webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Adolescente
Classificações insuficientes
405 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

329. Pokoknya Harus Nurut

"Wah. Hebat ya kamu," ujar Pradita terkesima. "Usia segini mikirnya udah jauh ke depan. Kamu sih enak, ada papa kamu yang selalu dukung kamu. Kalau aku sih, udah bisa makan sehari-hari aja udah cukup, Bar."

Bara meringis mendengar perkataan Pradita. Salahnya sendiri, seharusnya Pradita jangan berkata seperti itu. Ia jadi terdengar begitu miskin dan menyedihkan. Mau apa dikata, memang seperti inilah keadaannya. Ia tidak akan mengaku-ngaku memiliki segalanya jika pada kenyataannya ia memang hanya seperti ini.

"Aku masih harus beresin dulu utang papa aku. Seudah itu, aku baru kerja. Eh, aku udah cerita ke kamu ya."

Bara mengangguk. "Iya, Yank. Kamu udah pernah cerita. Aku pengen sih yang terbaik buat kamu. Kalau kamu mau, aku bakalan bantuin kamu supaya kamu bisa dapet beasiswa."