webnovel

sarat akan makna

Damainya suara kicau burung, sejuknya udara dan embun pagi, Serta hangatnya sinar mentari. adalah cara tuhan dalam menyampaikan cinta pada hambanya.

Seorang pria paruh baya, berkumis tipis, berkacamata. Berdiri tegak di depan pintu dengan tangan terkepal. 'Tok tok tok tok.' mengetuk berulang kali.

    "Nu~ bangun nak! Bangun! Subuh- subuh-subuh." Serunya membangunkan anak bujang sepulang dari masjid.

Sejadah tercangklong di atas pundak. Jemari tangan memutar tasbih. Dalam hati trus berdzikir. "Subhanallah wabihamdihi, subhanallah hiladzim."

    "Nu~ ayo bangun nu! Sholat subuh dulu, nak!"

Mentari pagi tak pernah lupa bersinar, seperti tuhan yang tidak pernah lupa memberi nikmat pada hambanya.

Matahari sedikit redup di pagi buta itu. Awan abu-abu menggelayut rendah di atas bumi yang berjuluk kota badak.  kota seribu kiai sejuta santri. Itulah kota pandeglang, kota yang terletak di ujung barat pulau jawa.

Di rumah yang kecil dan sederhana. Terletak di jalan perintis kemerdekaan nomor 9. Desa purwaraja, kecamatan menes, kabupaten pandeglang, provinsi Banten. Sebuah provinsi yang memisahkan diri dari Jawa Barat pada tanggal 4 Oktober tahun 2000.

   

    "Wad-duha. (Demi waktu duha) wal-laili ida saja. (Demi malam apabila telah sunyi) ma wadda'aka rabbuka wama qola. (Tuhanmu tidak akan meninggalkan engkau dan tidak pula membencimu) walal-akhiratu khairul laka minal-ula.(sesungguhnya yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan)" 

Seorang ibu muda, mengenakan mukena, duduk bersila di atas kursi membaca ayat-ayat suci al-quran. Sementara anak gadis paling bontot yang bernama dania tengah menggosok pakaian di ruang tengah.

Hari itu di buka dengan sangat tentram. Hari yang bertanggal 11, bertepatan di hari minggu. Bulan ke 11, bulan yang identik dengan musim penghujan. Yang menjadi pelengkap ialah tahunnya, yaitu tahun 2011. 11/11/2011. Angka yang tergolong unik dan kramat, hanya akan terjadi satu kali seumur hidup.

Ibunya sedang mengaji, delisa menggosok pakaian, ayahnya berupaya membangunkan danu. Si anak pertama, sekaligus anak laki-laki satu-satunya.

Kebiasaan danu tidur larut malam. Bangun siang hari. Pas matahari berada di atas kepala. Sampai dirinya di juluki si kebluk. Karena kalau tidur susah di bangunkan. Persis kayak orang mati.

Andai hari itu tidak ada acara, tak perlu repot-repot di bangunkan. Biasanya di biarkan begitu saja sampai terbangun sendiri.

Hari itu akan di adakan upacara pernikahan, pernikahan sepupunya yang bernama ilham. anak bude ria, kakak kandung ibunya. Jarak rumah mereka bersebelahan, hanya terhalang pagar bembatas. Jadi, akan sangat keterlaluan banget kalau danu sampai tak ikut menghadiri.

    "Gimana, yah? Bangun danunya?" Tanya sang istri setelah mengucap shodakallah dan menutup kitab suci al-quran. Mengenai upaya sang suami dalam membangunkan anaknya.

Ayah danu menggelengkan kepala. "Huh.. " Bersorak riuh sambil mengangkat tangan. "Ibu saja yang membangunkannya sana! Si danu benar-benar kebluk, kayak kebo. Kalau lagi tidur susah di bangunkan."  Ayahnya menggerutu hilang kesabaran. Lantas menyuruh istrinya yang membangunkan.

Istrinya tertawa terkekeh. 'Hehehe.' "kayak baru tahu aja.! Kebiasaan danu kan, memang begitu. Kalau udah tidur sudah di bangunkan. Ibu curiga! Jangan-jangan, ayahnya juga begitu yah, dulunya? Mangkanya nurun tuh, sama danu. Hehe."

