“Lydia, Sayang.”
“Ya, Ma.” Lydia yang sedari tadi melamun mendonggak menatap ibunya yang berbaring rendah di ranjang rumah sakit.
“Kamu kenapa sih? Melamun saja dari tadi. Mana menghela napas terus. Kerjaannya lagi banyak ya?” tanya Liani prihatin dengan anaknya itu.
“Ya gitu deh, Ma. Mana aku khawatir banget sebentar Mama sudah mau operasi,” jawab Lydia yang duduk di kursi dekat ranjang ibunya.
Karena ini hari sabtu, kemarin Lydia yang menginap di rumah sakit. Dia ingin menjaga ibunya dan mengurus administrasi dulu sebelum ibunya dioperasi. Lagi pula Kenzo juga perlu istirahat dengan nyaman di kasur. Jadi kini giliran Lydia yang tidur di kursi.
“Pagi Tante.”
Suara cempreng Vanessa, sahabat Lydia membuat seisi ruangan berbalik. Bahkan pasien yang di sebelah pun menoleh, membuat para tamu yang datang nyengir seketika.
“Jangan terlalu keras suaranya,” Cinta menoyor tubuh gempal Vanessa.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com