webnovel

17. Seoul and First Snow

Beberapa bulan kemudian...

"Noonaaaaa... Papa dimana?" ucap Jefry sesaat saat tiba di rumah.

"Ada di ruang kerja.. Papa barusan datang. Emang ada apa sih?" ucap Reina penasaran.

"Jefry lolos audisi global idol." ucap Jefry bersemangat sembari berlari meninggalkan Reina dan mencari Papanya di ruang kerja.

Jefry Lee adalah adik satu-satunya dari Reina. Dia juga sama-sama dibesarkan di Seattle dan bersekolah hingga kelas delapan SMP disana. Kemudian Jefry ikut pindah ke Indonesia di kelas sembilan SMP dan saat ini dia duduk di bangku SMA kelas sepuluh di New Land.

Jefry lebih fasih dapat berbicara bahasa korea dibandingkan Reina karena punya banyak teman yang sering menggunakan bahasa korea bersamanya selain berbicara bahasa Inggris di sekolah dan bahasa Indonesia di rumah.

Adik Reina ini juga suka banget dengan kpop maupun dance. Tak jarang Jefry lebih sibuk dari Reina di sekolah karena mengikuti beberapa eskul terutama dance. Di sekolah, dia selalu menjadi pembicaraan dan sangat populer. Dengan wajahnya yang tampan, suaranya yang merdu dan jago ngedance membuat orang-orang yang menemuinya akan menyangka Jefry adalah seorang idol.

"Appa..aku mau jadi idol di Korea." Ucap Jefry di sore hari sesaat ketika Papanya tiba di rumah.

"Serius kamu mau jadi idol, Jeff?" ucap Reina yang masih tak percaya dengan ucapan adiknya.

Jefry yang biasanya hanya fokus belajar dan selalu ada di rumah. Kini tiba-tiba mengutarakan keinginannya untuk pertama kali kepada keluarganya yaitu menjadi seorang idol di Korea.

"Yakin kamu nak? Apakah kamu sudah memikirkannya matang-matang? Jadi idol itu tidaklah mudah. Butuh perjuangan." Ucap Mamanya yang juga sedikit tak percaya dengan perkataan anak bungsunya.

"Jefry yakin ma.. beberapa minggu lalu sebenarnya Jefry sudah ikut audisi global idol secara online dan Jefry termasuk salah satu dari lima orang dari dunia yang dipilih menjadi trainee idol." Ucap Jefry yang meyakinkan keluarganya.

Sore itu pengumuman dari Jefry adalah hal yang tak terduga bagi keluarga Reina. Sesuatu hal yang bisa merubah dunia Jefry sepenuhnya. Meskipun mereka adalah orang korea, tapi sebagian besar mereka habiskan tinggal di Amerika dan mungkin ke Korea hanya bisa dihitung jari. Sehingga keluarga Reina tak pernah membayangkan jika ada salah satu anggota keluarga mereka yang bercita-cita menjadi seorang idol.

Dan hari ini anak paling kecil dari keluarga Reina mengutarakan keinginannya untuk menjadi seorang idol. Jefry akan tinggal di Korea seorang diri dan berjuang untuk menggapai impiannya menjadi seorang idol. Saat itu Papa Jefry sebenarnya dalam kebimbangan karena dia juga harus memutuskan apakah mengijinkan anak bungsunya tinggal jauh darinya dan berjuang meraih impiannya atau melarangnya dan fokus dengan belajar.

Papa Reina pun terdiam berpikir sejenak. Sedangkan sang mama cemas karena membayangkan bagaimana mereka akan ditinggalkan Jefry ke Korea. Dia sangat khawatir karena Jefry tak pernah berpergian seorang diri. Bagaimana Jefry akan tinggal seorang diri di Korea. Selama ini Jefry tak pernah jauh dari mamanya dan selalu menjadi anak bungsu kesayangan dan manja pada keluarganya.

"Baiklah Jef.. Papa akan dukung kamu. Gapailah impianmu dan jadilah idol yang baik dan terkenal di dunia. Kita bakal nganterin kamu kesana. Tapi Papa harap kamu jaga kepercayaaan Papa dan Nama Baik Keluarga. " Ucap Papanya setuju untuk memperbolehkan Jefry menjadi seorang trainee idol.