    "Yey, enggak lah. Ayah-mah, engak dulu, enggak sekarang, kalau tidur tuh gampang di bangunkannya. Enggak kayak danu. Justru ayah yang curiga sama ibu. Jangan-jangan, ibu yang waktu mudanya kayak gitu."

Gara-gara danu yang susah di bangunkan. Ibu dan ayahnya sampai saling tuding menuding.

Jikalau danu tidur, dia tidak pernah lupa menutup dan mengunci pintu kamarnya. Sebab, dulu kalau dia tidur, suka di bangunkan oleh ibunya dengan cara di siram pakai air. Dari kejadian itulah ia kapok, tidak lagi lupa mengunci pintu kamarnya. Hingga tidak ada lagi yang bisa mengganggunya. Baik ibu, ayah, ataupun dania, sangat kesusahan kalau mau membangunkan.

Adapun suara teriak dan ketukan pintu dari luar, tidak akan sampai ke telinganya. Karena telinganya tertutupi handset dengan suara musik yang kencang. Jadi, dia tidak akan mendengar apa-apa lagi selain musik itu sendiri.

Upaya sang ayah tak berhasil membangunkan danu, mendapatkan sorakan dari sang istri. "Huh.. Payah!"

Ibunya melepaskan mukena. Bertindak maju menuju kamar danu. Giliran dirinya yang akan mencoba membangunkan si kebluk.

Ibunya menarik nafas dalam-dalam, mengambil ancang-ancang. Sebelah tangan sudah terkepal siap menggedor pintu. Sebelah tangan lagi menutup telinga sendiri. 'Brug brug brugg... '

    "Nu~  bangun nu! Bangun! Bangun! Udah pagi nih! Mau ikut ngiring gak? Kalau gak bangun, nanti kita tinggalin nih!" Ujar sang ibu kencang, bahkan kerasnya melebihi toa masjid. Ayah dan dania sampai menutup telinga saking berisiknya.

    "Jangan keras-keras bu! Malu kedengeran tetangga." Ucap sang suami mengingatkan.

Jangankan danu bangun, mendesah pun tidak. Ibunya hanya bisa uring-uringan di balik pintu: "duh, aduh bingung. Kudu kumaha dei ngahudangken si danu? Boga anak, meni kebluk-kebluk tein sarena. Nu, hudang nu! Hudang, hudang."

Ayah dan dania menonton, hanya bisa menertawakan.

    "Sudahlah bu! Biarin aja! Kalau kak danu gak mau bangun, kita tinggal saja!" Ucap dania menyiasati.

Celoteh sang ibu dari luar tak mampu di dengar oleh danu. Karena pada saat itu jiwanya tengah terangkat ke alam bawah sadar. Dia berada di alam mimpi, sebuah mimpi yang menjadi pertanda, atau intervensi ilahi yang mengandung arti buat kehidupan di masa yang akan datang.

Danu berada di sebuah lembah dengan nuansa yang indah, ibarat kata seperti berada di alam nirwana. Gunung-gunung menjulang tinggi menyentuh cakrawala. Dermaga biru memantulkan samudera. pohon-pohon berdaun rindang, hijau warnanya, serta lebat buahnya. Sungai-sungai  mengalir tenang dengan air yang bening. Ratusan burung berkicau syahdu menari-nari di atas ranting pohon.

Seekor burung cantik berbulu warna-warni. Sangat mungil dan lucu. terbang hinggap di pergelangan tangan. Danu tersenyum bahagia menyambutnya. burung itu lebih indah daripada burung-burung yang lain. Pertama kali melihatnya danu terpesona, hingga lupa terhadap burung-burung yang lain.

Burung cantik itu tampak jinak. Tidak terbang saat belai. Bahkan terlihat menikmati bermain di atas tangan danu. Burung itu suka terbang rendah di hadapan, kemudian hinggap lagi di pergelangan tangan.

