webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Adolescente
Classificações insuficientes
405 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

278. Utang Budi

Suara dering telepon membuat Bara terlonjak kaget. Tangannya meraba-raba kasurnya, mencari sumber suara. Matanya terbuka sedikit sambil melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Bara duduk sambil menggosok-gosok matanya dan kemudian menekan tombol angkat telepon. "Halo," ucapnya dengan suara parau.

"Halo, Bara," ucap Via dari sebrang sana. Ia terdengar begitu ceria dan bersemangat.

Bara melihat jam di dinding kamarnya. Sekarang sudah pukul setengah sembilan pagi. Ia bangun kesiangan. Biasanya selama masih duduk di kelas dua belas, ia sangat rajin bangun pagi. Namun, semenjak kuliah, ia jadi agak pemalas.

Bara mengingat-ingat sekarang hari apa, ada kuliah apa, jam berapa, dan sebagainya. Berbagai pikiran merasukinya sekaligus membuatnya terjaga seketika.

"Kamu baru bangun ya?" ujar Via.

"Hmmm. Ada apa telepon aku?" tanya Bara sambil mengusap wajahnya.

Via terkekeh. "Gak apa-apa. Iseng aja. Nanti siang sepulang sekolah, aku boleh main ke rumah kamu gak?"

"Hah? Buat apa?"