"Terima Kasih Appaaaa...appa memang yang terbaik!.. Jefry akan mendengarkan kata-kata papa. terima kasih telah mendukung impian Jefry…" ucap Jefry sembari memeluk Papanya hangat.

Mama dan kakaknya, Reina akhirnya luluh dan setuju setelah melihat rekaman Jefry yang serius berlatih baik bernyanyi, rap dan menari. Mereka kagum sekaligus terharu, Jefry yang anak bungsu kesayangan orang tua dan kakaknya terlihat serius dan bersemangat ketika berlatih bernyanyi dan menari.

Sebuah keputusan yang tak mudah dibuat. Namun mereka harus berbesar hati untuk merelakan Jefry untuk pergi karena mereka percaya Jefry dapat bertanggung jawab atas keputusannya.

❄❄❄

Sebulan kemudian…

Setelah mengurus berbagai hal mengenai kepindahan ke Korea baik sekolah dan menjadi trainee disana. Akhirnya satu keluarga Reina pergi menuju ke Korea. Kebetulan Reina juga sedang libur semester dan bisnis kedua orang tuanya bisa ditangani dari jauh.

Rencananya Reina dan ke keluarganya akan tinggal selama seminggu di sana. Mereka akan menemani Jefry sekaligus melihat sekolah menengah yang akan menjadi sekolah baru Jefry. Jefry nantinya akan tinggal di dorm bersama para trainee lainnya.

Jam sepuluh pagi, Reina, Jefry dan kedua orang tuanya telah sampai di bandara Seotta. Keluarga Reina akan berangkat dari Jakarta sekitar jam satu siang waktu Jakarta. Mereka pun sibuk memindahkan beberapa koper di atas trolley dan berjalan menuju ke bagian check in pesawat.

"Drrrt...Drrrt.." tiba-tiba smartphone Reina pun berbunyi.

"Halo Ren..." ucap Reina singkat.

"Halo Rei... kamu udah sampai bandara." Tanya Reno dari balik telepon.

"Iya, baru aja dateng. jam satu pesawatku take off. " balas Reina menginfokan jam keberangkatan pesawatnya.

"Take care yaa.. have a safe flight.. jangan lupa kalau sampai juga kabarin yaa..salam buat keluargamu. " ucap Reno lembut.

"Iyaa, aku berangkat dulu yaaa..." Ucap Reina pamit.

"Hati-hati yaa.." balas Reno mengakhiri percakapan mereka di telepon.

"Siapa noona?" tanya Jefry penasaran.

"Oh,, Kak Reno.." balas Reina singkat.

"Pasti pacar noona bakal kangen banget ditinggal seminggu." Ucap Jefry sembari tersenyum.

"Ah,, kamu ini. Lagian kan Noona juga nggak mungkin nggak berangkat, noona juga mau mastiin kamu disana bakal safe dan belajar serta berlatih dengan baik.

"Tenang aja Noona. Jefry bakal jaga diri kok. Lagian kan Jefry juga mau belajar mandiri." Balas Jefry mencoba menenangkan kakaknya yang khawatir dengannya.

"Iyaa,, adekku, noona tahu, tapi bagi noona kamu adalah adik noona yang paling imut." Ucap Reina membawa mencubit pipi Jefry.

"Ah noona.. sakit tau...i'll try my best to make our family proud with me." balas Jefry dengan nada manjanya.

Pukul delapan malam, mereka sampai di bandara Incheon malam itu. Tampak rasa lelah karena jetlag menghinggapi Reina dan kedua orang tuanya. Namun Jefry terlihat bersemangat karena tak sabar untuk berlatih dan menjadi seorang trainee idol.

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, akhirnya mereka sampai di Korea. Keluarga Reina memilih untuk menginap di Hotel malam itu dan baru besok mereka akan pindah di penginapan khusus untuk sebulan. Selain itu ada banyak hal yang mereka harus lakukan. Mulai dari melihat sekolah Jefry yang baru dan besok pagi mereka harus mengantarkan Jefry ke kantor agency untuk mengurus surat dan kebutuhan lainnya.