Tak lama kemudian burung itu terbang lumayan tinggi. Danu mencoba mengejarnya. Hingga dunia mimpinya menempatkan dia berada di tengah-tengah gurun pasir yang tandus. Suasana pun berubah. Burung yang di kejar danu pun mati tersengat panasnya matahari. Danu bersedih menangisi kematian si burung yang cantik itu.

Tak lama datang lagi seekor burung yang baru sama persis, tapi anehnya, danu tidak begitu tertarik dengan burung yang baru itu. Padahal Burung itu datang memberi isyarat, bahwa dia akan menjadi penunjuk jalan bagi danu untuk keluar dari padang pasir yang tandus. Sayangnya danu lambat menyadari karena tak rela jika harus meninggalkan burung yang mati.

....

Matahari sudah naik se-penggalan. Ayah, ibu, serta dania, sudah berdandan rapih Siap berangkat mengiring ilham menuju pelaminan.

    "Danu, gimana bu?" Tanya sang ayah masih memikirkannya.

    "Ya, mau gimana lagi? Orang gak mau bangun." Jawab sang ibu mengangkat kedua tangan bingung.

Sebelum berangkat meninggalkan rumah, ibunya sudah menulis pesan di selembar kertas yang berisikan sebuah alamat tempat resepsi pernikahan ilham di gelar. Berikut uang sebesar 50 ribu, yang di simpan di atas meja ruang tengah, di tumpangi sebelah pot bunga agar tak terhempas angin.

Semua pintu di tutup dan di kunci dari luar. Danu yang tertahan di dalam, masih punya kunci cadangan.

Ayah, ibu, dan dania. Berjalan beriringan menyambangi rumah bude ria. Karena di rumah itulah tempat perkumpulannya.

orang-orang sibuk di rumah bude ria mempersiapkan barang bawaan untuk seserahan dan hantaran nanti. Seperti parsel yang berisikan alat shalat dan set perhiasan. Setelan pakaian, make up dan skincare, alas kaki, tas, makanan tradisional, buah-buahan, cincin pernikahan, handuk, dan peralatan mandi.

Bude ria di bantu beberapa orang mengangkutnya ke dalam mobil honda jazz. Sebuah mobil yang sudah di hiasi karangan bungan, sebagai kendaraan calon pengantin.

Ilham yang baru keluar dari kamar selesai di rias. tampak gagah hari itu. Mengenakan baju putih yang di tutupi jas hitam di luarnya. Memakai celana katun panjang berwarna hitam. Juga peci hitam penutup kepala, ciri khas muslim di indonesia.

Pagi-pagi, keringatnya sudah bercucuran merusak make-up. Keringat yang menjalar bukan di sebabkan habis olahraga. Melainkan dipicu oleh rasa gerogi. Ia khawatir tak bisa mengucapkan ijab qobul dengan lantang. Padahal sudah di beri air bening satu botol, yang sudah di beri doa. Tapi rasa nervous nya tak kunjung hilang. kurang dopingan barang kali.

ilham berjumpa ibunya danu di ruang tengah. langsung menanyakan keberadaannya. "Danu mana?"

    "Masih tidur." Jawabnya.

Ilham tak merasa kaget, karena hapal betul kebiasaan bocah itu.

    "Semalem juga udah di suruh pulang.! Jangan bergadang.! Takut kesiangan. Nanti gak bisa ikut ngiring. Eh, ngeyel. Jam empat dinihari dia baru tidur. Ilham sudah menduga, danu bakal bangun terlambat. Eh, benar saja kan."

    "Iyah. Dari subuh ayahnya membangunkan. si kebluk, tetep gak mau bangun."

    "Tapi, udah di bilangin suruh nyusul kan?"

    "Udah di siapkan surat buat danu. Kalau dia mau nyusul, tinggal ikutin aja alamat yang tertera di dalamnya."

Semua sudah berkumpul, yang belum, di harapkan menyusul. Semua barang-barang di naikkan ke dalam mobil. Ayah dan ibunya danu cemas, menunggu kedatangan om iwan dari pandeglang, yang belum juga sampai.

