Rich memasuki kafe sendirian dengan tangan kosong. Dia mencari-cari keberadaan Daniel dan akhirnya ketemu. Daniel duduk di pojok kafe.
Rich berjalan menghampiri Daniel yang memakai kaos biru gelap dibalut dengan jas putih dipadu dengan celana hitam.
"Halo Rich!" sapa Daniel.
"Kita perjelas sekarang. Apa yang kau inginkan?" Rich duduk di depan Daniel dan bertanya langsung ke inti permasalahan.
"Sabar. Ayo kita minum dulu. Pelayan!!" Daniel memanggil pelayan kafe.
"Dua gelas anggur" perintah Daniel.
"Aku gak minum anggur!" Tegas Rich.
"Cepat ya!" Perintah Daniel pada pelayan kafe dan mengabaikan perkataan Rich.
"Jadi ayo kita bicara" ucap Daniel.
"Kamu sebenarnya ngincar siapa?" Tanya Rich.
"Siapapun yang mengancam keberadaan ku maka dia yang aku incar" jawab Daniel.
"Aku yang menjadi ancaman mu jadi kamu hanya mengincar ku, oke" Tegas Rich.
"Kita minum dulu, oke" Daniel menuangkan anggur ke gelas Rich.
Jangan pernah sentuh orang-orang terdekat ku!" Ancam Rich.
"Khususnya Nara, bukan?" Daniel memperjelas ancaman Rich.
"Intinya jangan sentuh keluarga ku!" Kata Rich.
"Keluarga mu? Artinya aku bisa menyentuh Nara?" Tanya Daniel.
"Dia juga tidak boleh!" Jawab Rich.
"Kenapa? Dia bukan keluarga mu. Dia hanya mantan istrimu!" Kata Daniel.
"Jangan pernah kau menyentuhnya!" Rich memperingatkan Daniel sambil memegang baju kaos Daniel.
"Relax, bro" Daniel mendorong Rich.
"Ingat itu!" Tegas Rich.
Daniel tersenyum licik sambil merapikan jas nya lalu memberikan isyarat pada anak buahnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Rich.
"Lakukan apa yang harus aku lakukan" jawab Daniel.
Beberapa saat kemudian pengunjung kafe keluar dan hanya menyisakan beberapa orang saja. Rich curiga terhadap Daniel. Ia lalu meraba-raba saku jaketnya, biasanya ada sebuah pistol yang ia bawa disitu.
"Oh shit! Aku lupa bawa pistol!" Gerutu Rich di dalam hatinya.
"Ada apa tuan Collingwood? Apa ada yang salah?" Tanya Daniel.
"Gak, gak ada yang salah" jawab Rich.
"Sekarang hanya tinggal kita berdua. Ada yang ingin disampaikan?" Tanya Daniel.
"Kita gak berdua. Ada beberapa orang disini" kata Rich.
"Kita akhiri saja sekarang!" Kata Daniel.
"Apa maksudmu?" Rich tak mengerti.
Dhoom!!! Sebuah peluru menusuk ginjal kanan Rich dari belakang. Rich melihat ke belakangnya. Terlihat salah satu anak buah Daniel bersiap untuk menembak Rich.
"Aku sudah katakan bukan, kita akhiri saja ini!" Tegas Daniel.
Dhoom!!! Satu peluru menusuk perut Rich dan membuatnya meringis kesakitan.
"Brengsek kau! Dasar pecundang! Menyerang orang yang tidak bersenjata dan dari belakang adalah tindakan pengecut!" Gerutu Rich.
"Bukannya kau juga menembak beberapa anak buahku yang gak bersenjata dulu? Jadi kita sama-sama pecundang!" Kata Daniel.
Dhoom!!! Suara tembakan kembali terdengar. Sebuah peluru kembali menusuk perut Rich.
Rich meringis kesakitan dan memegang perutnya yang mulai mengeluarkan banyak darah.
"Rich!!!!!" Sebuah teriakan nama rich menggema di dalam kafe itu.
Rich menoleh ke arah suara itu dan menemukan seorang wanita berdiri di pintu dengan pistol di tangannya.
"Kamu lagi, kamu lagi!" Gerutu Daniel.
Wanita itu melangkah mendekati Rich dengan pistol yang siap menembak.
"Berhenti disitu atau akan ku tembak" ancam Daniel.
Wanita itu tidak berhenti dan mengabaikan ancaman Daniel. Ia melanjutkan langkahnya.
"Jangan kemari. Kau bisa mati jika berada di dekatku!" Rich mencoba menghentikan langkah wanita itu dengan terbata-bata.
Dhoom!!! Anak buah Daniel menembak langit-langit kafe dan memberikan peringatan agar wanita itu berhenti melangkah. Tapi wanita itu tak takut dan malah makin mempercepat langkahnya.
Dhoom!!! Satu anak peluru menusuk perut Rich. Wanita itu kaget dan langsung berlari ke arah Rich.
"Bunuh dia sekarang!" Perintah Daniel pada anak buahnya agar segera menghabisi wanita itu.
Anak buah Daniel lalu membidik wanita itu namun tiba-tiba anak buah Daniel mati seketika tertembak peluru sniper tepat di jantung mereka.
"Berhenti atau aku tembak!" Daniel mengancam dengan menodongkan pistolnya ke arah wanita itu.
Wanita itu langsung menembakkan peluru tepat di paru-paru Daniel.
"Dasar wanita gak punya harga diri!" Gumpat Daniel dengan terbata-bata.
"Ini pembalasan untukmu dari Sam. Selamat tinggal!" Wanita itu kemudian menembakkan peluru tepat di jantung Daniel lalu sekali lagi tepat di perut Daniel. Daniel tewas seketika.
Wanita itu berjalan ke arah Rich yang masih bertahan dengan darah yang bercucuran dari perutnya. Rich meringis kesakitan untuk kesekian kalinya.
"Gracias (terimakasih)" Rich menahan rasa sakitnya.
"Jangan banyak bicara dulu. Kami akan membawamu ke rumah sakit" ucap wanita itu.
"Mungkin aku gak bisa bertahan lama lagi" ucap Rich terbata-bata.
Wanita itu menempel jari telunjuknya di bibir Rich agar ia jangan banyak bicara. "Pria yang aku cintai itu kuat"
Wanita itu memegang pipi Rich dan tersenyum menyakinkan. Rich memegang tangan wanita itu lalu me ciumnya.
"Gracias Nara!" Rich tersenyum.
Wanita yang tak lain adalah Nara membalas senyuman Rich. Tiba-tiba Rich kehilangan kesadarannya. Nara khawatir dan memanggil anak buahnya untuk masuk dan membawa Rich ke rumah sakit.
*** *** ***