ingin membuat appa dan eomma sedih lagi." Ucap Yunhee tak kuasa menahan air mata yang jatuh menetes di pipinya.

"Yunhee...Aku percaya kamu pasti bisa melalui ini semua.. dan kamu tahu... kamu tak sendiri. Ada aku dan teman-teman yang selalu mendukungmu." Ucap Jefry pelan sembari memeluknya erat.

Jefry kemudian menggenggam tangannya erat. Dia tak ingin membuat Kim Yunhee bersedih. Semua impian yang mereka miliki bersama, kini Yunhee harus relakan demi membahagiakan kedua orang tuanya. Ada rasa kecewa dan sedih di hati Jefry namun dia berusaha kuat di depan Yunhee.

"Terima kasih Jefry.. sampai jumpa lagi...aku pamit.." ucap Yunhee sembari mencium pipi Jefry dan membuka pintu samping mobil Jefry dan berjalan pergi meninggalkan Jefry malam itu.

Sebuah perpisahan yang mendadak dan tak ingin diinginkan Jefry terjadi. Malam itu dia menyadari dia tak bisa melihat Yunhee lagi. Sahabat yang selalu bersamanya sejak dia datang di Korea. sahabat yang membuatnya merasakan jatuh cinta. Sebuah cinta pada pandangan pertama.

❄❄❄