Para rombongan mulai memasuki mobil satu persatu. Beberapa lelaki sibuk menaikan seserahan di mobil pickup. Seserahan ini di anggap sarat akan makna. Tradisi yang menjadi simbol, di harapan menjadi hal-hal baik di masa depan.

Sarat yang di bawa tak lain dua batang pohon tebu. Pohon tebu tak hanya jadi pemanis atau campuran buat makanan dan minuman saja. Tebu juga begitu lekat dengan tradisi dan budaya. khusus pada pernikahan adat jawa. Dalam tradisi, tebu di lambangkan sebagai kemantapan hati. Tebu juga sumber rasa manis, harapannya agar pernikahan itu, selalu di penuhi akan hal-hal manis.

Selain tebu, ada juga ranting dan daun sirih. Seikat kayu bakar, buah jambe, dua buah kelapa, ayam hidup, serta kasur dan lemari. Semua itu memiliki arti dan maknanya tersendiri. Katanya: daun sirih memiliki makna, satu hati, berbulat tekad, tanpa harus mengorbankan perbedaan. Sedangkan untuk kayu bakar, di anggap sebagai adat sehat. yang banyak membawa makna kemanusiaan, memanifestasikan watak rajin. Buah jambe dan kelapa, mengandung harti kesuburan, berbuah dari generasi ke generasi. Untuk kasur dan lemari, bisa di artikan sendiri.

Sesaat sebelum berangkat, om iwan pun tiba, Bersama tante lisa dan delisa. Om iwan merupakan adik bungsu ayahnya danu. Punya rumah di karangtanjung, deket kota pandeglang. Dulu, danu tinggal di rumahnya, selama masa sekolah SMP sampai lulus SMA. Sekarang posisinya di gantikan delisa. Delisa sendiri adik danu yang pertama. Sedangkan dania, adik yang kedua, sekaligus bungsu.

    "danu, mana?" Tanya om iwan tak melihat.

    "Masih tidur!" Terang dania membeberkan.

    "Gak ikut ngiring, tah?"

    "Gak tau tuh. Di bangunin, susahnya minta ampun."

Akad nikah di jadwalkan pada pukul sembilan pagi waktu setempat. Jam delapan, rombongan sudah pada berangkat. Ayah, ibu, serta dania, ikut di mobil om iwan. Bersama tante lisa dan delisa.

...

Apa kabar dengan danu.??

Pemilik nama lengkap danu al-fairuz. Dalam bahasa jawa, danu di artikan sebagai cahaya penerang. Sedangkan dalam bahasa indonesianya memiliki arti busur ampuh. Untuk al-fairuz, bermakna: memiliki kemampuan mengajar, dapat mengungkap ide secara intelek.

Danu lahir di kota pandeglang, pada 14 Desember, tahun 1992. Kedua orang tua nya asli orang pandeglang. Di tahun 2011, usianya baru menginjak ke 19 tahun. Masa emasnya anak remaja. Suka hal-hal yang menantang, senang berinovasi, serta memiliki sederet angan yang tinggi.

Danu memiliki paras yang rupawan, hidungnya mancung, tapi bukan mancung kelapa. Kulitnya putih ke merah-merahan, matanya agak sipit, kalu tertawa merem. Dagunya datar, tumbuh jenggot tipis di bawahnya. Rambut hitam lurus tak pernah di Blecing, suka gaya gondrong, rambut depan sering menutupi jidat.

Dia juga terkesan pintar, pintar ngomong dan berbohong. Pernah masuk peringkat sepuluh besar waktu di SMA. Prestasi terbaiknya menjadi ketua OSIS, juga ketua Pandawa, grup seni dalam sekolah.

Jika di tanya kesempurnaan? Tidak begitu sempurna. Manusia tetaplah manusia, sebaik apapun adakalanya menyakiti. Sesempurna apapun pasti pernah mengecewakan. Berinteraksi dengan manusia adalah bab panjang yang seolah tidak ada habisnya. Tidak ada hubungan antar manusia yang selalu mulus. Yang ada hanya mengedepankan toleransi dan pemakluman.