Walaupun sepertinya perjalanan kali ini akan menguras tenaga dan pikiran, mama, papa dan Reina tetap semangat dan senang melakukannya karena dia tahu itu untuk masa depan Jefry.

Setelah mengurus imigrasi dan menunggu koper di bagian klaim bagasi , keluarga Reina pun menuju hotel yang akan mereka inap malam itu. Perjalanan dari Incheon menuju Seoul akan memakan waktu sekitar satu jam. Saat mereka mengendarai taksi yang berjalan menuju keluar bandara, ada salju yang turun dengan pelan.

"Jef..lihat ada hujan salju yang turun...aku harus merekamnya." Ucap Reina saat melihat first snow yang turun malam itu.

Dia memandangi lama salju yang turun dari balik jendela taksi yang tertutup rapat dan kemudian merekam salju dengan smartphone yang dia keluarkan dari tas selempangan berwarna putih yang dibawanya.

"Iyaa, Noona..ini indah sekali.." balas Jefry sembari mengamati salju dari balik jendela taksi.

Saat mereka melintas di depan bandara, tampak kerumunan para fans yang sedang menunggu idolanya. Mereka menunggu keberangkatan grup idolnya ditengah salju yang sedang turun.

"Appa...sepertinya ada artis yang lagi di bandara deh." Ucap mama Reina saat taksi mereka berjalan pelan melintasi bagian keberangkatan di bandara.

"Iya, Ma.. sepertinya idol deh.. ada banyak penggemar yang lagi bawa kamera dan ada banyak poster yang mereka bawa." Balas Papa Reina yang juga penasaran saat mengamati keramaian yang ada tak jauh dari taksi mereka.

"Waah...Daebak....Sepertinya mereka adalah Starlight, ini adalah Boygroup S.K.Y (es ke way) yang ada jadwal panggung di luar negeri." Ucap Jefry sembari mengamati sekitar bandara yang telah dipenuhi fans yang menunggu idolnya sampai di bandara.

"Starlight? S.K.Y?? mereka siapa?" tanya Reina tak paham.

Dia hanya tahu ada lima orang yang terpajang di dalam poster yang para fans bawa ditangannya. Reina pun mencoba mengamati kembali foto-foto idol tersebut yang ada di poster. Entah mengapa ada satu orang yang terasa familiar baginya, namun tak dapat mengingat kembali dimana dia melihatnya.

"Noonaa... Reina Noonaa.." panggil Jefry yang membuat lamunan Reina buyar, dia pun mencari siapa yang memanggilnya.

"Oh iyaa, Jef... kenapa-kenapa?" balas Reina sedikit kaget.

"Noona gwenchana??" ucap Jefry memastikan kakaknya tidak apa-apa.

"Ya,,, Noona baik-baik saja." Balas Reina pelan.

"Iyaa.. noona. Starlight itu nama fandomnya. SKY sunbaenim... salah satu idol group yang paling populer tak hanya di korea tetapi juga internasional. Waah..kita sangat beruntung karena bisa lihat semua ini. semoga Jefry bisa segera debut dan suatu saat bisa stau panggung dengan mereka." Ucap Jefry senang.

"Amiin.. noona akan selalu mendukungmu, Jef. Semoga kamu bisa menjadi idol yang dicintai semua fans di seluruh dunia." Ucap Reina sembari tersenyum.

"Terima kasih, Noona." Balas Jefry sembari memeluk Reina yang ada di sampingnya.

Seoul hari itu terasa sangat dingin, tampak hujan salju yang terus turun saat Reina dan keluarganya menaiki taksi yang akan menuju hotel. Untungnya mereka sudah mengantisipasinya dengan langsung ganti baju yang lebih hangat saat di bandara.

"Dingin banget di Seoul, Pa.." gumam Reina sembari memakai sarung tangan hangat berwarna pink yang terbuat dari wool.

"Iya, sepertinya lebih dingin dari waktu itu Papa kesini.… Papa juga sudah lama tidak ke Seoul. Dan sepertinya ini lebih dingin dari winter dua tahun lalu." Ucap Papa Reina yang sering melalukan perjalanan bisnis ke Seoul dan berbagai negara lainnya.