Tahun itu merupakan tahun kedua dirinya menjadi seorang penganggur. Ibunya rajin menghitung. Hampir mau di anniversary kan sebagai wujud sindiran. Dia yang lulus SMA di tahun 2009, tak berminat melamar kerja. Entah kerja di pabrik, maupun di indomaret. sebagian besar temannya banyak yang bekerja di dua nama tersebut. Ibunya rewel, agar danu mau bekerja, supaya dapat penghasilan sendiri.

Danu tidak melanjutkan pendidikannya ke Universitas yang lebih tinggi. Seperti yang di harapkan ayah. Ayahnya selalu berharap danu kuliah, dan bisa menjadi seorang guru. Walaupun tidak menjadi seorang guru, tapi kalau lulus universitas dan memiliki titel, gampang kalau mau nyaleg.

Setelah lulus SMA, danu pernah mengikuti seleksi nasional masuk Perguruan tinggi negeri (SNMPTN) sempat lolos dan masuk ke tahap lanjut, sayang berhenti di tengah jalan.

Di tahun berikutnya, atau tahun 2010. Danu punya kesempatan masuk universitas padjajaran di bandung, melalui jalur mandiri. segenap biaya akan di tanggung ayahnya leni. Tapi dengan satu perjanjian. Jika suatu saat nanti ia berhasil, maka ayah leni meminta timbal balik. Jika danu tak bisa membayarnya dengan uang, maka ia harus menikahi anaknya. Sekaligus teman dekat danu. Jelas, danu menolak.

Danu tak mau bergantung pada orang-lain, apalagi orang lain itu mengharapkan timbal balik. Mending nganggur, tapi berdiri diatas kaki sendiri. Bukan cuman numpang sukses di atas kaki orang lain.

Sebenarnya, ayahnya sanggup membiayai kuliah danu. Tapi danu enggan, lebih mengorbankan diri, demi adik-adiknya yang kulian.

Danu, bukanlah tipikal orang yang mudah jatuh cinta. Bukan pula orang yang mudah mengubah rasa. Jika satu nama sudah tertanam, sulit mencabutnya kembali. Maka tak ayal, jika perjalanan hidupnya sering menjomblo.

Sebelum bertemu dengan meera, seseorang yang bisa membuatnya jatuh hati. Danu tak pernah tahu, apa itu cinta? Bukan karena tidak ada wanita yang dekat, atau yang mau padanya. Justru banyak, seperti leni dan devi. Mereka teman sekolah di SMA dulu. sangat dekat, bahkan kedekatannya melebihi batas wajar. Bagi mereka lain, tapi bagi danu biasa saja. Jika kecantikan menjadi tolak ukur, mereka sangat cantik, bahkan, pernah jadi rebutan, para siswa SMA dulu.

Anehnya, danu tidak pernah menemukan pesan cinta diantara mereka, Yang bisa menggetarkan jiwa. Bagi danu, ini bukan lagi tentang cantik atau kaya, tapi masalah hati yang menentukan.

Danu merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adiknya berjenis kelamin perempuan. Adik yang pertama bernama delisa, terpaut tiga tahun usia darinya. Yang kedua bernama dania, usianya terpaut lima tahun dari danu.

Jarak umur berdekatan, khawatir keduluan nikah sama adik. Apalagi punya adik wanita. Banyak yang bilang : wanita lebih cepat menemukan jodohnya.

Ayahnya merupakan seorang buruh pabrik di daerah tanggerang. Pulang ke rumah dua kali dalam sebulan. Sementara ibu yang di sebutnya 'rewel'. hanya ibu rumah tangga biasa.

Danu merupakan orang yang tak bisa di kekang, enggan di suruh-suruh, tak bisa hidup di bawah tekanan. Namun orangnya aktif, humoris, juga humble. Tapi nyebelin. kadang suka bertingkah konyol. Danu merupakan pribadi yang menyenangkan, mudah bergaul, serta cepat bersosialisasi. Tak heran, jika memiliki banyak sekali teman.

belajar memaknai setiap peristiwa

Daoist5W7Ffqcreators' thoughts