Malam itu adalah first snow bagi Reina karena selama ini keluarga Reina berkunjung ke Seoul selalu pada musim panas atau musim semi. Perjalanan menuju Seoul sekitar satu jam. Malam itu mereka ingin langsung istirahat. Setelah tiba di hotel, mereka langsung tidur.

Rasa jetlag membuat keluarga Reina enggan pergi ke luar hotel malam itu. Rintik salju yang masih turun hingga malam membuat jalanan Seoul berwarna putih dipenuhi salju. Malam itu semua orang sudah tidur. Reina kembali teringat belum menghubungi Reno.

Dia pun segera mengambil smartphone yang dia letakkan di meja dan mencoba menelepon Reno.

"Reno masih bangun nggak yaa?" gumam Reina sembari menekan nomer telepon Reno di smartphonenya.

Saat itu di Seoul sudah menunjukkan sepuluh malam. Namun di Indonesia masih sekitar delapan malam.

"Halo, Ren.." ucap Reina memulai pembicaraan.

"Kamu sudah sampai, Rei?" tanya Reno dari balik telepon.

"Iya, Ren.. aku barusan sampai sejam yang lalu. Disini lagi turun salju. Gimana kabar di Jakarta?" balas Reina memberikan kabar.

"Tapi kamu udah bawa baju hangat kan? Disini Cuma mendung sejak tadi pagi. tapi nggak ada hujan." Ucap Reno memberikan kabar cuaca di Indonesia.

"Iyaa, aku bawa. Dari Jakarta sih Papa sudah bilang kalau di Seoul sekarang mau winter. Dan bener aja... tadi aku dapat first snow disini." Balas Reina bersemangat.

"Waah..andai aku ada disana juga yaa. I Miss You, Rei" Ucap Reno tiba-tiba.

"I miss you too, Ren. kamu yang sabar yaa.. aku disini hanya seminggu kok.. " balas Reina menenangkan Reno.

"Rei.. kamu tahu nggak sih mitosnya First Snow?" ucap Reno tiba-tiba.

"Mitos First Snow? Aku baru pertama kali ini mendengarnya. Emang apa, Ren?" ucap Reina penasaran.

"ketika dua orang yang saling suka bertemu saat first snow, mereka akan menjadi pasangan yang paling bahagia sedunia." Ucap Reno menjelaskan pada Reina.

"Wah benarkah? Aku baru mendengarnya? Tapi kamu jangan sedih. Suatu saat kita pasti punya kesempatan melihat first snow bersama." Balas Reina menghibur Reno.

"Iya Rei.. aku harap kita bisa melihat first snow bersama suatu hari nanti. Oh iya.. besok kamu mau kemana?"

"Besok mungkin aku akan melihat sekolah Jefry dan pergi ke agency tempat Jefry menjadi trainee." Balas Reina menjelaskan acaranya besok pagi.

"ya udah Rei.. kamu istirahat gih. Kamu pasti lelah seharian di perjalanan. Take care ya disana.."ucap Reno menyudahi teleponnya malam itu.

"Makasih ya Ren.. kamu juga take care di Jakarta.. see you soon.. Good night Ren.." lanjut Reina lembut.

"Good Nite, Rei..Love You, Rei" balas Reno tiba-tiba.

"Love You, Too.." ucap Reina mengakhiri percakapannya dengan Reno malam itu.

Entah mengapa, baru sehari dia pergi namun terasa berhari-hari dia jauh dari Reno. Ada rasa rindu untuk Reno yang dia rasakan dan semakin hari semakin dalam. Dia sangat merindukan Reno dan akan terpisah dalam waktu yang cukup lama.

Mungkin ini adalah pengalaman pertamanya menjalani hubungan jarak jauh. Meskipun untuk orang lain mungkin akan terasa singkat karena hanya selama tujuh hari. Namun baginya sehari saja sudah rindu, bagaimana dia harus menahan rindu itu selama seminggu. Oh, andai Seoul Jakarta itu dekat.

❄❄❄